Teka Teki Lokasi Diduga Situs Kuno Peribadatan di Sarolangun Terungkap, BPCB Ungkap Fakta
Berawal dari informasi dari warga, Tribunjambi.com meluncur ke titik lokasi yang berada di daerah Kecamatan Limun, Sarolangun.
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Duanto AS
Temuan Diduga Situs Peribadatan Kuno di Sarolangun, BPCB Akhirnya Beri Penjelasan
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Sebuah temuan situs seperti pura kuno yang diduga tempat peribadatan pada masa lalu, membuat heboh warga Sarolangun, Provinsi Jambi.
Berawal dari informasi dari warga, Tribunjambi.com meluncur ke titik lokasi yang berada di daerah Kecamatan Limun, Sarolangun.
Diduga lokasi itu merupakan tempat peribadatan agama Hindu.
Dugaan itu berdasarkan bentuk bangunan yang menyerupai pura kecil seperti kebanyakan yang ada di Bali.
Namun yang menjadi pertanyaan, mengapa itu bisa berada di kawasan terpencil di Sarolangun, Jambi?
Banyak warga bertanya-tanya, mengapa situs yang diduga untuk peribadatan agama Hindu ada di suatu desa terpencil.
Baca Juga
• Misteri Kematian Nike Ardilla, Posisi Tubuh saat Honda Civic Kecelakaan Maut di Jalan RE Martadinata
• CELANA Dalam, Kondom Bekas dan Billing Hotel Jadi Barang Bukti Prostitusi PA
• Harga Emas Antam Senin (28/10) Rp 757.000 Buyback Rp 679.000/gram
Penelusuran Tribunjambi.com berawal dengan perjalanan menujuk lokasi, di Desa Demang, Kecamatan Limun, Sarolangun, Minggu (26/10/2019)
Selama sekira dua jam perjalanan menuju lokasi, mata mendapat suguhan pemandangan yang tidak biasa, yaitu aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) yang bertaburan.
Di perjalanan, terdengar mesin dompeng PETI dan alat berat yang beroperasi.
Seperti hal biasa yang didengar masyarakat yang melewati kawasan itu.
Jawaban tak tahu
Setelah menikmati perjalanan, setibanya di lokasi desa, orang pertama menjadi narasumber adalah masyarakat Desa Demang.
Satu per satu pertanyaan Tribunjambi.com dijawab.
Namun, alhasil masyarakat pun tak mengetahui keberadaan situs yang diduga untuk peribadatan agama Hindu itu.
"Aii, dak ado, bohong tu," kata Parji, warga setempat.

Tak sampai di situ, Tribunjambi.com bertanya kembali kepada istri mantan kepala desa setempat, Ibu Eli.
"Iya kami pernah dengar kalau ada ditemukan seperti candi, tapi kami jugo dak tau, itu sudah lamo," katanya.
Satu per satu warga sekitar mengaku memang tidak mengetahui keberadaan situs itu.
Bahkan, ada warga yang tidak mempercayai dan mengatakan bahwa situs itu merupakan kabar bohong.
Setelah menjadi banyak perbincangan dan pertanyaan di kalangan masyarakat tentang adanya temuan benda berupa mirip (pura).
Adanya situs yang diduga peribadatan Hindu (pura) di daerah itu memang ada.
Belum diketahui secara pasti kapan bangunan itu mulai ada.
Ada warga yang menduga tempat itu sudah ada puluhan atau ratusan tahun lalu.
Pengamatan Tribunjambi.com, bangunan itu berwujud seperti pura.
Ada semacam pelataran di depannya, sekira panjang dua meter dan lebar 1 meter.
Kondisi bangunan sudah tertutup rimbunan semak belukar.
Tribunjambi.com belum menemukan tahun pembuatan ataupun tulisan yang menandakan waktu berdiri.
Hanya terlihat relief di dinding yang sudah usang dan berlumut termakan usia.
Di sekeliling benda itu terdapat beberapa batu nisan seperti batu sungkai.
Masyarakat sekitar menyebutnya itu makam keramat.

Keberadaan benda itu memang sampai sekarang belum banyak yang mengetahuinya. Masyarakat sekitar hanya mengetahui di tempat tersebut, yang merupakan (lubuk onge) itu, merupakan makam keramat.
"Masyarakat Desa Demang belum pernah tahu keberadaan tugu (pura). Masyarakat bilang itu makam, seperti makam keramat," Kata Pahrul, masyarakat sekitar yang juga sekdes setempat.
Keterangan BPCB
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Iskandar, memberikan penjelasan.
Dia mengatakan penemuan benda seperti pura di Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, itu merupakan bangunan baru.
"Kalau liat itu bangunan baru dan nampaknya udah pernah di survei," kata Iskandar.
Menurutnya, usia benda tersebut berkemungkinan baru puluhan ataupun belasan tahun.
Hal itu, kata dia, lantaran bangunan tersebut baru didirikan.
Bangunan yang menurut Iskandar merupakan pura Hindu tersebut bukan termasuk kategori cagar budaya, namun masuk pada bangunan berkonsep Hindu.
"Bukan termasuk kategori cagar budaya, karena bangunan baru," jelasnya.
Katanya, tempat berupa pura itu adalah tempat ibadah agama Hindu.
Bangunan itu adalah bangunan yang dahulu dibuat oleh para transmigran dari Bali.
Namun hingga saat ini, warga dari Bali yang ada di Sarolangun sudah mulai tidak ada lagi.
Meski benda itu belum termasuk cagar budaya dan jika masyarakat ingin melestarikan benda berupa pura itu, pihaknya tidak melarang.
"Jika ingin melestarikan, ya silakan saja, dan melapor dinas kebudayaan setempat," tuturnya. (Wahyu Herliyanto/Tribunjambi.com)
Temuan Diduga Situs Peribadatan Kuno di Sarolangun, BPCB Akhirnya Beri Penjelasan
• Suami PNS Poligami, Istri Pertama yang Bikin Undangan Pernikahan, Bolehkah ASN Poligami?
• Misteri Kematian Nike Ardilla, Posisi Tubuh saat Honda Civic Kecelakaan Maut di Jalan RE Martadinata
• Spesifikasi HP Gaming Black Shark 2 & Black Shark 2 Pro, Dijual Mulai Rp 7 Jutaan
• Tak Kunjung Pulang ke Rumah, Irawan Ditemukan Tewas dengan Leher Terlilit Handuk di Pohon Rambe