Berita Nasional
Bukan Cuma Prabowo & Mahfud MD, Rocky Gerung Turut Tanggapi Pemilihan Nadiem Makarim Jadi Mendikbud
Bukan Cuma Prabowo & Mahfud MD, Rocky Gerung Turut Tanggapi Pemilihan Nadiem Makarim Jadi Mendikbud
Bukan Cuma Prabowo & Mahfud MD, Rocky Gerung Turut Tanggapi Pemilihan Nadiem Makarim Jadi Mendikbud
TRIBUNJAMBI.COM - Kabinet Indonesia Maju di Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-KH Maruf Amin masih jadi perdebatan hingga kini.
Tak lain karena para menteri yang ditunjuk Jokowi. Seperti halnya tanggapan dari Pengamat politik, Rocky Gerung yang menanggapi CEO Gojek, Nadiem Makarim yang kini menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) 2019-2024.
Menurut Rocky Gerung, penunjukkan itu kurang tepat.
Dilansir TribunWow.com melalui channel YouTube Rocky Gerung Official, Rocky Gerung menyayangkan sikap presiden yang ingin melakukan transformasi dunia pendidikan.
• Ini yang Bakal Terjadi Bila Nadiem Makarim Lanjut Jadi Mendikbud, Banyak Pihak Mempertanyakan
• Nadiem Makarim Tak Layak Mendikbud? Effendi Ghazali Ungkap Fakta Alasan Jokowi Memilih Ex CEO GoJek
• PENGAMAT Soroti Pendidikan Nadiem Makarim di Luar Negeri, Karni Ilyas: Apa Dia Tahu Kondisi di Sini?
• Keresahan Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Nadiem Makarim Masuk Kabinet Indonesia Maju, Kenapa?
• Buka Suara Terkait Video Syur Mirip Gisella Anastasia, Gading Marten: Gue Kan Mantan Lakinya, Tahu!
• Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Kerinci Anjlok, Dinas Perkebunan Tak Tahu Sebabnya
"Kontroversi dari dunia pendidikan, kan presiden waktu pelantikan dia menganggap bahwa pendidikan di Indonesia itu bisa diselesaikan lewat fasilitas aplikasi," kata Rocky Gerung.
Padahal menurut mantan pengajar UI ini, masalah yang tengah dihadapi pendidikan Indonesia adalah masalah pemerataan pendidikan.
"Padahal problem pendidikan kita justru ketimpangan kecerdasan di daerah karena ada hubungannya dengan kesehatan yang buruk, enggak stabil, itu enggak mungkin dijadikan algoritma," kata Rocky Gerung.
Menurutnya, standar pendidikan di berbagai kota di Indonesia itu berbeda-beda.
"Kalau dikatakan harus ada standar pendidikan, di mana mau dijadikan standar pendidikan? Di Jakarta, menengah misalnya di Solo? Atau yang ada di Bau-bau, jadi ada kesulitan di bidang-bidang itu," jelasnya.
"Bidang-bidang lain juga alami hal yang sama karena presiden taruh orang, karena dipesan untuk di situ, bukan karena pengetahuan dia dari orang itu," katanya.
Lantas, ia kembali menyinggung Nadiem Makarim.
Rocky Gerung menilai penunjukkan Nadiem Makarim oleh Presiden Jokowi hanya faktor personal.
• Guyonan Ruhut Sitompul Tanggapi APBD DKI soal Lem Aibon: Dibelikan Es Cendol Bisa Banjir Jakarta
"Kan dia enggak punya pengetahuan tentang itu, dia punya kesenangan. Dengan Nadiem dia senang bahwa Nadiem bisa memperlihatkan potensi Indonesia masuk ke 4.0 ," kata dia.
Tak berhenti di sana, Rocky Gerung menilai bahwa kebijakan-kebijakan yang modern belum tentu bisa sesuai atau akan susah diikuti oleh sekolah-sekolah di daerah-daerah pelosok.
"Tapi itu juga berbahaya, sebab pendidikan Indonesia tidak dirancang untuk menghasilkan robot yang diatur kurikulumnya secara algoritnis."
"Jadi lokal konten itu pasti enggak mungkin fit in (cocok) dengan suasan pendidikan di Ibukota," papar dia.