Cerita Ganjil Dayu dan Pandu Bertemu 'Wanita Aneh' Muncul di Twitter, Cuitan Berseri 2000 Retweet

Banyak yang tidak menduga cerita ganjil anak-anak kecil ini muncul di Twitter. Pasalnya, tak banyak orang berani menceritakannya, meski dari mulut ke

Editor: Duanto AS
Facebook/Maz Dyan Ae
Ilustrasi penampakan sosok putih yang diduga kuntilanak dikejar bocah-bocah. 

"seperti yg gw katakan, cerita ini dulu, hampir di ketahui semua anak sekolah, mungkin ada pesan yang ingin di sampaikan dalam cerita ini, sehingga cerita ini sangat cepat tersebar, pesan itu adalah, "kami ada" , dan gw akan menceritakanya dari sudut pandang gw sebagai dia.

dia, yg mengalami semuanya, sehingga pesan ini bisa sampai kepada kalian.

dia, adalah gw, mereka memanggil gw dengan nama "Dayuh"

dan darisini, mari kita mulai, memulai peran gw, sebagai Dayuh.

"Yuh, ayok muleh, mumpung rung bengi nemen" (Yuh, pulang yuk, mumpung belum larut) kata teman ngaji gw, Pandu.

gw memandang ke langit, dari ubin langgar (surah) yang dingin, disana, langit sudah menghitam, dengan cepat, gw bereskan peralatan belajar gw, memasukkanya dalam kresek

setelah mencari dimana sandal gw berada, dengan cekatan, gw menyusul Pandu, yang sudah berjalan cepat menelusuri jalan setapak persampingan sawah.

susah memang tinggal di desa pelosok, untuk belajar pun, harus pergi ke balai desa, karena hanya disana, lampu terang benderang

tidak seperti di rumah, listrik saja belum pasang, bukan cuma gw, namun, hampir semua rumah, jarang ada yang pasang, karena mahalnya biaya.

namun, mata gw teralihkan pada Pandu, yg berjalan, semakin cepat, nyaris seperti berlari, gw pun, mengikutinya dengan langkah cepat juga ... " tulis akun @SimpleM81378523.

Bagian tengah cerita horor "Pesan dari Mereka"

“ibu nang ndi Yuh” (ibuk kemana) Tanya Tio.
“emak” kata Dayuh, “paling nang tonggo, mari iki lak muleh” (paling di rumah tetangga, sebentar lagi juga akan pulang)

“Yuh, awakmu kok gak ngomong nek nduwe mbak” (Yuh, kok gak bilang, kalau kamu punya kakak perempuan) Tanya Hendra.

Dayuh terdiam sebelum mencoba mencerna kalimat Hendra, sebelum mengatakan. “gak nduwe aku, aku mbarep” (aku tidak punya kok, kan aku anak pertama)

“loh, teros, sing nang kamar ngarep sopo, nduwe Bibik ta” (lah terus yg dikamar depan siapa, PRT kamu kah?)

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved