Teriakan Putut Bikin Paus Fransiskus Berhenti, Pria Berblangkon Minta Berkat Damai untuk Indonesia
Pada pukul 08.00 lewat, Paus yang menaiki mobil kebesarannya lewat. Kesempatan itu tak disia-siakan pria berblangkon yang sengaja menunggu di sana.
Teriakan Putut Bikin Paus Fransiskus Berhenti, Pria Berblangkon Minta Berkat Damai untuk Bangsa Indonesia
TRIBUNJAMBI.COM - Sudah sejak subuh, Putut Prabantoro dan Gora Kunjana hadir di luar lapangan Santo Petrus.
Suasana padat orang yang menunggu Paus Fransiskus
Pada pukul 08.00 lewat, Paus yang menaiki mobil kebesarannya lewat. Kesempatan itu tak disia-siakan pria berblangkon yang sengaja menunggu di sana.
"Papa Fransesco," teriak mereka di antara orang yang berdesakan.
Kemarin, Paus Fransiskus secara khusus memberikan berkatnya untuk Bangsa Indonesia dan berharap Indonesia hidup dalam damai.
Baca Juga
• Para Wartawan Senior Kompas Kaget, August Parengkuan Berpulang
• Walau Tanpa Tanda Tangan Presiden, Hari Ini Sudah Sah Revisi UU KPK Diberlakukan
• Pebulu Tangkis Cantik Asal Jambi Bantai Pemain Jepang, Melaju ke Semifinal Superliga Junior 2019
Berkat itu menjadi nyata ketika Paus Fransiskus berkenan menandatangani kertas yang bertuliskan Pace Per Il Popolo Indonesiano – La Mia Benedizione, Papa Francesco (Damai Untuk Bangsa Indonesia – Berkatku, Papa Fransiskus pada Rabu (16/10/2019).
Tulisan berisi berkat itu dimintakan Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) AM Putut Prabantoro dan Gora Kunjana, wartawan Investor Daily dari BeritaSatu Group kepada Paus Fransiskus dalam tradisi audiensi umum yang jatuh setiap hari Rabu.
Bagi Putut Prabantoro, Alumnus Lemhannas RI – PPSA XXI, peristiwa itu merupakan perjumpaannya kedua dengan Paus Fransiskus menyusul pertemuannya yang pertama pada 28 Oktober 2015.

Kepada Paus diberikan batik dari Indonesia yang merupakan titipan dari Ketua Forkoma PMKRI, Hermawi Taslim.
Dalam audiensi itu, baik Putut Prabantoro dan Gora Kunjana mengenakan busana adat Yogyakarta.
Menurut Putut Prabantoro, gagasan untuk meminta berkat bagi Bangsa Indonesia dari Paus Fransiskus sudah ada sejak keberangkatan dari Indonesia.
Meskipun kesempatan untuk bertemu Paus dalam audiesi umum yang dihadiri ratusan ribu orang sangatlah kecil kemungkinannya, gagasan untuk memohon berkat itu tetap dilakukan dengan menuliskannya pada kertas tebal.
Oleh karena itu, pada malam sebelumnya, bersama Suster Matilda INSC, Suster Maria Matrona Ola INSC dan Pastor Suherman Pr dari Keuskupan Tanjung Karang, yang ketiganya sedang studi di Roma, Italia, draft berkat dari Paus itu ditulis.
