Berita Tanjab Timur
Kabut Asap di Laut, Nelayan di Tanjab Timur Diimbau Gunakan GPS dan Radio Kontrol
Kabut Asap di Laut, Nelayan di Tanjab Timur Diimbau Gunakan GPS dan Radio Kontrol
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Deni Satria Budi
Kabut Asap di Laut, Nelayan di Tanjab Timur Diimbau Gunakan GPS dan Radio Kontrol
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Kabut asap juga berdampak bagi nelayan saat melaut. Karena jarak pandang yang terbatas.
Mengantisipasi keselamatan para nelayan saat melaut, Dinas Perikanan Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) mengimbau nelayan agar menggunakan GPS atau Radio Control sebagai petunjuk.
"Kita imbau kepada para nelayan untuk memanfaatkan teknologi seperti GPS atau minimal Radio control saat melaut. Ditambah saat ini beberapa kawasan laut mulai diselimuti kabut dan jarak pandang terbatas," ungkap Kepala Dinas Perikanan Tanjab Timur, Ibnu Hayat.
Baca: Kabut Semakin Tebal di Laut, Nelayan di Tanjab Timur Gunakan GPS dan Pengamatan
Baca: Kabut Asap, Ini Tanggapan Gubernur Jambi: Mau Tak Mau Harus Libur Dulu, Dari Pada Terserang Penyakit
Baca: Pre Order Novel KKN di Desa Penari 9-11 September 2019, Keuntungan Disumbang Untuk Panti Asuhan
"Selain itu, perlu juga dipertimbangkan terkait keamanan dan safety. Seperti pelampung dan lainnya," tambah Ibnu Hayat.
Menurutnya, saat ini masih banyak dijumpai para nelayan maupun pemilik kapal motor yang tidak memiliki GPS sebagai alat pandu saat berada di laut.
Dimana saat musim kemarau dan berkabut seperti ini, GPS sangat berguna bagi penuntun kapal.
Baca: VIDEO: Detik-detik Presiden Jokowi Jenguk BJ Habibie yang Dirawat di RSPAD
Baca: Daftar Hari Libur Nasional Tahun 2020 dari Januari hingga Desember, Bulan Mei Paling Banyak
Baca: BREAKING NEWS Sejarawan dan Budayawan Jambi Junaidi T Noor Meninggal Dunia
"Terutama untuk kapal yang melakukan jarak tempuh 7 mil ke laut sudah harus memiliki wajib menggunakan GPS," paparnya.
Saat ini pemerintah daerah sendiri belum bisa melakukan pengajuan untuk bantuan GPS tersebut.
Selain anggaran yang cukup besar untuk satu unit GPS, jika pun harus bantuan kementerian, namun kementerian baru menyalurkan bantuan tersebut harus melalui kelompok.
"Per unitnya lengkap fullset untuk alat GPS ini harganya cukup tinggi per unit Rp 7 juta," tuturnya.
Baca: Dulu Pengawal Presiden Soekarno, Kini Mbah Waris Berjualan Koran Demi Bertahan Hidup!
Baca: Kepala Sekolah dan Guru TK Berduaan di Ruang di Gelapnya Malam, Begini Reaksi Warga yang Geram!
Baca: Anies Baswedan Sebut Kondisi Presiden RI ke 3 BJ Habibie Cukup Berat, Ada Apa Sebenarnya?
Kalau untuk pengguna kapal di atas 10 GT, GPS kata Ibnu Hayat, sudah wajib dimiliki. Saat ini di Tanjab Timur kapal motor yang berkapasitas di atas 10 GT tersebut jumlahnya di atas belasan mungkin sampai puluhan.
"Meski demikian masih ada sebagian yang belum memiliki GPS, sebagian ada meski beda tipe (sejenis radio)," jelasnya.
Sejauh ini pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak terkait, baik melibatkan instansi pemerintahan yang ada di pemda maupun provinsi.
Terutama berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui terkait gelombang dan cuaca saat ini di lautan.