Jadi Dokter Juga Harus Komunikatif, Sonia Sempat Berpikir Terjun ke Politik
Kemampuan berkomunikasi tidak lahir dari ruang hampa. Dia perlu dilatih berkali-kali dan diberi nilai-nilai melalui pengalaman.
Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: Teguh Suprayitno
Jadi Dokter Juga Harus Komunikatif, Sonia Sempat Berpikir Terjun ke Politik
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kemampuan berkomunikasi tidak lahir dari ruang hampa. Dia perlu dilatih berkali-kali dan diberi nilai-nilai melalui pengalaman.
"Ada yang pernah bilang kalau dunia pembelajaran ilmu pengetahuan memang di kampus. Tapi di luar itu kita juga belajar soft skill," kata Sonia Permata Sari, mahasiswa kedokteran Universitas Jambi.
Sebab menurut Sonia, dokter mau tidak mau ujung-ujungnya harus turun dalam masyarakat.
"Kadang orang datang ke dokter itu mau konsultasi atau sharing. Nah kalau kurang pandai ngomong komunikasi tidak pas," kata Sonia.
Karena itulah Sonia ikut organisasi. "Kadang ada orang pintar banget di kelas, tapi jarang bicara dengan orang, itu kan sayang banget," ungkapnya.
Karena itu dia ikut organisasi untuk mempertajam soft skill di bidang manajemen dan komunikasi.
• Belajar Sekaligus Melatih Sosialisasi, Kenalkan Anak Tentang Berkemah
• 54 Sekolah di Kota Jambi Menjadi Contoh Sekolah Ramah Anak
• Kisah Enny Peraih Penghargaan Penyuluh Terbaik di Provinsi Jambi, Sehari Tempuh Perjalanan 100 Km
Ingin Jadi Dokter hingga Politisi
Sistem pelayanan kesehatan nampak harus selalu dibenahi dan terus dikembangkan. Kondisi ini yang membuat Sonia belum memutuskan untuk mengambil spesialis.
"Saya itu ada dua keinginan. Pertama bagian manajemen rumah sakit. Soalnya kalau semua jadi spesialis siapa yang ngurus rumah sakit?" ungkapnya.
Selanjutnya dia sempat terpikir untuk menyentuh politik.
"Jadi dokter tapi di bagian politik. Jadi mau berkecimpung di DPR terkait feaksi-fraksi bagian kesehatan," katanya.