Wiranto Ditusuk di Banten, Benarkah Wiranto Jadi Target Aliran Garis Keras? Begini Kata Pengamat
Menkopolhukam Wiranto jadi korban penusukan oleh dua orang tak dikenal di Banten
TRIBUNJAMBI.COM - Menkopolhukam Wiranto jadi korban penusukan oleh dua orang tak dikenal di Banten.
Meski pelaku telah ditangkap diduga bahwa Wiranto diincar kelompok aliran garis keras.
Wiranto ditusuk muncul spekulasi bahwa ia jadi incaran kelompok aliran garis keras sehingga jadi target pembunuhan.
Baca: Niat dan Tata Cara Salat Jumat, Keutamaan Serta Hal yang Dianjurkan Bagi Umat Muslim!
Baca: Sukses Gelar Konferensi Pers Selama 12 Jam, Presiden Ukraina Pecahkan Rekor Dunia
Baca: MATERI KHOTBAH JUMAT Cara Menghadapi Gempa Bumi Bagi Umat Muslim
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Soleman B Ponto menilai bahwa penyerangan terhadap Wiranto dilakukan secara spontan tanpa terencana.
"Saya kira tidak direncanakan, ini spontan ketika dia mendapat kesempatan itu dimanfaatkan," ujar Soleman B Ponto, dilansir dari tayangan di kanal Youtube Metrotvnews.
Lebih lanjut Soleman menuturkan bahwa kelompok yang menyerang Wiranto ini memiliki pendapat siapapun yang menghambat mereka itu adalah musuh.
Dan musuh harus ditiadakan ketika mendapatkan kesempatan.
"Mereka ini sudah punya kelompok sendiri, cara pandang negara seperti apa, dia punya cara pandang tersendiri, sehingga siapa pun yang berbeda pendapat itu adalah musuh yang harus dihilangkan, kapan dihalangkan ya saat dia mendapatkan kesempatan," sambungnya.
Baca: Ajakan Nikah Faisal Nasimuddin hingga Berujung Penolakan Luna Maya, Sempat Bicarakan Soal Kematian
Baca: Begini Fakta Pelaku Penusukan Terhadap Menkopolhukam Wiranto Menurut Kesaksian Warga!
Baca: Hanya Butuh Jawaban Ini Habibie Perintahkan Wiranto Pecat Prabowo Subianto hingga Kejutkan Indonesia
Soleman juga memberikan sejumlah alasan dijadikannya Wiranto sebagai sasaran penusukan.
Pertama lantaran adanya kesempatan, kedua karena Wiranto dianggap sebagai orang terkenal.
"Dia melihat ada kesempatan, Pak Wiranto kan sangat terkenal orang yang sangat keras untuk melawan sehingga dalam otaknya dia ah ini Pak Wiranto kesempatan datang kali ini, nah itu dimanfaatkan sebaik-baiknya," paparnya.
Tak hanya itu, Wiranto juga dianggap sebagai musuh karena ia menolak dan selalu mengecam adanya gerakan-gerakan radikalisme, seperti HTI.
Lantaran dianggap musuh maka Wiranto harus dihilangkan.
"Karena selama ini kan Pak Wiranto, HTI bubarkan semua bubarkan kan ada di Pak Wiranto, sehingga Pak Wiranto dianggap musuh bersama bagi kelompok ini sehingga harus ditiadakan," sambungnya.
"Di dalam kepalanya dalam alam tidak sadar, bahwa orang ini adalah penghambat kami sehingga harus dihilangkan," imbuhnya.
Menkopolhukam Wiranto Ditusuk Orang Tak Dikenal.
Baca: VIDEO: Kuyang di Samarinda Diusir Pakai Sapu Lidi, Terlihat Bayangan Berkelebat Cepat
Baca: Warga Sebut Pelaku Penusukan Menkopolhukam Wiranto Miliki Pistol Sampai Tak Pernah Tampak ke Masjid
Baca: Lebih Ngeri dari KKN di Desa Penari, Kisah Nyata KKN di Garut Selalu Teror Setiap Malam Jumat
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dikabarkan ditusuk orang tak dikenal hari ini, Kamis (10/10/2019).
Wiranto ditusuk saat sedang berada di Banten.
Informasi ini dibenarkan Mabes Polri.
"Ya, untuk pelaku sudah diamankan," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, ketika dikonfirmasi, Kamis (10/10/2019).
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan saat ini Kapolda Banten tengah berada di lokasi tempat Wiranto ditusuk.
Namun, ia tak bisa berbicara banyak, lantaran masih menunggu informasi lebih lanjut.
"Kapolda (Banten) ada di TKP. Saat ini sedang diperiksa dulu," kata dia.
BIN Sebut Pelaku Penusukan Wiranto Anggota JAD Bekasi
Kepala Badan Intelijen Negara, Budi Gunawan mengatakan bahwa pelaku penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto, SA alias Abu Rara adalah anggota dari JAD Bekasi.
"Bahwa dari dua pelaku ini kita sudah bisa mengidentifikasi bahwa pelaku adalah kelompok JAD Bekasi," ujar Kepala BIN Budi Gunawan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019), dilansir dari tayangan di kanal Youtube Kompas TV.
Dari hasil deteksi BIN, Abu Rara mulanya bergabung dalam sel JAD Kediri.
Namun kemudian Abu Rara teridentifikasi pindah ke Bogor lantaran cerai sang istri.
"Kita tahu bahwa saudara Abu Rara ini dari sel JAD Kediri sudah kita deteksi sudah pindah ke Bogor," tuturnya.
"Kemudian karena cerai dengan istri pertama pindah ke Menes, difasilitasi oleh salah satu Abu Syamsuddin JAD dari Menes untuk tinggal," sambungnya.
"Beberapa kegiatan yang bersangkutan sudah dideteksi dan sudah dalam pengembangan," sambung BG.
Budi Gunawan menuturkan bahwa pihaknya dari awal telah mendeteksi kegiatan yang akan dilakukan JAD.
"Dari awal kita sudah mendeteksi bahwa dari kelompok-kelompok JAD juga ingin membuat instabilitas dengan melakukan amaliyah, termasuk Abu Rara," ujarnya. (*)
Artikel ini ditulis Lita Andari Susanti telah tayang di Tribunpalu.com