Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdady Tewas Ditangan Pasukan AS, Donald Trump Langsung Bereaksi Begini

Laporan laman majalah Newsweek seperti dikutip Sputniknews.com menyebutkan, operasi khusus dilakukan terhadap tokoh itu setelah keberadaannya diketahu

Editor: Tommy Kurniawan
(SITE Intelijen via The New York Times)
Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdady Tewas Ditangan Pasukan AS, Donald Trump Langsung Bereaksi Begini 

Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdady Tewas Ditangan Pasukan AS, Donald Trump Langsung Bereaksi Begini

TRIBUNJAMBI.COM - Pemimpin Kelompok Islamic State Iraq Sham (ISIS), Abu Bakar al-Baghdadi dikabarkan tewas.

Dikabarkan Pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi tewas akibat serangan pasikan komando AS.

Presiden Donald Trump memberi isyarat ada sesuatu yang besar telah terjadi, diduga isyarat itu mengenai tewasnya Pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.

Dilansir Sputniknews.com, Presiden Donald Trump direncanakan akan menggelar jumpa pers terkait perkembangan ini, Minggu (27/10/2019).

Para anggota ISIS
Para anggota ISIS (BBC)

Laporan laman majalah Newsweek seperti dikutip Sputniknews.com menyebutkan, operasi khusus dilakukan terhadap tokoh itu setelah keberadaannya diketahui.

Serangan itu digelar setelah memperoleh persetujuan Donald Trump, Sabtu (26/10/2019) malam waktu Suriah.

Seorang pejabat senior Pentagon dan AD AS mengatakan, target rahasia bernilai tinggi terdeteksi di sebuah lokasi di wilayah Provinsi Idlib, Suriah.

Laman berita Al Masdar News berbasis di Beirut, Lebanon, Minggu dini hari mewartakan sebuah serangan misterius terdeteksi di Idlib.

Namun belum ada yang bisa mengonfirmasi, pihak yang menggelar serangan tersebut yang melibatkan sejumlah helikopter.

Wilayaj kejadian menurut Al Masdar News ada di bawah kontrol kelompok bersenjata Hayat Tahrir Sham, dulu bernama Jabhat Al Nusra.

Kelompok terotis ini memiliki jaringan dengan kelompok Al Qaeda Afghanistan dan Irak.

Diduga Tewas di Suriah oleh Serangan AS

Amerika Serikat, pada akhir pekan ini, melancarkan serangan militer di Suriah bagian utara, menargetkan lokasi yang diduga sebagai tempat persembunyian bos ISIS Abu Bakr al-Baghdadi --kata tiga pejabat AS.

Operasi yang dilaksanakan oleh Pasukan Khusus AS berfokus di Provinsi Idlib di Suriah bagian utara, kata seorang pejabat yang berbicara dalam syarat anonim.

Media AS Newsweek, mengutip seorang narasumber pejabat lain, melaporkan bahwa Abu Bakr al-Baghdadi tewas dalam serangan itu. Namun, kabar tersebut masih diverifikasi, demikian seperti dilansir Bloomberg, Minggu (27/10/2019).

Jika serangan itu berhasil, al-Baghdadi akan menjadi pemimpin teroris peringkat tertinggi yang terbunuh atau ditangkap oleh AS sejak Osama bin Laden terbunuh pada tahun 2011.

Gedung Putih pada Sabtu 27 Oktober malam mengumumkan rencana bahwa Presiden Donald Trump akan melakukan pengumuman pukul 9 pagi EST pada hari Minggu, segera setelah Trump mengatakan di Twitter bahwa "sesuatu yang sangat besar baru saja terjadi!"

Pengumuman akan dibuat di Ruang Resepsi Diplomatik, lokasi yang sama di mana Trump mengumumkan pada 23 Oktober untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan terhadap Turki setelah negara itu memenuhi perjanjian gencatan senjata dengan pasukan Kurdi di Suriah.

Para staf komunikasi Gedung Putih menolak memberikan komentar ketika diminta untuk mengonfirmasi berita yang akan diumumkan Trump tentang Abu Bakr al-Baghdadi.

Penangkapan atau pembunuhan al-Baghdadi akan menjadi kabar positif bagi Trump, yang telah menghadapi kritik bipartisan tanpa henti menyusul pengumuman 6 Oktober bahwa ia akan menarik pasukan AS dari Suriah utara, yang kemudian membuka jalan bagi invasi Turki ke sana.

Langkah itu bahkan mendorong para pendukung Partai Republik Trump untuk mengatakan ia meninggalkan sekutu Amerika Kurdi yang telah membantu mengalahkan "kekhalifahan" ISIS.

Provinsi Idlib, tempat serangan itu dilakukan, tidak berada di wilayah tempat pasukan AS berada. Militer AS dilaporkan telah mundur dari sana menyusul keputusan Trump.

Sebaliknya, itu telah menjadi tempat perlindungan bagi militan teroris --dengan sejumlah di antaranya memiliki hubungan dengan al-Qaeda. Mereka telah menahan upaya militer Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk merebut kembali wilayah tersebut.

Wilayah itu telah semakin menjadi fokus dari upaya Suriah, yang didukung oleh Rusia, untuk mengamankan kontrol atas negara itu setelah lebih dari delapan tahun perang saudara.

.(Tribunnews.com/Setya KS)
Editor: Claudia Noventa

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved