Berita Selebritis

Rambut Rontok hingga Kesemutan, Ini Deretan Gejala Awal Autoimun Seperti yang Dialami Ashanty

Istri Anang Hermansyah ini mengatakan, akibat memiliki penyakit Autoimun, ia tak bisa konsumsi antibiotik. "Kalau flu, batuk enggak boleh minum

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram
Anang Hermansyah dan Ashanty 

Rambut Rontok hingga Kesemutan, Ini Deretan Gejala Awal Autoimun Seperti yang Dialami Ashanty

TRIBUNJAMBI.COM - Penyanyi Ashanty mengaku kondisi kesehatannya sedang menurut dalam beberapa hari belakangan ini.

Istri Anang Hermansyah ini mengatakan, akibat memiliki penyakit Autoimun, ia tak bisa konsumsi antibiotik.

"Kalau flu, batuk enggak boleh minum antibiotik, enggak boleh minum obat karena gejala autoimun itu," kata Ashanty.

Setelah itu, Ashanty menunjukkan kondisi lengannya yang bengkak setelah disuntik.

Ashanty dan Anang Hermansyah
Ashanty dan Anang Hermansyah (Instagram Ashanty)

Awalnya, Ashanty disuntik vitamin C untuk menambah daya tahan tubuhnya.

Namun, ternyata reaksi tubuhnya tidak baik karena penyakit autoimum.

"Kemarin disuntik bengkak kayak gini. Punya penyakit kayak aku, disuntik tuh meradang pembuluh darahnya," jelas dia.

Menurut Ashanty, bengkak di lengannya baru kempis dalam waktu dua hari.

Ashanty baru saja berulang tahun yang ke-35 pada Senin (4/11/2019).

Pada hari ulang tahunnya, Ashanty mengaku sedang tidak enak badan.

Kedua anaknya, Azriel dan Aurel pun mengucapkan ulang tahun sekaligus memberikan doa untuk kesembuhan ibu sambungnya itu.

Ramalan Cinta Zodiak (9/11) - Pisces Jomblo Kembali ke Masa Lalu, Libra Makin Mesra, Gemini Tegang

ARTIS Kontroversial Ini Tak Diakui Sebagai Ibu Oleh Anak Kandungnya, WhatsApp dan Instagram Diblokir

Apa itu penyakit Autoimun?

Dilansir dari Healthline, penyakit Autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari kuman tidak dapat membedakan sel asing dengan sel tubuh.

Akibatnya, sistem kekebalan tubuh malah keliru menganggap tubuh sebagai sel asing dan melepaskan protein bernama autoantibodi yang menyerang sel sehat.

Secara total, ada sekitar 80 jenis penyakit Autoimun.

14 di antaranya yang paling umum mencakup diabetes tipe 1, rheumatoid arthritis (RA), psoriasis, multiple sclerosis dan lupus.

Penyebabnya

Sayangnya, hingga saat ini penyebab penyakit Autoimun belum dapat dipastikan.

Namun, memang ada orang-orang yang lebih berisiko terkena penyakit autoimun.

Perempuan misalnya, dua kali lipat lebih mungkin terkena penyakit Autoimun, terutama pada rentang usia 14-44 tahun.

Penyakit autoimun lupus juga lebih sering terjadi pada orang dengan ras Afrika-Amerika dan Hispanik.

Kerentanan terhadap beberapa penyakit Autoimun, seperti multiple sclerosis dan lupus, juga bisa diturunkan dalam keluarga.

Di sisi lain, para peneliti juga menduga adanya faktor lingkungan, seperti infeksi, paparan bahan kimia dan pola makan yang tidak sehat, dalam memicu penyakit autoimun.

Akan tetapi, hingga saat ini hal ini belum dapat dipastikan.

Ashanty derita penyakit autoimmune
Ashanty derita penyakit autoimmune (Istimewa)

Gejalanya

Banyaknya jenis dari penyakit Autoimun membuat gejalanya juga jadi beragam.

Namun, ada beberapa gejala khas yang bisa dianggap sebagai gejala awal penyakit Autoimun dan perlu diperiksakan lebih lanjut.

Gejala awal ini meliputi kelelahan, otot pegal, bengkak dan muncul ruam, demam ringan, sulit berkonsentrasi, mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki, rambut rontok dan ruam kulit.

Pada penderita diabetes tipe 1, penyakit ini juga menyebabkan rasa haus ekstrem dan penurunan berat badan.

Pada penderita psoriasis, gejala seperti bercak bersisik yang gatal dan kering bisa datang dan pergi.

Ramalan Cinta Zodiak (9/11) - Pisces Jomblo Kembali ke Masa Lalu, Libra Makin Mesra, Gemini Tegang

Ayahanda Meninggal Dunia, Olga Lydia Terharu Jokowi Sempatkan Datang Melayat ke Rumah Duka

Pemeriksaan

Apabila Anda menduga mengalami penyakit autoimun, segeralah datangi spesialis berdasarkan gejala yang muncul.

Sebagai contoh, periksalah ke ahli reumatologi untuk penyakit Autoimun yang menyerang sendi, ahli gastroenterologi untuk penyakit Autoimun yang menyerang saluran GI, dan dokter kulit untuk penyakit Autoimun yang menimbulkan gejala di kulit.

Ketika mendiagnosis penyakit Autoimun, dokter biasanya akan melakukan beberapa tes, pemeriksaan fisik dan mengulas gejala yang dirasakan.

Salah satu tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis penyakit autoimun adalah tes antibodi antinuklear (ANA).

Bila tes ANA terbukti positif, dokter lantas akan melakukan tes lain untuk mencari autoantibodi spesifik yang diproduksi oleh penyakit autoimun tertentu.

Sumber: KOMPAS.com/Gloria Setyvani Putri/Dian Maharani, Tribun Batam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved