Siapa Sebenarnya Edy Junaedi? Namanya Jadi Sorotan Sejak Zaman Ahok Hingga Anies Baswedan Ternyata

Setelah heboh kabar anggaran Rp 5 miliar untuk influencer, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Edy Junaedi mengundurkan diri dari jabat

Editor: rida
kompas.com
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Edy Junaedi di DPRD, Jakarta, Senin (28/10/2019).(KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA) 

TRIBUNJAMBI.COM- Setelah heboh kabar anggaran Rp 5 miliar untuk influencer, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Edy Junaedi mengundurkan diri dari jabatannya pada Kamis (31/10/2019).

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Chaidir mengatakan, pengunduran diri Edy atas kemauan sendiri dan tidak kaitannya dengan kasus anggaran Rp 5 miliar untuk membayar influencer dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020.

"Tidaklah, tidak ada kaitan ke situ (anggaran influencer). Dia mau mengundurkan diri saja, mengundurkan diri atas permintaan sendiri," kata Chaidir saat dikonfirmasi, Jumat (1/11/2019).

Chaidir menambahkan, setelah mengundurkan diri, Edy berniat menjadi staff anjungan Taman Mini Indonesia Indah (TMMI).

"Dia ingin ke sana minatnya, ingin jadi staf anjungan Taman Mini," ujar Chaidir.

Pejabat eselon II termuda Sosok Edy sudah tidak asing lagi di kalangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dirinya diangkat menjadi pejabat eselon II termuda saat dipercaya menjadi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 oleh Gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok).

Usianya saat itu baru menginjak 39 tahun.

Ahok mengangkat Edy bukan tanpa sebab, pria lulusan IPDN dan Universitas Padjajaran itu dinilai kerap menorehkan prestasi dan inovasi sebelum menjabat jadi Kadis PMPTSP.

Dikutip dari situ Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), ketika menjabat Camat Kepulauan Seribu Utara pada 2008 hingga 2011, Edy berhasil meraih Camat berprestasi ke-1 dalam Anugerah Gubernur Provinsi DKI Jakarta Karya Praja Utama Nugraha tahun 2010.

VIDEO Viral: Polisi di Tebing Tinggi Pukul Kepala Sopir Ambulans, Dibalas Sampai Nyaris Adu Jotos

5 Artis Cantik Ini Sering Pamer Otot dan Perut Six Pack, Tetap Seksi dan Tak Peduli Kala Dibully

Detik-detik Wakil Gubernur Bangka Belitung Dikepung Massa Tambang Timah

Kemudian, saat menjabat sebagai Kabid Informatika dan Pengendalian BPBD pada tahun 2011 hingga 2014, Edy bekerja sama dengan World Bank (Bank Dunia) dan AIFDR membuat Peta Banjir Jakarta.

Berkat hal itu, Edy meraih Gold Medal (medali emas) pada Kompetisi Tahunan di Washington DC 2013.

Terobosan saat pimpin DPMPTSP DKI Melalui kepemimpinan Edy, DPMPTSP DKI Jakarta meraih berbagai penghargaan dari sejumlah lembaga berkat inovasi dan prestasi dalam hal pelayanan publik.

Inovasi program tersebut antara lain, membangun mal pelayanan publik pertama di Indonesia pada tahun 2017, inovasi SIUP TDP Online, AJIB (Antar Jemput Izin Bermotor) pada Januari 2016, meluncurlan Jakarta Investment Centre (JIC), dan lainnya.

Sejumlah program itu terus dikembangkan dan berinovasi sehingga menelurkan program-program lainnya seperti, PTSP Goes To Mall.

5 Kali Seminggu, Rute Baru Citilink Jambi-Jakarta (PP) Lewat Bandara Halim Perdanakusuma

Daftar Lengkap Formasi yang Dibutuhkan di Penerimaan CPNS 2019 Kementerian, Syarat dan Dokumen

Ban Truk Meletus, Tukang Tambal Ban Satria Tewas Terpental, Rekannya Kritis

Program tersebut semakin mempermudah masyarakat dalam hal perizinan usaha.

"PTSP Goes to Mall merupakan inovasi yang lahir dengan penggabungan konsep sinergitas dan komunikasi masyarakat guna mewujudkan keterlibatan seluruh pihak dalam mewujudkan pelayanan publik yang prima di Jakarta", ujar Edy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/10/2018).

Spanduk pengumuman terkait penutupan usaha terpasang di depan Hotel Alexis di Jakarta, Rabu (28/3/2018).

A
Terhitung Selasa, 27 Maret kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan bahwa Pemprov DKI Jakarta mencabut izin usaha Hotel Alexis dan sejumlah unit usaha di dalamnya.(MAULANA MAHARDHIKA)

Berperan tutup Hotel Alexis

Pada awal Maret 2018, Hotel Alexis yang terletak di Jalan Kampung Bandan, Pademangan, Jakarta Utara, ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Adapun penutupan itu berawal dari penolakan permohonan perpanjangan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Hotel dan Griya Pijat Alexis kepada DPMPTSP DKI pada Oktober 2017.

Penolakan tersebut merupakan tindakan lanjutan atas laporan masyarakat ataupun informasi media massa.

Pengendara Motor Pakai Jaket TNI Terciduk Polisi Militer, Ini yang Terjadi Selanjunya

FAKTA Oknum Polisi Hentikan Paksa Ambulans yang Sedang Bawa Pasien Hingga Nyaris Adu Jotos

Viral Pernikahan Dini, Bocah Laki-laki dan Gadis 20 Tahun di Pamekasan, Nikah Sama Adik

Afridza Munandar Meninggal Dunia! Dikenal Sebagai Pembalap Muda Berprestasi dan Stylish

"Beberapa bulan belakangan ini, banyak sekali laporan masyarakat dan informasi di media massa yang mengangkat mengenai praktik prostitusi di Hotel Alexis," kata Edy melalui keterangan resmi, Senin (30/10/2017).

Saat itu, izin operasional hotel tersebut habis pada September 2017, dengan tidak diperpanjangnya izin, maka hotel itu tidak boleh beroperasi kembali.

"Mereka mengajukan izin pada saat izinnya sudah habis, Kami dengan berbagai pertimbangan tidak memperpanjang," ujar Edy.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kiprah Edy Junaedi: Eselon II Termuda, Berperan Tutup Alexis, Hingga Mengundurkan Diri"

Penulis : Dean Pahrevi
Editor : Sabrina Asril

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved