Berita Nasional

Pilpres 2024 Masih Lama, Namun Berseliweran Nama Calon Presiden Selain Prabowo, Ada Penantang Wanita

Pilpres 2024 Masih Lama, Namun Berseliweran Nama Calon Presiden Selain Prabowo, Ada Penantang Wanita

Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berbincang dengan Ketua Komisi I DPR Meutia Hafid menjelang rapat di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/11/2019). Rapat bersama antara DPR dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) membahas rencana kerja Kemhan tahun 2020 beserta dukungan anggarannya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

"Bang Surya Paloh selalu menyebut bahwa di antara calon-calon itu Partai Nasdem menyebut di antara calon Presiden yang diperhatikan adalah Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa," katanya menyebut.

Lantas, M. Qodari menyinggung nama Gubernur Jawa Tengah ( Jateng ), Ganjar Pranowo.

"Sengaja enggak disebut Ganjar, takut Ibu Mega pulang lagi enggak jadi menghadiri acara," ucap M. Qodari terkekeh.

Menyinggung soal Pilpres 2024, M. Qodari mengungkapkan nama Anies Baswedan disebut pertama kali oleh Surya Paloh.

ROCKY Gerung Disebut Stres karena Prabowo Gagal Pilpres: Saya Masuk Kabinet Dipimpin Said Didu

Pengurusan IMB di Kerinci Sangat Minim, DPMPTSPTK Ungkap Kendala dan Solusi ke Depannya

"Yang disebut pertama bang itu Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta. Nah ini baru masuk kacamata politiknya, Bang," kata M. Qodari.

Lantas, M. Qodari memberikan imbauan kepada Anies Baswedan.

"Memang Bung Anies harus betul-betul hati-hati karena semua aspek ini bisa dianggap sebagai bagian atau proses menuju Pilpres 2024 yang akan datang," ujar M. Qodari.

M. Qodari menyebut berbagai masalah dan tuduhan yang diarahkan ke Anies Baswedan bisa jadi merupakan serangan politik menuju Pilpres 2024 mendatang.

Sakit Ashanty Disebut Makin Parah, Anak Indigo Katakan Penyakit Istri Anang Dikaitkan dengan Mistis

Rayakan Hari Jadi, UKM IPTEK STMIK Nurdin Hamzah Gelar Iptek Expo 2019

"Jadi yang namanya masalah, yang namanya kontroversi, yang namanya anggap lah serangan politik kan biasanya begitu, tuh. Kalau ada kritik, ada tuduhan, ada masukan, kadang-kadang kepala daerah itu bilang ini bersifat politis, kan gitu kan," kata M. Qodari.

Lebih lanjut, M. Qodari mengungkap dugaan adanya motif politik yang melatarbelakangi penemuan APBD janggal DKI Jakarta.

"Jadi, bisa jadi ada motif-motif politik yang kita pada hari ini belum tahu apakah itu betul atau tidak. Tapi bisa saja orang mengatakan, William juga harus siap ya dengan tuduhan begini, jadi yang bisa dituduh itu bukan cuma Anies, tapi William juga bisa dituduh," katanya.

Menjadi orang pertama yang menyoroti isu APBD janggal DKI Jakarta, William Aditya Sarana disebutnya harus siap terhadap segala tuduhan yang mungkin saja menyerang.

Bocoran Spesifikasi Samsung A51, Penerus Seri Terlaris A50, dengan Lensa Mikro 5 MP

Fakta Detik-detik Penangkapan Bos KKB Papua oleh TNI dan Polri Jelang HUT OPM Tanggal 1 Desember

"Bahwa William melemparkan isu Aibon ini atau skandal (lem) Aica Aibon ini dalam tanda kutip karena belum jadi masalah korupsi ya baru indikasi di dalam anggaran ini adalah tanda kutip serangan politik," ujar M. Qodari.

Lantas, M. Qodari menyinggung tentang Partai Solidaritas Indonesia ( PSI ) yang menaungi William Aditya Sarana.

M. Qodari menyinggung soal beberapa kemungkinan agenda politik PSI.

Halaman
1234
Sumber: Suar.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved