Skenario Lengkap Pembunuhan Berencana, Perselingkuhan Istri Pengusaha dan Sopir Pribadi Berdarah
Jalinan asmara semakin kuat, setelah beberapa bulan belakangan YL kerap mencurahkan hatinya perihal rumah tangganya dengan VT yang di ujung tanduk.
Jalinan asmara semakin kuat, setelah beberapa bulan belakangan YL kerap mencurahkan hatinya perihal rumah tangganya dengan VT yang di ujung tanduk.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Kisah perselingkuhan sadis ini terjadi di Jakarta Utara.
Pembunuhan berencana ini berawal dari perselingkuhan istri pengusaha dengan sopirnya.
Pengusaha bidang IT berinisial VT, yang merupakan suaminya sendiri, tewas.
Perselingkuhan ini berawal dari perkenalan saat sebuah acara di Surabaya.
Kini, aparat kepolisian sedang mengusut kasus pembunuhan berencana pengusaha bidang IT di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Dua tersangka telah ditetapkan polisi, yakni YL (40) yang tak lain adalah istri korban dan seorang sopir pribadi korban yang berinisial BHS (33).

Baca Juga
Terungkap Kisah Gus Lora Fadil Sukses Poligami, Bisa Sampai Sekamar dengan 3 Istri!
Denny Ariel, Eva dan Mahfud MD Jadi Menteri? Daftar 33 Nama Usulan Kabinet Jilid II Muncul
Bripda Mira Tak Boleh Pulang, Diajak Kapolsek Lakukan Penyamaran Tak Terduga Pakai Kaus Ketat
Jasad Artis Cantik Ini Berkali-kali Dimandikan dengan Sabun Cuci Lantaran Benda Ini Belum Hilang
Menurut pengakuan para tersangka, keduanya terlibat perselingkuhan sebelum akhirnya bersekongkol menghabisi nyawa VT.
Berikut hasil rangkuman Tribunnews.com dari TribunJakarta.com:
Awal mula perselingkuhan
Pada akhir tahun lalu di Surabaya, BHS (33) berkenalan dengan YL (40), istri VT (42), salah satu peserta acara yang kelak menjadi majikannya.
VT merupakan pengusaha di Jakarta Utara yang bergerak di bidang teknologi informasi.
Berkatnya juga, BHS bisa bekerja bersama calon korbannya itu.
Benih-benih cinta tumbuh
Selesai acara, meski terpisah jarak Surabaya dan Jakarta, komunikasi BHS dan YL berlanjut, sampai benih-benih cinta di antara mereka muncul.
"Pertama kenal saat pelatihan di Surabaya. Saya penyelenggara event, istri korban salah satu peserta," kata BHS ditemui di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (2/10/2019).
Jodoh tak kemana, pertengahan 2019 BHS diajak ke Jakarta untuk bekerja sebagai sopir oleh VT.
"Saat itu memang belum ada posisi apa-apa. Tapi suaminya sangat tertarik dengan skill dan kemampuan saya. Ya sudah sementara waktu jadi driver," cerita BHS.
BHS menyambut tawaran emas ini, karena keinginannya bekerja di Jakarta terpenuhi. Ia pun memutuskan berangkat.
Di lokasi barunya BHS semakin dekat dengan keluarga VT dan YL. Di saat bersamaan, hubungan BHS dan YL semakin erat.
"Mungkin beliau nyaman dengan saya. Saya pun nyaman komunikasi dengan beliau, jadi deket seperti itu aja," BHS menambahkan.
Jalinan asmara semakin kuat, setelah beberapa bulan belakangan YL kerap mencurahkan hatinya perihal rumah tangganya dengan VT di ujung tanduk.

Seakan tak ada tempat bersandar, karena suaminya VT diduga berselingkuh, YL semakin dekat dengan BHS.
Dari situ muncullah perselingkuhan.
Akhirnya muncul dendam, sehingga YL mengajak BHS, selingkuhannya, untuk merencanakan pembunuhan VT agar dapat menguasai hartanya.
Suatu hari di bulan Juni
Suatu hari di bulan Juni, YL berkomplot untuk menghabisi harta dan membunuh VT, wiraswasta di bidang teknologi informasi.
Di balik muslihat jahat majikan perempuan yang dendam terhadap suaminya, BHS mengambil untung.
"Dari hubungan ini, perbuatan di antara keduanya sudah terbuka," ungkap Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto, Selasa (1/10/2019).
Dua kali rencanakan pembunuhan
Dari perkembangan pemeriksaan, BHS (33) dan selingkuhannya, YL (40), terinspirasi berita di televisi sebelum berencana memakai sianida untuk membunuh VT (42), suami YL.
BHS mengatakan rencana pembunuhan itu dipikirkan bersama-sama dengan YL.
Suatu ketika, BHS yang tengah menghabiskan waktu bersama YL menonton berita di televisi soal mudahnya mendapatkan sianida.
"Kita lihat berita segala macem. Awal mulanya sih obralan singkat gara-gara melihat berita entah di daerah mana kok mudah sekali mendapatkan sianida tersebut," kata BHS di Mapolsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (2/10/2019).
Rencana membunuh pakai sianida itu pun diputuskan. Pemicunya, BHS dan YL yang hubungannya semakin dekat berkeinginan menguasai harta VT.
"Pokoknya karena nonton itu, langsung tercetus ide tersebut, terus saya coba cari sianida," kata BHS.
Adapun racun sianida itu dibeli BHS secara online.
Sianida yang sudah dibeli ditumbuk kedua pelaku lalu dimasukkan ke dalam botol air minuman dan jamu antimasuk angin.
Agar tak menimbulkan kecurigaan, kedua pelaku memasukkan sianida menggunakan jarum suntik agar tidak terlihat.
Tapi, YL tak cukup berani mengeksekusi rencana ini.
Akhirnya rencana membunuh menggunakna sianida pun gagal.
Disusunlah rencana kedua, setelah skenario sianida gagal.
Sewa pembunuh bayaran
BHS dan YL bersepakat menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa VT.
Waktu eksekusi pun sudah ditentukan, 13 September 2019.
Skenario sudah dibuat sedemikian rupa.
BHS menyopiri VT dan saat melintas di depan North Jakarta Intercultural School Kelapa Gading, BHS izin keluar karena mual.
VT dibiarkan sendirian di bangku penumpang.
Tiba-tiba target didatangi HER dan BK.
Satu dari dua pelaku menghunuskan pisau ke leher target.
Pelaku kembali melayangkan pisau ke perut korban yang saat itu masih hidup.
Korban mendapat tiga luka tusukan di tubuhnya.
Dengan sisa tenaga yang dimiliki, VT langsung mengambil kemudi lalu kabur dari dua pembunuhnya.
Korban tancap gas menuju rumah sakit terdekat, untuk mendapat perawatan.
Setelah itu, korban melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.
BHS tipu selingkuhannya 2 kali
BHS rupanya memanfaatkan keadaan untuk menguntungkan dirinya sendiri di balik rencana pembunuhan VT, suami YL.
Diketahui BHS berhasil menipu YL hingga Rp 300 juta lebih.
Hal itu ia lakukan dalam kurun waktu yang berbeda.
Pertama, ia mendapatkan uang sejumlah 3.000 dollar Singapura untuk membeli racun sianida.
Ia mengaku kepada YL jika sianida harus dibeli di Singapura seharga 3.000 dollar Singapura atau setara Rp 30 jutaan.
Padahal harga racun sianida itu dibeli BHS seharga Rp 500 ribu melalui online.
Tak hanya itu, BHS kembali menipu YL ketika merencanakan pembunuhan kedua.
Setelah gagal melakukan pembunuhan menggunakan racun sianida, mereka merencanakan pembunuhan kedua menggunakan pembunuh bayaran.
BHS menyarankan YL untuk menyewa dua pembunuh.
Di rencana kedua ini BHS kembali menipu YL.
Ia meminta uang sejumlah Rp 300 juta untuk menyewa pembunuh bayaran.
Untuk mendapatkan uang sebanyak itu, YL sampai menggadai sebuah mobil, perhiasan dan mencuri uang suaminya.
Kenyataannya, BHS baru memberikan uang sebesar Rp 100 juta kepada BK dan HER, pembunuh bayaran yang disewanya.
Menurut pengakuan BHS, sisa uang yang didapat dari membeli racun sianida dan menyewa pembunuh itu ia gunakan untuk keperluan pribadi.
BHS menggunakan uang hasil mengelabui YL untuk berfoya-foya.
Selain menghabiskan uang tersebut untuk berfoya-foya dan belibur ke Bali, BHS juga memakai uang itu untuk membeli perlengkapan fotografi.
BHS mengaku, selama ini ia memiliki hasrat di bidang fotografi dan videografi.
"Terutama saya juga suka dunia fotografi dan videografi. Perlengkapannya cukup mahal, salah satunya untuk itu juga. Dan ujung-ujungnya malah bablas," kata BHS kepada wartawan TribunJakarta, Rabu (2/10/2019).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kasus Pasangan Selingkuh Bersekongkol Bunuh Pengusaha: 2 Skenario Dirancang Hingga Tertipunya YL
Skenario Lengkap Pembunuhan Berencana, Perselingkuhan Istri Pengusaha dan Sopir Pribadi, Sadis
Skenario Lengkap Pembunuhan Berencana, Perselingkuhan Istri Pengusaha dan Sopir Pribadi, Sadis
Subscribe Youtube
NEKAT Raffi Ahmad Tunjukan Foto Ayu Ting Ting pada Nagita Slavina, Reaksi Ibu Rafathar Diluar Dugaan
RUMAH Mewah Muzdalifah Bikin Nagita Penasaran, Raffi Ahmad Takut Masuk: Sebut Pernah Melihat Hantu
VIDEO: Viral Detik-detik Supra X Anggota TNI Tersungkur dan KTM Duke 200 Juga Terjatuh, Penyebabnya
7 Fakta Viral Terbongkarnya Nomor Polisi di Grup WA STM/K Bersatu Bantah, Polisi Ungkap Kemajuan