Ternyata Ini Bahaya Mengancam Jika Prabowo Subianto Tergiur Jatah Menteri dan Masuk Kabinet Jokowi

Lantas, apa bahayanya Jika Prabowo Subianto Tergiur Jatah Menteri dan Masuk Kabinet Jokowi-Maruf Amin jelang pelantikan?

Editor: Tommy Kurniawan
Kolase TribunJabar.id (Kompas.com dan Instagram @pramonoanungw)  
Ternyata Ini Bahaya Mengancam Jika Prabowo Subianto Tergiur Jatah Menteri dan Masuk Kabinet Jokowi 

Ternyata Ini Bahayanya Jika Prabowo Subianto Tergiur Jatah Menteri dan Masuk Kabinet Jokowi-Maruf

TRIBUNJAMBI.COM - Partai Gerindra nampaknya mulai 'lunak' dengan Pemerintahan Presiden Jokowi.

Kabar peluang Gerindra gabung pemerintahan Jokowi kian menguat, kini sikap politik Prabowo Subianto sangat dinantikan.

Lantas, apa bahayanya Jika Prabowo Subianto Tergiur Jatah Menteri dan Masuk Kabinet Jokowi-Maruf Amin jelang pelantikan?

Terbaru yakni adanya sinyal Sandiaga Uno bakal jadi menteri di Kabinet Jokowi-Maruf Amin.

Sebenarnya, Partai Gerindra besutan Prabowo Subianto dan Partai Demokrat besutan Susilo Bambang Yudhoyono dua parpol besar yang diharapkan bisa menjadi penyeimbang pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

Tapi bagaimana jika elite parpol ini tergiur jatah menteri dari kekuasaan?

Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua umum DPP Demokrat SBY menggelar pertemuan terpisah dengan Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto selfe
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto selfe (DOKUMENTASI WARTAWAN ISTANA KEPRESIDENAN)

Bungkus Kaki Pakai Bawang Merah, Virus di Tubuh pun Lenyap! Dari Flu hingga Masuk Angin Bisa Hilang

Tetap Ngeyel, Jawaban Menohok Irma Istri Kolonel Hendi Suhendi, Saya Anak TNI dan Cucu Polisi!

Ashanty Drop dan Perang Batin Saat Divonis Berpenyakit Meningitis Seperti Mendiang Olga Syahputra

Misteri dan Teka-teki Kematian Tiga Pemuda saat Demo Rusuh, Siapa Saja dan Kondisi Terkini

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai, Partai Gerindra seharusnya tetap menjaga kepercayaan pemilih dengan menjadi oposisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Jika Gerindra masuk dalam pusaran kekuasaan, menurut dia, ini akan mengecewakan pemilihnya.

Menurut Ujang, Prabowo harusnya menyadari bahwa pada Pilpres 2019, ada 68 juta pemilih yang berharap mantan Danjen Kopassus itu menjadi presiden.

"Harusnya Gerindra jadi oposisi saja. Karena pendukungnya banyak yang menginginkan Gerindra berada di luar kekuasaan. Menjadi oposisi sama-sama terhormatnya dengan berkuasa," kata Ujang saat dihubungi wartawan, Sabtu (12/10/2019).

"Bahkan, menjadi oposisi lebih terhormat karena bisa mengingatkan pemerintah ketika pemerintah salah jalan dan salah arah," ucap dosen politik di Universitas Al Azhar ini.

Oleh karena itu, Ujang menilai, langkah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang bertemu Presiden Jokowi kemarin kurang etis jika membicarakan peluang koalisi.

Namun, menurut dia, dalam politik, manuver Prabowo tersebut merupakan hal yang wajar.

"Jadi masuknya Gerindra ke koalisi Jokowi sebagai bagian dari ingin merapat atau mendapat bagian kekuasaan. Itulah politik, sifatnya cair, dinamis, dan kompromistis. Dulu lawan, sekarang kawan," kata Ujang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved