Pasukan Kopassus Posisi Terjepit di Pinggir Jurang, Pratu Suparlan Akhirnya Korbankan Diri, Heroik
Hamburan peluru senapan mesin musuh yang mengoyak tubuh Kopassus Pratu Suparlan, dibalasnya dengan rentetan peluru hingga amunisinya habis.
Di sinilah jiwa seorang patriot terbukti.
Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur.
Tanpa gentar sedikit pun, ia menerjang ke arah pasukan Fretilin.
Hamburan peluru senapan mesin musuh yang mengoyak tubuh Pratu Suparlan, dibalasnya dengan rentetan peluru, hingga amunisinya habis.
Meski bersimbah darah, prajurit Kopassus ini tetap tegar bagai banteng ketaton.
Bukannya roboh seperti harapan musuh, Pratu Suparlan justru menghunus pisau Komandonya.
Ia berlari mengejar Fretilin ke tengah semak belukar, lalu merobohkan 6 personel pasukan militer musuh.
Tak terhitung jumlah peluru yang telah menancap di tubuhnya, membuat seragam loreng yang dikenakan Pratu Suparlan, berubah warna menjadi merah akibat darah yang mengucur deras.
Namun ia tak menyerah, meski pasukan musuh menjadikannya bulan-bulanan peluru.
Tibalah Pratu Suparlan pada ambang kesanggupannya.
Ia terduduk dan tak lagi mampu menggenggam pisau komando.
Ia kehabisan darah.
Namun Pratu Suparlan tak pernah kehabisan akal maupun semangat, untuk membela Ibu Pertiwi, dari rongrongan pemberontak.

Saat jatuh terduduk, pasukan Fretilin segera mengerumuninya dan memberikan sebuah tembakan di lehernya.
Setelah puluhan musuh makin dekat mengepungnya, dengan sisa tenaga, ia susupkan tangan ke kantong celana.