Aiman Witjaksono Telusuri Misteri 3 Siswa SMKN 1 Sanden Tak Pulang 9 Tahun, Akhirnya Terungkap
Tiga siswa SMKN 1 Sanden itu magang di Pelabuhan Benoa, karena melayani pelayaran internasional. Tapi sampai kini mereka tak pernah pulang ke Bantul.
Ia kehilangan putranya, Ginanjar Nugraha, di saat yang sama.
Ia bahkan telah mencari hingga ke luar pulau, namun nihil hasilnya.
Ganjar, Denny, dan satu orang lagi, Agiel Ramadhan, mengikuti program magang dari sekolahnya di SMK Negeri (SMKN) 1 Sanden, Bantul, Yogyakarta.
Mereka hilang 9 tahun lalu.
Magang, tapi dipekerjakan
Kejadian bermula pada November 2009.
Setelah difasilitasi dan direkomendasikan pihak sekolah, bahkan oleh sang Kepala Sekolah kala itu, Ahmad Fuadi, sebanyak 72 Siswa SMKN 1 Sanden Bantul, Yogyakarta mengikuti program magang, bagian dari kurikulum sekolah.

Kegiatan magang dilakukan di Bali, tepatnya di Pelabuhan Benoa.
Tempat itu dipilih karena melayani pelayaran internasional.
Ke-72 siswa SMK ini ditempatkan di berbagai perusahaan.
Ada yang ditempatkan di kapal barang, kapal penumpang, hingga kapal pencari ikan.
Kebetulan ketiga siswa ini, Ginanjar, Denny, dan Agiel, ditempatkan di kapal KM Jimmy Wijaya yang merupakan kapal pencari ikan.
Mereka diarahkan pihak sekolah untuk ditempatkan di kapal ini.
Orang tua Denny, Martini Martini bercerita, meski magang, putranya dijanjikan mendapat upah hingga Rp 8 juta.
Dua bulan berlayar, lancar-lancar saja.
Putra-putra mereka bahkan selalu menelpon saat bersandar di pelabuhan. Diantaranya di Merauke, Papua dan Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Denny sempat meminta uang untuk membeli pulsa kepada ibunya saat bersandar di Merauke, Papua.
"Ibu, tidakkah sebuah kejanggalan, anak ibu yang magang dijanjikan gaji perbulan Rp 8 juta, tapi setelah dua bulan berjalan kok meminta dibelikan pulsa ke ibu?” tanya saya.