Misteri di Kampus ITB yang Belum Terpecahkan, Benarkah 8 Hal Ini memang Ada di Sana?
Seorang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sekarang tinggal di Jambi pernah menceritakan adanya beberapa misteri di kampus ini
Keajaiban yang partitur juga tampaknya benar karena saya sedang mencoba memecahkan cara membacanya.
Nah, yang menjadi mitos di daerah plawid adalah satu bangunan yang bernama Tugu Soekarno yang merupakan tugu peresmian ITB oleh Presiden Sokarno pada Maret 1959. Tugu ini katanya bisa dipakai sebagai jam matahari.
Artinya, kita bisa tahu sekarang jam berapa selama hari itu ada matahari.
Berdasarkan pengamatan sekilas saya, hal ini hanyalah mitos. Kita tidak bisa tahu jam di bawah pukul 10 pagi dan di atas pukul 2 petang. Sinar matahari akan tertutup oleh bangunan di sekitarnya. Kemudian, jam matahari itu biasanya mengandalkan panjang bayangan, bukan posisi banyangan terhadap lingkaran seperti jam dinding biasa. Akan tetapi, mungkin hal ini butuh pengamatan yang lebih berkelanjutan.
4. Titik Gema
Tepat di utara plawid terdapat tempat yang dinamai DPR -di bawah pohon rindang. Ya, memang tempat ini dikelilingi oleh pepohonan hijau dan biasa dijadikan tempat bersantai. DPR berbentuk seperti dua lingkaran. Ubinnya pun mengatakan demikian

Yang ajaib di DPR adalah adalah adanya dua titik biru di tengah lingkaran tersebut. Dua titik tersebut katanya adalah titik gema. Jika Anda berdiri di atas titik tersebut kemudian berteriak ke arah tertentu, Anda akan mendapat gema dari teriakan kamu. Padahal itu di ruang terbuka loh, kok bisa ya?
Sebenarnya ini adalah cuma mitos. Benar sih, tetapi istilah titik gema disini kurang tepat. Ingat kan di fisika SMP dulu ada dua jenis suara pantulan. Titik gaung mungkin adalah istilah yang lebih tepat. Saya sudah pernah mencobanya dan memang terdengar gaung pantulan dari teriakannya. Suara yang kita keluarkan seperti membesar. Akan tetapi, tidak disarankan mencoba gaung disini di saat ramai orang. Kalo nggak malu nggak apa-apa sih.

Selain di DPR, terdapat satu buah titik gaung lagi yang cenderung indoor. Tempatnya di selasar arsitektur ITB, di dekat gerbang depan sebelah timur. Kalau yang ini saya belum pernah mencobanya.
Titik birunya juga sepertinya sudah hilang. Untuk analisis mengenai titik gaung ITB ini silakan amati dokumen berikut yang disusun oleh Yuniar Gitta Pratama dalam mata kuliah Akustik.
5. Labtek Biru
Sedikit ke utara lagi kita bisa mendapati gedung yang mencolok dengan warna birunya. Labtek biru namanya. [ya iya lah ya…] Nama aslinya sih Labtek XI. Labtek ini memiliki dua bagian kiri-kanan yang kembar.
Susunan labtek biru membuat seolah-olah ia merupakan bangunan berbentuk trapesium. Labtek biru ini banyak memanfaatkan konstruksi segitiga, yang kata orang sipil enteng tapi kuat, sebagai penyangga langit-langit dan terasnya.

Di tengah kedua gedung, terdapat gedung kecil yang menghubungkan keduanya. Gedung kecil ini juga berbentuk trapesium dilapisi kaca. Kenapa trapesium kaca? Disain ini dimaksudkan untuk memantulkan lambang separuh DNA yang ada di lantai seberangnya.
Dua sisi gedung ini juga memliki patrian DNA yang sama di lantai terbukanya itu. Tangga tengah gedung ini juga melingkar seperti heliks ganda pada DNA. Dilihat dari dalam dekat tangga, ke atas, Anda akan merasa seperti di dalam virus T-4. Dilihat dari luar DNA di lantai, tangga, dan DNA di pantulan filosofinya membentuk DNA yang utuh.