WASPADA Macan Tutul Keluar Dari Hutan, Petani Kopi Tewas Diterkam
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan menurunkan tim untuk melihat kondisi hutan di sekitar Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung
WASPADA Macan Tutul Keluar Dari Hutan, Petani Kopi Tewas Diterkam
TRIBUNJAMBI.COM- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan menurunkan tim untuk melihat kondisi hutan di sekitar Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Kabupaten Lahat.
Hal ini terkait terkait tewasnya Kuswanto (53), petani kopi yang diterkam macan tutul ketika sedang beraktivitas.
Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan menjelaskan, macan tutul itu keluar dari habitatnya lantaran diduga mengalami tekanan di tempat mereka tinggal, seperti pembalakan liar, kebakaran hutan atau adanya pembukaan lahan baru.
• HENDAK Mesum Dalam Mobil, Kades Tewas Kena Sarangan Jantung, Celana Dalam dan Pil Jadi Barang Bukti
• PENJELASAN Manajemen Batik Air Soal Pilot Pingsan Sehingga Pesawat Mendarat Darurat di Kupang
• Berani! Billy Syahputra Rekam Nikita Mirzani di Kamar Mandi saat Lakukan Hal Ini, Bikin Heboh
Menurut Genman, wilayah tempat terjadinya konflik antara satwa liar dan warga tersebut memang berdekatan dengan hutan lindung.
"Kebun tersebut berada di luar kawasan hutan lindung. Artinya, macan tutul tersebut keluar dari habibat aslinya.Kemungkinan kalau secara umum ada tekanan dan gangguan sehigga menyebabkan satwa itu keluar," kata Genman, Minggu (17/11/2019).
Tim dari BKSDA Sumsel pun telah dikirimkan untuk mengetahui penyebab satwa tersebut keluar dari habitatnya.
Setelah kajian tersebut dilakukan, mereka baru akan memutuskan untuk menentukan titik yang tepat memasang jebakan kamera.
"Kita belum tahu berapa jumlah macan tutul disana. Tim sedang dilapangan," ujarnya.
• Rencana Pemkot Jambi Ajukan Pinjaman Rp400 Miliar, Fasha Surati Kejari Jambi dan KPK
• SESAAT LAGI Siaran Langsung MotoGP Valencia, Live Streaming Balapan Terakhir Jorge Lorenzo di MotoGP
• Dampak Pembukaan CPNS, Pembuat e-KTP di Tebo Membludak
Pada umumnya, menurut Genaman, macan tutul merupakan hewan yang tidak memliki kebiasaan untuk menyerang manusia dibandingkan harimau.
Fenomena tersebut akan dijadikan kajian oleh BKSDA Sumsel untuk melihat gangguan seperti apa yang dialami hewan bernama latin panthera pardus itu.
"Kita sampaikan agar masyarakat tidak melakukan hal-hal yang mengganggu habitat satwa. Kalau itu habitat satwa, alokasikan, jangan di ganggu,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kuswanto (53) petani kopi di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan harus meregang nyawa setelah diterkam seekor macan tutul di Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, ketika sedang memetik kopi di kebunnya sendiri, Minggu (17/11/2019).
• Empat Fakta Kondisi Terkini Erupsi Gunung Merapi, Radius Bahaya Dikosongkan 3 km Dari Puncak
• Ini Sosok Rizky yang Bawa Kabur 2 Motor Baim Wong, Ditangkap Polisi dan Dulu Ngaku Penggemar Mak Iro
• Dukcapil Kota Jambi Buka Posko Pengaduan untuk Pendaftaran CPNS
• SIAPA Sebenarnya Arvila Delitriana, Namanya Melambung Usai Dipuji Presiden Jokowi di Twitter
Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 10.00 WIB korban sedang memetik kopi di area perkebunan.
Mendadak Yansyah yang merupakan teman korban, mendengar suara jeritan Kuswanto.
Jeritan itu membuat Yansyah menuju sumber suara untuk melihat keadaan Kuswanto.
Ia terkejut melihat temannya itu sudah berlumuran darah.