Tak Tahan Kabut Asap Semakin Parah, Warga Desa Puding Mengungsi

Kabut asap yang kian pekat disebabkan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah lokasi di Kecamatan Kumpeh, memaksa sejumlah warga mengungsi.

Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Dedy Nurdin
Kebut asap pekat akibat karhutla menyelimuti wilayah desa di Kecamatan Kumpeh, Muarojambi. 

Tak Tahan Kabut Asap Semakin Parah, Warga Desa Puding Mengungsi

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kabut asap yang kian pekat disebabkan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah lokasi di Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi memaksa sejumlah warga mengungsi.

Di Desa Puding, sejumlah warga yang tinggal tak jauh dari lokasi kebakaran gambut terpaksa mengungsi karena kondisi kabut asap yang kian pekat.

"Sudah banyak yang lapor mereka kita ngungsi, tapi yang di seberang sungai karena lokasi penduduk jaraknya cuma sekitar 2 kilometer dari lokasi kebakaran," ujar Iwa Agustiwa, PJ Kades Puding, Sabtu (21/9/2019).

"Tapi yang banyak karyawan yang tinggal di mes perusahaan Bara Eka Prima sudah banyak yang ngungsi. Masyarakat sini banyak ke rumah keluarganya ada yang ke Jambi karena sekolah libur juga," katanya.

Baca: BREAKING NEWS: Kualitas Udara Kota Jambi Berbahaya, Pertama Kali PM 2.5 Nilai Konsentrasi 1.175

Baca: Desa-desa di Kumpeh Gelap Tertutup Kabut Asap, Warga Takut Keluar Rumah

Baca: Aminah dan Ayam Peliharaannya Terkicuh Lihat Langit Merah dan Gelap di Siang Bolong

Baca: Dilanda Kabut Asap Parah, Peserta Festival Batanghari Tetap Semangat

Ia menambahkan sejak kebakaran gambut terjadi kabut asap dan debu setiap hari terasa pekat di perkampungan warga di Desa Puding.

Namun dalam empat hari terakhir, tingkat kepekatan kabut asap dan abu kian tak terkendalikan hingga mengakibatkan gelap di siang hari.

"Dalam empat hari ini pekat terus karena posisi api sudah makin dekat. Kilometer 8 pesona Belantara terbakar, di PT Bara Ekaprima (BEP) juga sempat padam tapi terbakar lagi. Termasuk di Makin Group juga mulai terbakar," ujarnya.

Sejauh ini warga di Desa Puding, Kecamatan Kumpeh juga banyak mengeluhkan sesak napas dan gangguan penglihatan karena abu kebakaran cukup pekat.

Kebakaran lahan dan hutan yang tak terkendalikan juga turut memhanguskan lahan milik warga, sekitar 30 hektar kebun milik warga terbakar.

"Kebun milik warga yang kena sekitar 30 hektar yang baru kami data, itu kebun karet, duku sama ada beberapa hektar sawit milik warga," ujarnya. (Dedy Nurdin)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved