Puluhan Relawan Diterjunkan Evakuasi Mayat di Gunung Dempo,Benarkah Pendaki Asal Jambi yang Hilang?
Saat ini tim mulai menyusun rencana pergerakan untuk melakukan evakuasi mayat di Gunung Dempo tersebut
TRIBUNJAMBI.COM - Temuan mayat dikawasan Kawah Gunung Api Dempo (GAD) oleh tim Wanadri langsung direspon oleh para relawan yang ada dikawasan Tugu Timau.
Saat ini tim mulai menyusun rencana pergerakan untuk melakukan evakuasi mayat di Gunung Dempo tersebut.
Saat ini sudah ada sekitar 40 anggota tim standby di puncak Gunung Dempo.
Teka-teki identitas mayat tersebut masih menunggu evakuasi, pasalnya 2 pendaki asal Jambi hilang misterius beberapa waktu lalu.
• Di Indonesia Dicari untuk Dimakan Jadi Obat, Ikan Jenis Ini di Amerika Malah untuk Dimusnahkan
Namun agar proses evakuasi bisa berjalan cepat tim kembali mengirim puluhan anggota lagi untuk membantu jalannya evakuasi korban.
Salah satu Koordinator tim, Akbar Zambrullah mengatakan, saat ini puluhan relawan dan Tagana sudah disiapkan untuk membantu evakuasi mayat yang ditemukan dikawasan Kawag GAD tersebut.
"Kita sudah menyiapkan tim lagi untuk membantu proses evakuasi."
"Tim dari Tagana, Wanadri, Forpa, Hiawata, Wigwam dan relawan. Tim ini akan membantu proses evakuasi saat jenazah sudah dievakuasi dari kawah GAD tersebut," ujarnya.
Koordinator Tim Wanadri, Fandi Alias Otek menambahkan, bahwa saat ini tim sudah ada diatas sebanyak 40 orang. Mereka sudah mempersiapkan semua peralatan untuk melakukan evakuasi korban.
• Viral, Keranjingan Main HP Mata Anak Ini Keluarkan Nanah, Dokter Ungkap Fakta Sebenarnya
"Tim sudah lengkap dipelataran dengan peralatan Mountenering yang sudah di siapkan untuk evakuasi," katanya.
Untuk proses evakuasi harus direncanakan dengan baik mengingat medannya yang cukup ekstrem.
"Kita akan susun rencana yang baik untuk evakuasi. Medannya sangat ekstrem jadi perlu perhitungan yang matang," jelasnya.(one)
• Nama Didi Kempot Digadang Tumbangkan Gibran di Pilkada Solo 2020, Pengamat: Sentimen Politik Dinasti
Sebelumnya, setelah hampir 15 hari melakukan pencarian terhadap dua pendaki yang dinyatakan hilang sejak 15 Oktober 2019 tim pencarian mandiri hari ini menemukan mayat dikawasan Kawah Gunung Dempo.
Mayat tersebut ditemukan dikawasan kawah arah timur. Mayat belum bisa diidentifikasi karena lokasinya berada dibawa bibir kawah sedalam 300 meter.
Penemuan mayat ini ditemukan pertama oleh tim Wanadri.
Informasi yang dihimpun sripoku.com, Minggu (3/11/2019) menyebutkan, penemuan mayat ini pertama oleh Indra dan Wahyudi.
Keduanya saat melakukan pencarian dikawasan Timur mencurigai jika ada baju warna biru muda dikawasan kawah Api Dempo.
Koordinastor Wanadri, Fandi Alias Otek membenarkan jika tim pencarian pendaki hilang menemukan sesosok mayat yang tergeletak dikawasan Kawah Gunung Api Dempo (GAD).
BREAKING NEWS : Tim Wanadri Pencari Pendaki Hilang di Gunung Dempo Temukan Mayat Dekat Kawah Gunung (Handout/WANADRI)
"Bener tim Wanadri Indra dan Wahyudi yang melaporkan bahwa mereka menemukan mayat yang ada dikedalaman 300 meter dari bibir Kawah Gunung Api Dempo," ujarnya.
Mayat tersebut pertama dicurigai hanya plastik biru saja.
Namun saat dilihat menggunakan tropong terlihat jelas jika itu merupakan mayat manusia.
"Tim terpaksa turun kekawah untuk memastikan jika itu adalah mayat."
"Namun karena lokasinya curam dan tinggi tidak bisa sampai kelokasi mayat. Tapi saa dilihat memggunakan tropong tampak jelas itu mayat," jelasnya.
Tim rencananya hari ini akan langsung melakukan evakuasi.
Bahkan tim sudah mempersiapkan semua perlengkapan untuk melakukan evakuasi.
"Namun kita belum bisa memastikan apakah mayat ini merupakan salah satu dari dua pendaki yang kita cari," tegas Otek.(one)
Kalung Jumadi Ditemukan di Bibir Kawah, Misteri Pendaki Asal Jambi Hilang di Gunung Dempo
Pencarian pendaki asal Jambi hilang di Gunung Dempo, Pagaralam, Sumatera Selatan, menemukan hasil.
Kalung Jumadi, pendaki asal Jambi, ditemukan di bibir Kawah GAD.
Proses pencarian dua pendaki asal Muaro Bungo Provinsi Jambi yakni M Fikri Sahdila (17) dan Jumadi (26) sampai hari kesepuluh.
Meskipun tim SAR gabungan telah menemukan banyak petunjuk dengan temuan barang milik Jumadi salah satu pendaki yang hilang tersebut, namun sampai hari ke sepuluh ini keberadaan keduanya belum juga diketemukan.
Informasi yang dihimpun sripoku.com, Kamis (31/10/2019) menyebutkan, setelah tim menemukan Tracking Pole milik Jumadi pada hari ke delapan pencarian, kemarin Rabu (30/10/2019) hari kesembilan tim kembali menemukan barang milik Jumadi yaitu kalung.
Koordinator Tim Wanadri, Fandi alias Otek mengatakan, bahwa tim juga menemukan kalung besi warna kuning dengan liontin tulang tidak jauh dari lokasi penemuan Tracking Pole kemarin.
"Kalung yang kita temukan itu berdasarkan keterangan keluarga Jumadi itu milik Jumadi. Kalung ini kita temukan tergeletak disisi Timur Kawah Gunung Api Dempo," ujarnya.
Anehnya kalung yang ditemukan dalam kondisi baik atau tidak putus. Kemungkinan kelung tersebut sengaja dilepas karena memang ada larangan dikawasan itu tidak boleh memakai kalung.
Berbekal temuan tersebut, hari ini tim akan dibagi menjadi dua untuk langsung memantau kawasan kawah GAD baik dari sebelah Selatan dan Utara.
"Harapan kita jika keduanya berada dilereng kawah akan tampak jika tim memantau dari dua sisi itu," katanya.
Tim SAR tetap melakukan pencarian dikawasan Pelataran dengan menempatkan satu tim dikawasan tetsebut. Bahkan hari ini ada penambahan tim dari Pagaralam dan Jambi untuk melakukan pencarian.
"Penambahan tim hari ini dari Pagaralam dan Jambi. Kita berharap dengan banyaknya tim yang turun semua sudut yang ada bisa disisir dan harapan kita keduanya bisa ditemukan," harapnya.(one)
Kisah pencarian
Beberapa barang yang diduga milik pendaki asal Jambi hilang di Gunung Dempo ditemukan beberapa waktu lalu, namun mengapa orangnya tak ada. Pencarian diperpanjang tiga hari.
Berikut ini kisah pencariannya.

Banyak pertanyaan muncul terkait pendaki asal Jambi hilang di Gunung Dempo, Pagaralam, Sumatera Selatan.
Hingga hari ketujuh pencarian, M Fikri Sahdilah (19) dan Jumadi (26) yang berasal dari Bungo, Provinsi Jambi, belum ditemukan.
Pada pencarian hari kedua, Humas Basarnas Palembang, tim SAR menemukan ceceran barang-barang yang diduga milik korban.
"Tim SAR Gabungan pukul 12.00 WIB berhasil menemukan ceceran korban, berupa pakaian dan sandal yang dikenakan salah satu korban di pelataran Gunung Dempo Pagaralam," kata Humas Basarnas Palembang, Taufan Tornado, melalui keterangan tertulis, Rabu (23/10/2019).

Berbekal ceceran yang ditemukan, Tim SAR Gabungan yang kini dibagi menjadi tiga regu pada hari ini, melanjutkan penyisiran.
"Regu I dan Regu II Tim SAR Gabungan, menyisir turun menuju Posko Rimau sekaligus menyerahkan temuan ceceran korban kepada tim yang berada di posko Rimau. Sedangkan Regu III Team SAR Gabungan bergerak pada pukul 14.00 WIB menyisir dari titik awal pendakian Tugu Rimau tetap dengan teknik pencarian ESAR menuju Pelataran Gunung Dempo Pagaralam," jelas Taufan Tornado.
Menutup hari ketujuh pencarian, dua pendaki asal Muara Bungo yang diduga hilang di Gunung Dempo belum juga ditemukan.
Humas Basarnas Palembang, Taufan Tornado mengatakan, pencarian korban atas nama M Fikri Sahdilah (19) dan Jumadi (26) akan diperpanjang tiga hari ke depan.
"Sudah sepekan tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap M Fikri Sahdilah (19) dan Jumadi (26), namun belum berhasil menemukan kedua korban tersebut. Walau begitu, Tim SAR gabungan Tidak Patah semangat dan tetap melakukan pencarian dengan menurunkan seluruh kemampuan, peralatan dan personel yang ada," katanya melalui keterangan tertulis, Senin (28/10/2019) malam.

Taufan mengatakan, dari keterangan Kepala Basarnas Palembang melalui Kasi Operasinya, Benteng Telau yang juga Bertindak sebagai SMC (SAR Mision Coordinator) dalam operasi SAR, sesuai SOP Basarnas, operasi SAR dilakukan selama tujuh hari.
Namun dikarenakan dihari ketujuh tim belum menemukan korban, berdasarkan hasil musyawarah bersama seluruh unsur Potensi SAR yang telibat, operasi SAR diperpanjang hingga tiga hari ke depan.
"Selama tujuh hari ini tim telah berhasil menemukan ceceran baru, seperti jaket, botol air minum, dan bungkus plastik susu yang diduga milik korban," terangnya.
Dari keterangan Benteng yang disampaikannya, dalam pencarian hari ketujuh ini, tim SAR gabungan dibagi menjadi 2 tim.
Pencarian tim I menggunakan tracking mode dengan penyapuan difokuskan di hulu Sungai Batu Gajah.
Sedangkan tim II menggunakan penyapuan tipe III paralel swift, membuat barisan satu bersaf jarak 2 meter, dengan penyapuan di pelataran Gunung Dempo.
Lebih lanjut, berdasarkan keterangan Koordinator Pos SAR Pagaralam selaku OSC (On Scene Coordiantor) yang merupakan Staf dari SMC melalui komandan timnya, RM Gatta Pramana mengungkapkan, kendala di lapangan adalah vegetasi hutan yang lebat, cuaca yang tidak menentu, hingga badai.
"Sehingga tim di lapangan terpaksa mengentikan sementara proses pencarian karena berbahaya untuk tim," lanjutnya.
Dijelaskannya, proses pencarian tetap dilaksanakan sesuai rencana operasi. Namun karena hujan badai di sekitar puncak, pencarian dihentikan sementara.
"Proses pencarian tetap dilaksanakan sesuai rencana operasi. Namun karena hujan badai di atas, sementara kita hentikan untuk keselamatan tim, dan akan di lanjutkan jika cuaca sudah membaik," ujar Gatta melalui keterangan tertulis yang disampaikan Taufan.
Perlu disampaikan, dua pendaki asal Muara Bungo diduga hilang setelah putus kontak sejak sekitar dua minggu yang lalu.
Pendaki asal Muara Bungo ini berangkat ke kota Pagaralam pada Minggu (13/10/2019) lalu dan berencana mendaki gunung setinggi 3159 mdpl itu.
Dari keterangan keluarga korban, mereka terakhir kali mendapat kabar dari korban pada Selasa (15/10/2019).
Kabar terakhir yang diperoleh dari keluarga korban, keduanya saat itu tengah berada di lereng Gunung Dempo, sebelum naik ke puncak.
Hingga kini, tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, pencinta alam, dan masyarakat sekitar masih melakukan pencarian.
Pamitnya ke Gunung Tujuh
Pendaki asal Muara Bungo ini berangkat ke kota Pagaralam pada Minggu (13/10/2019).
Mereka berencana mendaki gunung setinggi 3.159 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.
Dari keterangan keluarga korban, mereka terakhir kali mendapat kabar dari korban pada Selasa (15/10/2019), atau sekitar delapan hari yang lalu.
Kabar terakhir yang diperoleh dari keluarga korban, keduanya saat itu tengah berada di lereng Gunung Dempo, sebelum naik ke puncak.
Komandan Basarnas Kabupaten Bungo, Frans Boa, saat dikonfirmasi membenarkan adanya informasi tersebut.
Dia mengatakan proses pencarian dan evakuasi kedua korban tersebut saat ini ditangani oleh tim Basarnas Pagaralam, mengingat lokasi diduga hilangnya dua warga Bungo itu merupakan wewenang Basarnas Pagaralam.
"Saat ini ditangani tim dari Pagaralam, karena itu wilayahnya wewenang Basarnas Pagaralam," katanya saat dikonfirmasi Tribunjambi.com, Rabu (23/10/2019).
Pihaknya akan menurunkan tim, jika tim dari Basarnas Pagaralam kekurangan personel untuk proses pencarian dan evakuasi.
Tapi sejauh ini, kata dia, tim Basarnas Pagaralam masih mencari keberadaan kedua korban
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Temukan Mayat Dikawasan Gunung Dempo, Puluhan Pendaki Disiapkan Untuk Lakukan Evakuasi, https://sumsel.tribunnews.com/2019/11/03/temukan-mayat-dikawasan-gunung-dempo-puluhan-pendaki-disiapkan-untuk-lakukan-evakuasi?page=all.