Cowok Tapi Pipis Melalui V4gin4, AR (3) Akhirnya Pilih Punya Alat Kelamin Pria, Apa Itu Hipospadia?
Sebenarnya orangtua ingin AR menjalani operasi pemisahan untuk menentukan apakah ia seorang laki-laki atau perempuan. Namun, terkendala biaya
Sebenarnya orangtua ingin AR menjalani operasi pemisahan untuk menentukan apakah ia seorang laki-laki atau perempuan. Namun, terkendala biaya karena penghasilan kedua orangtuanya pas-pasan.
TRIBUNJAMBI.COM - Bocah di Cianjur berinisial AR (3) akhirnya memutuskan memilih jenis kelamin pria.
AR memiliki alat kelamin ganda sejak lahir.
Saat ditemui di rumahnya di Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, AR tampak normal dan berperilaku seperti anak seusianya.
Ibu AR, Ida Rosida mengatakan, sejak lahir AR dinyatakan berjenis kelamin laki-laki.
Namun, organ intim perempuan pada tubuhnya cenderung lebih berfungsi.
Baca Juga
Misteri Hilangnya Calon Paskibra Bogor Terungkap, Begini Kondisi Audri Viranti Sekarang
Hasil Lengkap Kualifikasi Euro 2020 per Kamis (5/9) Malam, Laga Sengit di Grup J Penuh Kejuta
Setelah 27 Tahun Abu Kematian Freddie Mercury Masih Jadi Misteri, Vokalis Queen Tinggalkan Warisan
Siapa Sebenarnya Veronica Koman? Tersangka Kasus Kerusuhan di Asrama Mahasiswa Papua
Kronologi Kerusuhan Suporter Indonesia saat Timnas Indonesia vs Malaysia, Batu-batu Berhamburan
Foto Gisel Pakai Baju Ketat sedang Dugem Beredar, Terekam Kamera Asyik Joget Dengan Cowok
”Pernah diperiksa, kata dokter anak saya buang air kecil melalui saluran vagina karena di penisnya tidak ada lubang kencing. Sejak lahir dia punya kelainan di bagian organ vital,” kata ibunya, Ida Rosida, saat ditemui, Rabu (4/9/2019).
Dari hasil pemeriksaan dokter, AR didiagnosis mengalami hipospadia atau memiliki kelainan pada lubang kencing yang tidak terletak di ujung kepala penis.
Selain itu, dia juga diagnosis mengalami kelainan undescended testis (UDT) atau suatu kondisi di mana penis tidak berada dalam kantong pelir.
Kelainan ini biasanya terjadi pada bayi laki-laki dengan umur kehamilan yang kurang cukup.
AR lahir pada kehamilan 38 minggu.
Pertengahan Agustus lalu, ia kembali membawa AR ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk cek kromosom dengan biaya urunan dari saudara dan kerabatnya.
Orangtua ingin AR menjalani operasi pemisahan untuk menentukan apakah ia seorang laki-laki atau perempuan.
Namun, terkendala biaya karena penghasilan kedua orangtuanya pas-pasan.
“Tapi untuk operasi biayanya besar karena katanya harus dilakukan tiga kali. Saya cuma jualan gorengan dan suami kerja serabutan. Bingungnya biaya dari mana,” katanya.
Padahal, tindakan operasi harus segera dilakukan untuk kejelasan jenis kelamin kendati Ida mengaku selama ini ia membesarkan anaknya itu dengan pola asuh laki-laki.
“Anak saya sekarang menagih terus kapan katanya dioperasi karena ia tidak ingin jadi perempuan. Ia selalu bilang ingin jadi laki-laki, ingin jadi cowok,” ucapnya. (Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman)

Apa itu Hipospadia?
Melansir wikipedia, Hipospadia adalah variasi umum dalam perkembangan janin pada penis di mana uretra tidak terbuka dari lokasi biasanya di kepala penis.
Ini adalah kelainan kelahiran kedua yang paling umum dari sistem reproduksi pria, mempengaruhi sekitar satu dari setiap 250 pria saat lahir.
Sekitar 90% kasus adalah hipospadia distal yang kurang serius, di mana lubang uretra ( meatus ) ada di atau dekat kepala penis ( glans ).
Sisanya memiliki hipospadia proksimal, di mana meatus adalah semua jalan kembali pada batang penis, dekat atau di dalam skrotum .
Jaringan mengkilap yang seharusnya membuat uretra memanjang dari meatus ke ujung kelenjar; jaringan ini disebut lempeng uretra.
Dalam kebanyakan kasus, kulup kurang berkembang dan tidak membungkus sepenuhnya di sekitar penis, meninggalkan bagian bawah kelenjar terbuka.
Juga, pembengkokan penis ke bawah, yang biasa disebut chordee , dapat terjadi. Chordee ditemukan pada 10% hipospadia distal dan 50% hipospadia proksimal pada saat operasi. Juga, skrotum mungkin lebih tinggi dari biasanya di kedua sisi penis (disebut transposisi penoscrotal ).
Penyebab hipospadia tidak diketahui. Ini paling sering terjadi dengan sendirinya, tanpa variasi lain, meskipun dalam sekitar 10% dari kasus itu mungkin merupakan bagian dari kondisi interseks atau sindrom medis dengan banyak kelainan.
Perbedaan terkait yang paling umum adalah testis yang tidak turun, yang telah dilaporkan pada sekitar 3% bayi dengan hipospadia distal dan 10% dengan hipospadia proksimal.
Dikompilasi dari artikel Kompas.com berjudul "Bocah 3 Tahun Miliki Alat Kelamin Ganda, Ingin Operasi untuk Pastikan Pria atau Wanita" dan sumber lain
Hasil Lengkap Kualifikasi Euro 2020 per Kamis (5/9) Malam, Laga Sengit di Grup J Penuh Kejuta
Kronologi Kerusuhan Suporter Indonesia saat Timnas Indonesia vs Malaysia, Batu-batu Berhamburan
Misteri Hilangnya Calon Paskibra Bogor Terungkap, Begini Kondisi Audri Viranti Sekarang
10 Artis Asal Jambi yang Ngetop di Jakarta, dari Artis Cantik sampai Sutradara Kondang
BREAKING NEWS, Warga Temukan Mayat Pria dengan Luka Tusukan di Dalam Rumah Kos, & Dikerubungi Lalat