GEGER Demi Bertahan Hidup, Kakak Beradik Ini Konsumsi Daging Kucing Liar Sebagai Pengganti Nasi
Belakangan warga Kabupaten Apung Utara, Lampung sempat dibuat geger dengan pemberitaan dua orang pemulung yang berstatus kakak beradik.
TRIBUNJAMBI.COM- Belakangan warga Kabupaten Apung Utara, Lampung sempat dibuat geger dengan pemberitaan dua orang pemulung yang berstatus kakak beradik.
Pasalnya, kedua kakak beradik pemulung ini memilih bertahan hidup dengan cara yang tak lazim dan cenderung mengerikan.
Mengaku tak punya uang untuk membeli beras, kedua kakak beradik pemulung di Lampung ini nekat makan kucing sebagai pengganti nasi.
Sebelum ini, video seorang aksi nekat memakan kucing juga sempat membuat geger publik pengguna media sosial.
Baca: Bentrok di Papua, 1 Prajurit TNI Meninggal saat Antar Pulang Mahasiswa dari Halaman Auditorium Uncen
Baca: Biadab! Ingin Balas Dendam, Pembantu Tega Campurkan Susu Bayi 3 Bulan Dengan Detergen
Baca: Pakar Hukum Tanggapi Mulan Jameela Jadi Anggota Dewan, Hebat Juga Berpikir Hukumnya
Bagaimana tidak, bak orang kerasukan pria yang mengaku kerap dipanggil Abah Grandong ini memakan kucing hidup-hidup.
Video aksi nekat Abah Grandong ini sempat viral dan ramai dibicarakan pada bulan Juli 2019 lalu.
Atas aksinya ini, Abah Grandong pun sempat diamankan petugas kepolisian wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Aksi mengkonsumsi daging kucing ini rupanya tak hanya terjadi di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Baca: Aksi di Kantor Gubernur Jambi, Forum Petani Tèbo Tolak RUU Pertanahan
Belum lama ini, aksi keji yang sama dilakukan oleh pasangan kakak beradik di Kelurahan Kelapa Tujuh, Kotabumi Selatan, Kabupaten Apung Utara, Lampung.
Adalah Wagimin (45) dan Suyatno (35), kakak beradik yang memasak daging kucing untuk dijadikan santapan.
Aksi makan kucing yang dilakukan Wagimin dan Suyatno ini terpergok warga pada Rabu (18/9/2019).
Dilansir Sosok.ID dari Tribun Lampung, Wagimin dan Suyatno sehari-hari berprofesi sebagai pemulung yang mengumpulkan barang-barang rongsok.
Baca: Siapa Sebenarnya Muhammad Arshad? Terduga Teroris Cilincing Ditangkap, Bom Diledakkan
Lantaran upah yang mereka hasilkan dalam sehari kurang mencukupi, kakak beradik ini tak sanggup membeli beras.
Jangankan membeli beras, untuk kebutuhan sehari-hari saja uang yang mereka hasilkan kurang dari cukup.
Sehingga terlintas ide nekat di kepala kakak beradik ini untuk mengkonsumsi daging kucing sebagai pengganti nasi.
Wagimin dan Suyatno mengaku mengkonsumsi daging kucing dengan cara diolah menjadi sebuah santapan.
Baca: Datang ke Rumah Orang Tua Tanpa Bawa Istri, Baim Wong Diusir Ayahnya
Bak mengolah daging hewan potong pada umumnya, Wagimin mengatakan bahwa ia memasak daging kucing tangkapannya dengan cara dibumbui kemudian digoreng.
Menurut Wagimin rasa daging kucing yang ia makan bersama adiknya, Suyatno tak ada bedanya dengan daging ayam.
Biasanya Wagimin menangkap kucing-kucing liar bertubuh kecil untuk dijadikan santapan baginya dan sang adik.
Hal ini ia lakukan lantaran ia mengaku dagangannya sulit laku dan tak punya uang untuk membeli beras.
Baca: Tolak RUU Pertanahan, Keluarga Besar Petani Tebo Turun ke Jalan
"Cari rongsok sekarang gak laku, gak ada yang beli,” ucap Wagimin seperti yang dikutip Sosok.ID dari Tribun Lampung.
Melansir Tribun Lampung dan Surya Malang, aksi mengkonsumsi kucing yang dilakukan kakak beradik ini diketahui kala terpergok Ketua RT setempat.
Ketua RT 02 Kelurahan Kepala Tujuh mengaku tak tahu persis kapan kakak beradik ini mulai menangkap kucing liar di wilayah kampung dan mengkonsumsinya.
Namun aksi keji kedua kakak beradik ini terbongkar kala dirinya memergoki sang kakak tengah mencacah seonggok daging kucing.
Baca: Nasib Tragis Ike, Mobil Masuk Selokan Lihat Suami Tewas Ditembak Polisi, Tak Tahu Ia Bandar Narkoba
"Saya tanya itu kucing untuk siapa, dijawab Wagimin, untuk makan adik saya,” ujar ketua RT 02, Suyatno kepada awak media.
Daging kucing yang saat itu ia lihat tengah dicacah Wagimin kemudian dibumbui dan digoreng layaknya daging hewan olahan.
Sebagai ketua RT, Suyatno pun tidak mengetahui pasti alasan kedua kakak beradik itu memakan kucing.
Kendati demikian, ia membenarkan bahwa kehidupan Wagimin dan adiknya memang serba kekurangan.
Baca: Polisi Temukan Surat Pamit Mau Pengeboman di Rumah Terduga Teroris di Cilincing
Untuk bertahan hidup saja kadang keduanya masih mengandalkan bantuan pemerintah.
"Keluarganya tidak ada, hanya berdua saja, untuk mencukupi kebutuhannya, hanya mengandalkan bantuan masyarakat," tandas Suyatno.
Kini kedua kakak beradik pemulung tersebut telah mendapatkan bantuan pemerintah setempat berupa beras dan bahan pokok lainnya.