Berita Sarolangun
Berjualan Keripik, Semangat Janda 3 Anak yang Masih Kecil di Sarolangun, Tinggal di Rumah Seadanya
Berjualan Keripik, Semangat Janda 3 Anak yang Masih Kecil di Sarolangun, Tinggal di Rumah Seadanya
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Deni Satria Budi
Berjualan Keripik, Semangat Janda 3 Anak yang Masih Kecil di Sarolangun, Tinggal di Rumah Seadanya
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Keluarga kecil yang tinggal di Kota Sarolangun ini, hidup dengan keterbatasan. Imel, seorang janda yang menjadi tulang punggung keluarga, berjuang untuk tiga anaknya yang masih kecil-kecil.
Pekerjaannya sehari-hari Imel berjualan keripik (arem-arem) di Terminal Sarolangun sebagai tempat ia jajakan dagangannya.
Di sisi lain ia mempunyai penyakit jantung yang saat ini masih ia rasakan ketika ia berjualan. Bahkan dalam kehidupan sehari-harinya ia harus menahan rasa sakit atas penyakit yang dideritanya.

Meski begitu, ia tetap tegar dan tersenyum demi masa depan anak-anaknya. Tak ada rasa lelah ketika berhadapan dengan sang buah hati.
Raut wajah bahagia ketika melihat anak-anaknya selepas pulang dari menjajakan arem-arem. Keterbatasan yang dimiliki keluarga kecil ini sangat memprihatinkan.
Bu imel dan keluarganya tinggal di rumahnya yang sangat sederhana di daerah Sukasari, Kecamatan Sarolangun.
Tribunjambi.com menyempatkan untuk bersilaturahmi di kediamannya. Bu imel sangat ramah, dengan pintu terbuka sambil membungkus aneka macam arem-arem untuk dijual nantinya.
Baca: Bolam Menyala Jika Dihubungkan ke Atap, Rumah Warga Hiang, di Kabupaten Kerinci, Mengandung Listrik
Baca: Info Lowongan Kerja Terbaru, PT Telkom dan PT PLN Buka Lowongan, Baca Persyaratan di Sini!
Baca: Tak Terima Diminta Bercerai, Pria Ini Pukul Mertua Pakai Balok Hingga Tewas!
Baca: Hasil Lelang Jabatan di Pemkab Merangin, Telah Keluar, Panitia Belum Bisa Diumumkan, Ini Alasannya
Arem-arem itu ia jual dengan harga Rp 5 ribu sudah mendapat tiga varian arem-arem, ada kacang, tahu, dan keripik pisang.
"Dicoba, enak kok," kata ibu Imel membungkus sambil menawarkan.
Bu Imel tergolong warga tidak mampu, kondisi rumahnya sangat tidak layak, seperti MCK yang masih terbuka, atap rumah pun tak ada, hanya dinding rumah tetangganya yang menjadi penutup, dan kamar mandi yang seadanya.
"Ya begitulah kondisnya," kata bu Imel.
Selama puluhan tahun menjadi warga Sarolangun, Bu Imel mengaku belum tersentuh bantuan pemerintah.
Seperti program rastra dan yang lainnya tak didapatkannya, hanya program jamkesda yang didapatkan, itupun hanya untuk kuota satu orang.
Meski begitu, Bu Imel dan anak-anaknya tetap bersyukur atas apa yang diberikan tuhan dan tetap menjalani kehidupannya dengan tidak tergantung pada orang lain.
Berjualan Keripik, Semangat Janda 3 Anak yang Masih Kecil di Sarolangun, Tinggal di Rumah Seadanya (Tribunjambi.com/Wahyu Herliyanto)