Ibu dan Anak Bunuh 3 Saudara Gara-gara Ingin Warisan, Ini Wawancara Eksklusif dengan Edi Pranoto

Kasus ini terungkap setelah jenazah para korban ditemukan secara tidak sengaja di halaman belakang rumah Misem.

Editor: Nani Rachmaini
Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati
Tersangka Irvan dan Putra saat memperagakan membuang para korban ke dalam lubang dibelakang rumah Misem di Banyumas, pada Rabu (28/8/2019). 

Saya waktu itu tidak mau panjang lebar.

Kondisi Rumah Misem (kanan) dan anaknya terangka Saminah di Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sebelum dipasang garis polisi, Minggu (25/8/2019)
Kondisi Rumah Misem (kanan) dan anaknya terangka Saminah di Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sebelum dipasang garis polisi, Minggu (25/8/2019) (Kompas.com/Fadlan Mukhtar Zain)

Apalagi saya juga sudah punya keluarga, tetapi bagaimanapun juga saya masih suka berbagi waktu datang ke sini.

Pernahkah mimpi tentang saudara-saudaranya yang sudah lama tiada ini?

Saya hanya selalu kepikiran saja kemana mereka pergi. Bagaimanapun juga mereka itu adalah saudara kandung saya.

Jadi setiap kali itu seperti kebayang-bayang mereka terus dan saya terkadang masih suka bertanya dan mencari ke sesama teman mereka.

Misalnya saja teman kerja Supratno, kemudian ke Purwokerto bertanya ke teman Vivin (Pipin).

Kapan terakhir bertemu mereka saat masih hidup?

Tim Inafis Polres Banyumas melakukan olah TKP terkait penemuan 4 tengkorak dan kerangka manusia di belakang rumah warga Desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, pada Minggu (25/8/2019)
Tim Inafis Polres Banyumas melakukan olah TKP terkait penemuan 4 tengkorak dan kerangka manusia di belakang rumah warga Desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, pada Minggu (25/8/2019) (TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI)

Ya ketika Lebaran pasti saya sempatkan datang dan ketemu mereka.

Waktu mereka hilang dan ibu sendirian di rumah, yang suka membawa makanan juga saya.

Jadi yang beli-beli makanan apa saja itu saya.

Kadang saat libur ibu kepikiran banget, saya ngomong kalau nanti berjodoh lagi ya nanti pasti pulang.

Apakah tidak khawatir akan dihabisi juga?

Kalau dulu biasa-biasa saja karena jarang ngomong-ngomongan (saling berbicara panjang) dengan Saminah.

Kalau sekarang karena tahu kejadiannya seperti ini ya takut.

Oleh karena itu hukumannya ya seumur hidup, karena kalau tidak, maka berpotensi bisa mengancam orang lain terutama ibu dan saya.

Kalau hukumannya ringan nanti otomatis akan timbul, dua kali kejahatan.

Orang kalau sudah jelek maka bisa berpotensi, bukan saya menuduh, maksudnya adalah mengantisipasi itu.

Kerangka korban pembunuhan satu keluarga di Banyumas saat akan dimasukkan ke dalam mobil ambulans, Kamis (29/8/2019). TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI
Kerangka korban pembunuhan satu keluarga di Banyumas saat akan dimasukkan ke dalam mobil ambulans, Kamis (29/8/2019). TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI (Tribun Jateng/Permata Putra Sejati)

Pernahkah Minah mengajak bicara warisan dengan Pak Edi?

Tidak pernah, kalau sama saya tidak pernah, termasuk yang katanya lahan itu diagunkan dan di foto-foto oleh pihak bank saja, saya juga tidak tahu.

Sehingga tidak ada omongan warisan dengan saya.

Setelah kejadian ini Misem tinggal seorang diri, bagaimana?

Nanti rencana ya akan ikut saya, kalau misalnya begitu, tetapi saya tidak mau memaksakan, karena saya tinggal juga bersama mertua.

Beda jika saya mengontrak, karena saya masih bersama mertua. Besok-besok saya akan coba tawarkan ke ibu maunya seperti apa. (Tribunjateng/jti)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Wawancara Ekslusif Korban Selamat Pembunuhan 4 Bersaudara di Banyumas, Inilah Permintaannya


Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved