Tugas Tingkat Tinggi, Paspampres Cepat Todongkan Pistol ke Perut Inteligen Israel di Dalam Lift
Pasukan Pengamanan Presiden atau Pampampres bertanggung jawab atas keselamatan kepala negara. Ini merupakan tugas berat berisiko tinggi
Tugas Tingkat Tinggi, Paspampres Cepat Todongkan Pistol ke Perut Inteligen Israel di Dalam Lift
TRIBUNAJMBI.COM - Peristiwa ini terjadi pada 22 Oktober 1995. Paspampres bersitegang dengan intelijen Israel Mossad di dalam lift Hotel Waldorf Towers, New York.
Pasukan Pengamanan Presiden atau Pampampres bertanggung jawab atas keselamatan kepala negara.
Ini merupakan tugas berat berisiko tinggi dari Paspampres, yang bahkan harus mengorbankan nyawa.
Ada cerita menegangkan saat Paspampres melakukan pengamanan Presiden Republik Indonesia.
Peristiwa ini terjadi di New York, saat pengawalan Presiden Soeharto.
• Kisah Paspampres, Taktik Akali Pengamanan Soeharto Terendus, Perisai Soekarno Dilempar Granat
• DAFTAR Harga Mobil Bekas Dibawah Rp 20 Juta Suzuki, Mazda, Corolla, Toyota, Daihatsu, Kijang . . .
Saat itu, terjadi ketegangan antara Paspampres dengan pengawal Perdana Menteri Israel yang merupakan agen rahasia Mossad.
Kisah ini diungkap mantan Paspampres yang pernah mengawal Presiden Soeharto, pada 22 Oktober 1995.
Mossad merupakan satu di antara intelijen yang ditakuti badan-badan intelijen dunia.
Paspampres merupakan satuan pelaksana di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tugasnya untuk menjaga keamanan dan keselamatan Presiden Republik Indonesia beserta keluarga.
Pasukan ini selalu menjaga dan memastikan keamanan presiden kemanapun presiden pergi.
Pasmpampres dibentuk pada 3 Januari 1949, dan sudah kenyang pengalaman pengamanan VVIP baik di dalam maupun luar negeri.
• Sebelum Pemilihan Ketua Umum di Kongres PSSI, Sudah 7 Orang Mengundurkan Diri, Sisa 3 Siapa Saja?
Satu di antara pengalaman pengamanan menegangkan yang pernah Paspampres alami, saat mengawal presiden Soeharto ke New York, Amerika Serikat.
Tepatnya pada 22 Oktober 1995, Presiden Soeharto menginap di Hotel Waldorf Towers lantai 41, di kamar presidential suite.
Soeharto menginap di sana untuk menghadiri acara Persatuan Bangsa Bangsa ( PBB).
Saat itu, Soeharto menjabat sebagai Ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Karena posisinya tersebut, maka segala kebijakannya mengenai OKI sangat strategis bagi anggota-anggotanya yang kebanyakan negara Timur Tengah.
Karena alasan itu, Perdana Menteri atau PM Israel, Yitzak Rabin, ingin menemui Soeharto di hotel tempatnya menginap.
• ADE Armando VS Fahira Idris, Dosen Universitas Indonesia Dipolisikan Gara-gara Foto Anies Baswedan
Keempat pengawal Rabin yang berasal dari Mossad, kemudian datang bersama PM Israel tersebut untuk menyampaikan keinginan bertemu Soeharto.
Namun, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta arogan.
Empat pengawal yang juga agen rahasia Israel beserta Yitzak Rabin, dicegat sebelum masuk lift oleh Paspampres.
Terlebih, pada saat itu Soeharto sedang menerima kunjungan presiden Sri Lanka di tempatnya menginap.
Satu di antara personel Paspampres yang ikut mencegat Yitzak Rabin dan keempat pengawalnya, merupakan mantan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin.
Setelah mengutarakan niatnya, Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal Sjafrie dan dua personel Paspampres menemui Soeharto.
Ketegangan di dalam lift
Saat hendak memasuki lift, terjadilah insiden menegangkan.
Para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan Sjafrie dan personel Paspampres.
Itu karena para pengawal Rabin menaruh kecurigaan pada Paspampres dan tidak percaya mereka ikut mengawal PM Israel itu untuk menemui Soeharto.
Jadi, mereka menolak satu lift bersama Sjafrie beserta dua personel Paspampres, kemungkinan khawatir Yitzak Rabin dicelakai.
Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB.
Itu artinya mereka memang personel resmi pengamanan presiden Soeharto.
Akhirnya, terjadi adu mulut dan jibaku antara Sjafrie dengan kepala pengawal Rabin jebolan Mossad itu, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.
• ADE Armando VS Fahira Idris, Dosen Universitas Indonesia Dipolisikan Gara-gara Foto Anies Baswedan
Dalam gerakan refleks sangat cepat, pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi yang diambil dari balik jasnya.
Dia hendak menempelkan moncong senapan ke perut Sjafrie.
Dia juga mencengkeram leher Sjafrie dengan keras.
Namun, sebelum pengawal Rabin melakukan hal itu, Sjafrie sudah lebih dulu melakukannya.
Dengan gesit dan cepat, Sjafrie sudah menempelkan pistol Barretanya ke perut pengawal Rabin.
Kejadian menegangkan itu bahkan membuat PM Yitzak Rabin cemas, lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah stelling siap menembak Rabin dan pengawalnya.
"Sorry I understand it," ujar seorang pengawal PM Israel.
Kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin, mengakui kesalahan dan arogansinya.
Keadaan menjadi dingin kembali, setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.
Hampir saja darah PM Israel beserta pengawal Mossadnya tumpah ditangan para perisai hidup Presiden Indonesia.
Alhasil, mau tak mau, Yitzak Rabin dan pengawalnya harus menaatti protokol kemanan Paspampres.
Mereka kemudian dikawal menemui Soeharto, walaupun Yitzak Rabin harus rela 'dikacangin'.
Baca kisah-kisah intelijen dan pasukan elite TNI di Tribunjambi.com. (*)
• WIKIJAMBI: Kuliner Dermaga Puding, Dari Sekadar Tempat Nongkrong Hingga Pesan Moral yang Dijaga