Perut Vanesha Bocah Asal Sarolangun Ini Semakin Membesar, Terpaksa Hanya Gunakan Obat Kampung
Vanesha Aurellia, bocah yang masih berumur 11 bulan ini terbaring lemah karena penyakit yang menyerangnya tak kunjung sembuh.
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Awang Azhari
Kabid Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup, Sarolangun Sohari Sohan mengatakan bahwa beberapa lokasi penambangan itu merupakan anak sungai dan area darat atau perkebunan sawit. Semuanya berubah menjadi ratusan sumur-sumur bor minyak yang bervariasi.
"Anak sungai ada dua, dari pantauan, sumur-sumur galian bor lebih kurang posisi sekarang 150 sumur. Berkedalam bervariasi, 25 sampai 100 meter," katanya.
Dari aktifitas yang sudah tidak wajar ini, menurutnya pencemaran dan kerusakan lingkungan sudah terjadi.
Akibat sumur ilegal driling, tanah dan air sudah terkontaminasi dengan minyak mentah yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Katanya, dari ratusan sumur bor itu memang ada yang masih aktif dan ada yang tidak aktit.
"Semua bekas sudah teremar oleh minyak mentah," katanya
Pada saat penyisiran lokasi, para penambang minyak ilegal sudah tidak berada di lokasi, hanya meninggalkan sisa pengerjaan dan banyak sumur belum tertutupi.
Menurut pantauannya, aktifitas itu sudah ada sejak tahun 2017 silam. Dan para penambang waktu itu masih sedikit dan hanya dilakukan penertiban secara persuasif saja.
"sudah ada dari dulu, cuman muncul lagi, ilang lagi, jika sudah dua bulan pasca penertiban,"katanya
Untuk mengatasi permasalahan ini selain melakukan pemulihan memang sangat sulit. Namun hal ini memang harus ada keasadaran dan keseriusan masyarakat sekitar untuk menutup aktifitas itu.
"Masyarakat, stop aktifitas karena sangat berbahaya bagi kesehatan, dan lingkungan. Kalaupun dilakukan pemulihan, dananya miliaran rupiah," ujarnya (cwa)