Kerusuhan di Papua

Komedian Asal Papua Curhat di TvOne, Ungkap Masalah Rasisme dan Bilang Jokowi Punya Niat Baik, Tapi

Mamat Alkatiri tampak kesal dengan adannya perseteruan di kalangan elit maupun di kalangan bawah.

Editor: Nani Rachmaini
Channel Youtube tvOnenews
Komedian asal Papua sekaligus Tokoh Pemuda Papua, Mamat Alkatiri mengungkap curahan hatinya terkait polemik di Papua saat hadir di Indonesia Lawyers Club pada Selasa (3/9/2019). 

Kendati demikian, menurut Mamat, rakyat Papua masih belum bisa menerima hal yang dilakukan oleh orang-orang di bawah presiden.

Orang-orang di bawah presiden masih menggunakan cara lama yang tidak membuat rakyat Papua tak bersimpati.

"Tapi kan yang sekelilingnya ini adalah orang-orang lama yang menggunakan cara-cara lama pendekatan-pendekatan militer dengan kami orang Papua," tutur Mamat.

 

 

Peniliti LIPI Beberkan Faktor Kerusuhan di Papua

Peneliti Tim Kajian Papua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiatri mengungkapkan ada 4 faktor yang menyebabkan kerusuhan di Papua.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Sabtu (31/8/2109), Aisah menyebut 4 masalah tersebut sampai saat ini belum diselesaikan oleh pemerintah sehingga menimbulkan kemarahan warga Papua.

Aisah menyebut, masalah penyelesaian pelanggaran hak asasi manusia (HAM) adalah satu di antaranya.

Aisah mengungkapkan bahwa penyelesaian masalah HAM di Papua sudah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat awal pemerintahannya tahun 2014.

"Tapi sampai saat ini pelanggaran HAM yang terjadi di Wasior, Wamena, Paniai ini belum terselesaikan. Dan itu terjadi di era reformasi," kata Aisah.

Selain masalah pelanggaran HAM, Aisah juga menyoroti tentang pembangunan yang dilakukan pemerintah di tanah Papua.

Ia menilai pembangunan di Papua gagal, karena tidak berhasil menyejahterakan masyarakat di sana.

Aisah menuturkan bahwa meskipun pembangunan sudah dilakukan, kemiskinan di Papua terutama di kota dan kabupaten terus meningkat.

Kondisi terkini Jayapura Papua pasca kerusuhan pada Kamis (29/8/2019).
Kondisi terkini Jayapura Papua pasca kerusuhan pada Kamis (29/8/2019). (Kompas.com)

Ini yang dinilai Aisah menjadi alasannya menyebut pembangunan di Papua gagal.

"Ini Ironi sebenarnya, karena Otsus (Otonomi Khusus) sudah berjalan hampir 30 tahun."

"Tapi kok enggak ada perubahan padahal Otsus itu untuk Orang Asli Papua (OAP)," kata Aisah.

Selanjutnya, Aisah menganggap selama ini pemerintah selalu menghindari perdebatan tentang status dan sejarah politik di Papua.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved