Buntut Kerusuhan di Wamena, Ribuan Orang Mengungsi Pendatang Diselamatkan Orang Asli Papua ke Gereja
Sejumlah warga pendatang dari Padang, Jawa, Makassar bercerita bagaimana mereka diselamatkan saat kerusuhan di Wamena setelah rumah mereka dibakar.
"Mereka juga tidak ingin pulang karena kalau pulang pun mereka mau kerja apa. Mereka bilang sudah lahir dan besar di Papua jadi ingin tetap tinggal di Papua, itu kata warga Minang yang saya temui di Wamena," kata Nasrul kepada wartawan, Minggu (29/09) malam di Jayapura.
Nasrul mengungkap warga Sumbar di Wamena berjumlah 981 orang dan 300 di antara mereka sudah mengungsi.
Baca: STREAMING Pelantikan DPR, DPD, MPR RI Periode 2019-2024
Baca: Viral, karena Tak Tega Memilih, Pria Nikahi 2 Wanita Sekaligus Ekspresi Wajah Pengantin jadi Sorotan
'Masih trauma'
Keinginan pengungsi untuk kembali ke Wamena juga diutarakan Krisanthus Letsoin, asal Kepulauan Kei, Maluku—yang sejak 2008 mengabdi sebagai tenaga guru honorer di Kabupaten Yahukimo.
Kris dan keluarganya meninggalkan rumah mereka di Wamena dan mengungsi di Sentani, Jayapura, setelah Wamena dilanda kerusuhan.
"Kalau saya akan tetap kembali, sudah jadi tugas saya yang harus dilaksanakan. Di sana kekurangan guru, semua mata pelajaran saya ajarkan," kata Kris.
Bagaimanapun, Kris tidak menampik bahwa dirinya mengalami trauma sehingga masih memulihkan diri di tempat pengungsian di Sentani, Jayapura.
"Perasaan masih trauma. Di sini kita merasa aman sekali, ada lingkungan keluarga. Kita sudah baik," ujar Kris.
Pria itu sejatinya tidak mengalami kerusuhan di Wamena pada 23 September lalu karena dia datang ke kota itu sebelum ricuh dan sudah kembali ke Yahukimo saat terjadi kerusuhan.
"Saya tiba di Wamena sehari sebelum Wamena rusuh, untuk pencairan dana BOS. Setelah di Yahukimo baru saya dengar Wamena rusuh. Tidak ada penerbangan ke Wamena. Terpaksa saya langsung ke Jayapura karena tidak ada akses untuk ke Wamena baik darat maupun udara," paparnya.
Dari istrinya yang tinggal di Wamena dan belakangan menyusul ke Sentani, Krisanthus mengetahui rumahnya sudah rata dengan tanah.
"Istri saya dari Wamena dua hari lalu tiba di Sentani hanya baju di badan. Harta benda, rumah dan segala isinya sudah hangus dan rata dengan tanah. Saya bersyukur karena kami sekeluarga masih selamat, dan untuk sementara kami tinggal di sentani sampai kondisi aman dulu baru kembali lagi ke Wamena," ucapnya.
Kris menuturukan ada 26 orang penduduk Wamena asal Kepulauan Kei yang mengungsi ke Jayapura.
Mereka ditampung di salah satu pos pengungsian di Sentani dengan dukungan keluarga besar masyarakat Kepulauan Kei.

Ribuan pengungsi