Sejarah Indonesia
Berbeda Sekali dengan Soeharto, Begini Kondisi Jenazah 7 Jenderal Korban PKI Menurut Tim Forensik
Berbeda Sekali dengan Soeharto, Begini Kondisi Jenazah 7 Jenderal Korban PKI Menurut Tim Forensik
Sementara itu seorang akademisi bernama Benedict Anderson yang menemukan dokumen berisi laporan yang disusun oleh tim forensik mengatakan bahwa pernyataan Soeharto itu tidak sesuai dengan laporan itu.
Hal tersebut Benedict Anderson ungkapkan dalam sebuah buku yang ditulisnya berjudul “Tentang Matinya Para Jenderal.”
Mereka orang-orang dari tim forensik telah memeriksa jenazah enam orang jenderal, dan seorang perwira muda.
"Ternyata laporan tersebut berseberangan dengan pernyataan Soeharto sendiri," tulis Benedict Anderson.
Diketahui bahwa bangsa Indonesia sulit untuk melupakan sejarah kelam Indonesia yang terjadi pada 30 September 1965, atau sekitar 53 tahun lalu.
Dalam persitiwa itu para jendral diculik dan dibunuh, jasad mereka lalu dibuang di sebuah kawasan di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Jasad para korban itu dibuang ke dalam sebuah sumur tua yang ada di kawasan tersebut.
Berikut adalah tujuh jenderal TNI yang gugur saat terjadi pemberontakan G30S, dikutip dari TribunJabar.com.

1. Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani
Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani adalah seorang komandan TNI AD yang lahir pada tahun 19 Juni 1922 di Purworejo.
Ahmad Yani menjadi incaran PKI karena sangat menentang keberadaan partai komunis di Indonesia.
Sebelum gugur diketahui bahwa Ahmad Yani sempat berdebat dengan para tentara PKI yang mengepung rumahnya.
Perdebatan sengit itu malahan membuat Ahmad Yani harus bersimbah darah lantaran ditembak oleh para tentara.
Jenazah Ahmad Yani pun dibawa oleh para tentara itu dan dimasukan ke dalam Lubang Buaya.
2. Letnan Jenderal Anumerta Suprapto