Hadapi Tuntutan Mahasiswa Jokowi "Bimbang", Fahri Hamzah: Jokowi Bisa Jatuh di Tengah Jalan Kalau. .

Saat ditanya apa yang membuatnya berbeda sikap antara RUU KPK dan RUU lainnya, Jokowi hanya menjawab singkat.

Editor: Nani Rachmaini
kolase Tribunnews/(dok BBC Indonesia)
Fahri Hamzah | Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (26/8/2019). (dok BBC Indonesia) 

“Kalau Pak Jokowi sebagai negarawan ingin memperbaiki bangsa dan sesuai dengan apa yang dikatakan tanpa beban, tak ingin memilih penjilat-penjilat dan memilih menteri tanpa afiliasi politik maka akan selamat dia. Orang politik banyak yang bisa bekerja tapi jangan pilih penjilat,” tegas Fahri. 

Ia menegaskan bila salah pilih menteri Jokowi bisa mengulang sejarah aksi demonstrasi besar pada 1998 yang berakhir dengan lengsernya Presiden Soeharto. 

“Kalau dia salah, mohon maaf, kita masih begini karena belum ada krisis, kalau sudah ada krisis meledak semua nanti,” ujarnya.

Terlalu Cepat Jadi Anarkis

Dalam wawancara dengan Tribunnews di kantornya, Fahri Hamzah juga menyinggung tentang aksi demonstrasi mahasiswa menolak sejumlah revisi undang-undang seperti UU KPK dan UU KUHP.

Fahri menilai aksi demonstrasi mahasiswa yang terjadi beberapa waktu terakhir terlalu cepat berubah menjadi kerusuhan. 

https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/hari-hari-terakhir-fahri-hamzah-sebagai-anggota-dpr_20190928_213131.jpg
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berbincang dengan awak redaksi Tribunnews di ruang kerjanya di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/9/2019). Bulan September ini adalah bulan terakhir Fahri menjabat sebagai anggota DPR. Fahri tidak mencalonkan kembali sebagai anggota DPR pada Pileg 2019 ini. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Ia menilai mahasiswa seharusnya menghindari provokasi untuk mengedepankan dialog untuk menyampaikan aspirasinya.

“Saya mendukung aksi mahasiswa karena yang masalah yang menyumbat bangsa ini, dan kalau benar-benar murni gerakan mahasiswa ini akan hilang pada waktunya. Tapi saya kaget dan heran aksi kemarin ini terlalu cepat menjadi api,” ungkap Fahri Hamzah saat diwawancara di ruangannya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2019).

https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/demo-mahasiswa-dpr_20190925_002658.jpg
Massa demo meloncati tembok pembatas jalan Tol Dalam Kota karena dipukul mundur oleh polisi dengan dilemparnya gas air mata pada aksi demo di depan Gedung DPR-MPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Aksi ini dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai kampus terkait kontroversi RKUHP dan RUU KPK serta beberapa isu yang sedang bergulir. TRIBUNNEWS.COM/IQBAL FIRDAUS (TRIBUN/IQBAL FIRDAUS)

Mantan politikus PKS ini menilai tema penolakan sejumlah revisi undang-undang seperti RUU KPK dan RUU KUHP tidak memiliki kekuatan yang kuat untuk dibawa sebagai penggerak mahasiswa.

Ia menilai tema tersebut terlalu mudah dipatahkan.

Fahri pun menyayangkan mahasiswa terprovokasi yang membuat aparat keamanan bergerak mengambil alih keadaan.

“Iya itu tidak kuat, karena ini mudah dipatahkan. Selain itu saya tahu siapa penggerak gerakan ini, saya bisa langsung tebak ini bahan bakunya tidak kuat,” tegasnya.

https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/demo-mahasiswa-dpr_20190925_002400.jpg
Massa yang menjadi korban gas air mata dibawa dengan motor pada aksi demo di depan Gedung DPR-MPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Aksi ini dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai kampus terkait kontroversi RKUHP dan RUU KPK serta beberapa isu yang sedang bergulir. TRIBUNNEWS.COM/IQBAL FIRDAUS (TRIBUN/IQBAL FIRDAUS)

Fahri Hamzah mengatakan aksi mahasiswa sekarang berbeda dengan pada tahun 1998 dulu.

“Kalau dulu kan diawali krisis moneter tahun 1997, orang antre sembako di mana-mana, dan parahnya lagi Presiden Soeharto saat itu memilih kabinet yang salah, harusnya kabinetnya bisa membawa Indonesia keluar dari krisis, tapi pemilihan kabinet jadi seperti kesalahan di ujung,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan mahasiswa harus mengedepankan dialog dan menghindari provokasi untuk menyampaikan aspirasinya.

https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/demo-mahasiswa-dpr_20190925_001057.jpg
Massa menjebol pagar pada aksi demo di depan Gedung DPR-MPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Aksi ini dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai kampus terkait RKUHP dan RUU KPK serta beberapa isu yang sedang bergulir. TRIBUNNEWS.COM/IQBAL FIRDAUS (TRIBUN/IQBAL FIRDAUS)
Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved