ILC
Pihak Rumah Sakit Tangani Wiranto Tak Datang di Acara ILC Malam Tadi, Beneran Settingan Sejak Awal?
Sebelumnya Presiden Indonesia Lawyers Club (ILC) Karni Ilyas menyoroti beragam isu berkembang di masyarakat terkait penusukan terhadap Wiranto.
"Kenapa sampai terjadi perpecahan ini? Karena masyarakat itu di netizen itu menunggu," ujar Rustika.
"Pertama, yang membuat mereka curiga adalah soal kaus putih bersih yang tidak keluar (darah)."
"Kedua soal baju batik, ketiga kenapa tidak ada satupun respons dari dokter yang bersangkutan."
"Biasanya kalau ada seseorang sakit itu kan pasti figur yang sakit figur besar kan, dokter yang bicara, nah selama ini kok belum ada dalam 3 hari terakhir."
"Maka sebenarnya kalau kita di data itu terlihat Bang Karni, bahwa ada perubahan antara reaksi netizen pada saat kejadian dan 2 hari setelah kejadian," tambahnya.
Menurut Rustika, saat kejadian, ada 58, 4 persen masyarakat di-drive oleh isu-isu yang berkembang di media.
Kemudian ada 15,58 persen yang simpati kepada Wiranto, dan mempertanyakan soal kehati-hatian setelah insiden penusukan.
Lalu ada 18,8 persen yang mempertanyakan apakah kasus penusukan Wiranto adalah fakta.
"Karena ada ruang kosong yang tidak clear oleh netizen, maka 2 hari kemudian isunya berubah," lanjut Rustika.
"Di mana mereka yang mempertanyakan berubah naik menjadi 44,03 persen, sementara mereka yang netral turun jadi 29,1 persen."
"Sementara mereka yang meyakinkan bahwa ini bukan rekayasa, ini itu nyata, itu ada sebesar 26,8 persen."
Menurut Rustika, mereka yang kontra, masih meragukan penusukan Wiranto, rekayasa atau tidak.
"Kemudian mereka juga menganggap pemerintah lebih peduli ke Pak Wiranto, tapi kurang ke rakyat," kata Rustika.
"Karena dikaitkan dengan korban Wamena dan aksi demo mahasiswa."
"Sementara kelompok yang pro-pemerintah, mereka mengecam terhadap orang-orang yang tidak percaya," imbuhnya.