Bahaya Kecanduan Game Online, di Bali Banyak Remaja Depresi, Nyaris Bunuh Diri, Sampai Gangguan Jiwa

Kecanduan game online bisa menimbulkan dampak berbahaya bagi anak-anak dan remaja. Ada yang ingin bunuh diri, ada yang depresi, sampai gangguan jiwa.

Editor: Nani Rachmaini
ist
Siswa di Sulawesi Selatan kejang-kejang saat main game online. 

Bahaya Kecanduan Game Online, Banyak Remaja di Bali Depresi, Nyaris Bunuh Diri, Sampai Gangguan Jiwa

TRIBUNJAMBI.COM, DENPASAR -Kecanduan game online bisa menimbulkan dampak berbahaya bagi anak-anak dan remaja.

Banyak kasus terjadi, anak-anak atau remaja yang kecanduan game online mengalami berbagai gangguan perilaku.

Yang paling mencengangkan, ada yang tewas karena kelelahan, ada yang ingin bunuh diri, ada yang depresi, sampai gangguan jiwa.

Dokter ahli kejiwaan di Bali mengungkap fakta mencengangkan sebagai dampak candu smartphone.

Banyak remaja Bali yang mengalami depresi, gangguan jiwa, bahkan sampai hendak bunuh diri gara-gara media sosial (medsos) dan game online.

Di kalangan perempuan, bahkan ada pasien gangguan jiwa yang adiksi karena kecanduan belanja online.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Ahli Jiwa di RSUD Wangaya Denpasar, dr I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp. KJ pekan lalu.

Psikiater yang dalam tiga tahun memang fokus dalam bidang gangguan jiwa yang disebabkan oleh gadget ini mengungkap kecenderungan trend kecemasan dan gangguan jiwa yang disebabkan oleh gadget terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu di Bali.

"Dalam enam bulan terakhir, saya menangani sembilan orang pasien yang alami gangguan jiwa disebabkan oleh gadget. Dan itu adiksinya berbeda-beda. Ada yang karena medsos, karena game online, dan ada juga dua pasien perempuan karena kecanduan belanja online. Tiap 10 atau 15 menit dia harus buka marketplace," ungkap Founder Rumah Berdaya Kota Denpasar ini kepada Tribun Bali.

Tak hanya di RSUD Wangaya.

Viral siswa SMA kejang-kejang setelah bermain game online.
Viral siswa SMA kejang-kejang setelah bermain game online. (Instagram)

Di praktik swastanya, psikiater berusia 38 tahun ini juga sedang menangani tiga kasus untuk orang gangguan jiwa yang disebabkan oleh gadget.

Satu kasus, biasanya ia tangani dalam delapan sampai 10 kali pertemuan konsultasi.

"Jadi trendnya meningkat memang ini. Load-nya cukup bikin sibuk," katanya.

Dokter Rai mengungkapkan, dari beragam pasiennya yang sempat berkonsultasi, ada yang sampai bercerai dengan pasangannya gara-gara pasangannya keasyikan bermain game online dan medsos.

Bahkan, dari kasus yang pernah ia tangani, ada satu orang pasiennya yang sempat ingin bunuh diri namun upaya itu sudah bisa dicegah.

"Ada yang sampai berkeinginan bunuh diri satu orang. Itu terkait adiksi media sosial, tapi sudah cepat saya tangani," katanya.

Rata-rata yang mengalami kecanduan gadget sampai mengalami gangguan jiwa adalah mereka yang masih berada dalam usia produktif.

Baca: Dipukul Hingga Dijambak Saat Karnaval di Lubuklinggau, Angela Gilsha Tunjukkan Wajahnya Memar

Sedangkan mengenai jenis kelamin itu bergantung prevalensinya.

"Misalnya kalau laki-laki kebanyakan karena game online. Terus yang perempuan kebanyakan karena marketplace atau belanja online. Jadi pasien saya yang perempuan itu dia tiap 10 atau 15 menit harus buka marketplace. Akhirnya belanja-belanja terus padahal itu tidak dibutuhkan dan akhirnya menyesal. Menyadari diri mengalami pola yang sama, dia akhirnya konsultasi," ungkapnya.

Bukan cuma itu. Bahkan Dokter Rai sempat pula punya pasien dua laki-laki yang kecanduan judi sabung ayam online.

Dua laki-laki ini sebetulnya kuliah di luar Bali. Uang kiriman orang tuanya dia gunakan untuk judi sehingga akhirnya orang tuanya mengajak anaknya konsultasi.

"Pada saat saya wawancara dia paham betul. ‘Iya dok saya hancur-hancuran. Sempat saya uninstall aplikasinya, tapi malah gak enak gak nyaman. Akhirnya install lagi, menang dikit, langsung lanjut, dan kalah, uang habis stres jadi begitu saja terus," ungkap Dokter Rai.

Terpisah, Dokter Ahli Jiwa RSUP Sanglah, dr Lely Setyawati SpKK (k), juga mengungkap dirinya sempat menangani kasus-kasus gangguan jiwa yang dialami oleh anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh gadget khususnya game online.

Ada cukup banyak anak-anak SD, SMP, dan remaja SMA yang kini menjadi pecandu game online sehingga banyak pula yang akhirnya mengalami depresi hingga sempat ingin bunuh diri.

"Jadi dari usia SD, SMP, SMA saya dapat. Mereka sampai tidak mau sekolah. Kemudian hari-harinya isinya gadget saja. Jadi terlalu asyik, pagi siang malam tak kenal waktu. Kemudian cemas, ada yang sampai depresi kemudian ingin bunuh diri. Ini di Bali. Sampai mereka mengalami gangguan jiwa berat, gara-gara gadget atau bahasanya gila," ungkap perempuan yang juga selaku Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Bali itu.

Baca: Tak Jadi Menteri, Jokowi Kemungkinan Akan Menyodorkan Jabatan Ini kepada Yusril

Menurut Lely, game online memang berpotensi untuk menyebabkan kecanduan.

Selama ini, dari pasien yang dia tangani, penanganannya bergantung tingkat adiksi dari pasien tersebut.

Misalnya jika gangguan yang dialami tidak terlalu berat, maka ia serahkan ke orang tuanya di rumah. Kemudian konsultasinya dengan rawat jalan.

"Tapi kalau mereka tidak mampu lagi, takut anaknya lompat pagar, agresif, dan lari, dan berpotensi mencederai jadi kami rawat di rumah sakit," ungkap Lely.

Di Bali, kata Lely, hanya ada dua rumah sakit yang sanggup merawat pasien gangguan jiwa, yakni RSUP Sanglah dan RSJ Provinsi Bali (RSJ Bangli).

"Kalau rumah sakit lain, swasta, dan rumah sakit pemerintah belum siap merawat. Mereka punya poliklinik, tapi kalau untuk merawat cuma dua saja yang bisa merawat gangguan jiwa," ujarnya.

Perempuan yang juga aktif sebagai Tim Puspa ini juga mengungkap bahwa trend anak-anak dan remaja yang alami depresi dan gangguan jiwa akibat gadget khususnya game online dari waktu ke waktu terus meningkat.

"Orang tua juga harus belajar. Karena yang paling dekat dengan anak kan orang tuanya. Jadi mereka harus tahu apa sih yang dimainin anaknya ketika sering pegang hp. Apakah untuk hal positif atau negatif," katanya. (win)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Banyak Remaja Bali Gila Gara-gara Gadget, Sampai Hendak Bunuh Diri Akibat Game Online

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved