10 Pertanyaan Raditya Dika yang Bongkar Misteri KKN di Desa Penari, SimpleMan Tulis Kisah Nyata

Akhirnya terjawab sudah bagaimana Bima dan Ayu meninggal dunia. Raditya Dika berhasil mewawancara sang penulis cerita horor KKN di Desa Penari.

Penulis: Duanto AS | Editor: Duanto AS
Twitter/SimpleM81378523
Cerita berseri KKN di Desa Penari di Twitter. 

Akhirnya terjawab sudah bagaimana Bima dan Ayu meninggal dunia. Raditya Dika berhasil mewawancara sang penulis cerita horor KKN di Desa Penari.

TRIBUNJAMBI.COM - Raditya Dika akhirnya bisa wawancara penulis cerita horor KKN di Desa Penari.

Sepuluh pertanyaan diberikan ke pemilik akun Twitter @SimpleM81378523.

Cerita horor KKN di Desa Penari ini ditulis dalam thread Twitter SimpleMan selama 11 hari, sejak 24 Juni-5 Juli 2019.

Raditya Dika mengatakan banyak orang bertanya itu kisah nyata atau fiktif?

Sang penulis yang memposting pertama kali cerita horor mengatakan itu merupakan kejadian nyata.

Akun SimpleMan menulis itu merupakan pengalaman nyata saat KKN pada 2009.

(Tonton wawancaranya di akhir naskah)

Baca Juga

 Siapa Komika RN dan DN yang Ditangkap Polisi karena Narkoba? Ini Wajahnya

 Siapa Sebenarnya Widya? Mahasiswi dalam Thread Twitter Cerita Horor KKN di Desa Penari

 Siapa Sebenarnya Wika Salim? Ukuran Tubuh Sebenarnya Pedangdut Cantik yang Terlihat Mungil di TV

 Ibunda SBY Dimakamkan Hari Ini di Taman Kusir Jaksel, Riwayat Sakit hingga Ucapan Duka

 Cinta Penjual Ayam ke Siswi SMA Kelewat Batas, Jemput Pakai Mobil CRV Lakukan Hal Brutal

14 mahasiswa mahasiswi, meninggal 2 orang

Ada 14 mahasiswa dan mahasiswi mengikuti KKN.

Setelah KKN, ada dua orang mahasiswa dan mahasiswi yang meninggal dunia secara misterius.

SimpleMan menuliskan cerita itu dalam cuitan threadnya selama 11 hari, dari 24 Juni-5 Juli 2019.

Dia menulis ada 14 mahasiswa dan mahasiswi mengikuti KKN.

Namun dari jumlah itu, hanya enam yang dikisahkannya dalam cerita.

Enam mahasiswa itu ditulis dalam nama samaran, yaitu tokoh Widya, Nur, Ayu, Wahyu, Bima dan Anton.

Sang penulis juga sengaja menyamarkan nama lokasi desa, kota/kabupaten dan hutan yang diceritakan.

Cerita horor KKN di Desa Penari bersetting pada 2009.

Saat itu sekelompok mahasiswa angkatan 2005/2006 berencana untuk melakukan KKN.

Rencananya KKN bakal berlangsung selama 6 minggu, para mahasiswa ini menginap di sebuah desa terpencil yang berada di daerah timur Pulau Jawa.

Di situ para mahasiwa itu mengalami banyak keganjilan-keganjilan dan peristiwa mistis.

Penelusuran Tribunjambi.com, cerita horor KKN di Desa Penari pertama kali viral ketika dibagikan oleh akun Twitter @SimpleM81378523.

Poster Film KKN di Desa Penari
Poster Film KKN di Desa Penari (Kolase/Thread Reader/igtainmentt)

Hingga saat ini belum diketahui siapa di balik akun @SimpleM81378523, akun tersebut masih anonim.

Tulisan KKN di Desa Penari itu ada dalam dua versi, yakni versi Widya dan versi cerita Nur.

Kedua versi cerita tersebut menceritakan bagaimana kejadian-kejadian mistis yang dialami para mahasiswa dari pengalaman Widya dan satu lagi dari Nur.

Dua tulisan ini sama-sama seramnya. Hanya saja, sebelum membaca versi Nur lebih baik membaca versinya Widya.

Spekulasi lokasi sebenarnya cerita KKN di Desa Penari

Sang penulis pengguna akun twitter @SimpleM81378523 tidak menjelaskan secara pasti lokasinya.

Penulis hanya menyebutkan daerah yang dimaksud dalam beberapa huruf yang lokasinya ada di ujung timur Pulau Jawa.

Apa penyebab sang penulis tak mau menyebutkan secara jelas lokasinya?

SimpleMan tak mendapat izin pemilik cerita (pelaku).

Selain itu, alasan menjaga nama baik tokoh pelaku, kampus dan desa tempat KKN diadakan.

Berikut ini inisial daerah yang diduga tempat KKN itu dilaksanakan.

Sang penulis menyelipkan inisial-inisial lokasi KKN, yakni di sebuah Kabupaten B, alas atau hutan berinisial D dan desa W.

Netizen di Jawa Timur memperdebatkan lokasi KKN tersebut.

Ada yang menyebutkan Banyuwangi ada juga yang menyebutkan di Kabupaten Bondowoso, berdasarkan inisial huruf B.

Akun Facebook Bambang Eko Visianto juga berspekulasi lokasi kejadian dalam cerita KKN di Desa Penari.

Mulai dari kemungkinan lokasi di Banyuwangi maupun Bondowoso.

Analisis para netizen ini ditanggapi sang penulis yang menyebutkan sengaja menyebutkan beberapa kesalahan saat menuliskan lokasi sebenarnya dari kejadian tersebut.

Siapa sebenarnya sosok Widya?

Dalam cerita horor KKN di Desa Penari, penulis menceritakan enam orang mahasiswa.

Namun di akhir cerita, dia mengungkapkan sebenarnya tak cuma 6 mahasiswa, melainkan 14 orang yang mengikuti KKN.

"untuk peserta KKN nya pun sebenarnya bukan 6 orang, tapi 14 orang, gw perpendek untuk mempersingkat cerita beliau yang saling berkaitan satu sama lain
untuk kesalahan, pengetikan, dan bikin kentangnya, gw mohon maaf sebesar-besarnya," tulis akun SimpleMan.

Dia juga menjelaskan alasannya hanya menuliskan 6 mahasiswa dan bukannya 14 mahasiswa.

KKN di Desa Penari, 3 Hutan Angker di Jawa Timur yang Paling Mirip Lokasi Dimana Kisah Horor Terjadi
KKN di Desa Penari, 3 Hutan Angker di Jawa Timur yang Paling Mirip Lokasi Dimana Kisah Horor Terjadi (Twitter @SimpleM81378523)

Pesan Penulis

Di akhir cerita versi Widya, sang penulis menyematkan pesan kepada pembaca agar setiap orang selalu memegang teguh tata krama, saling menghormati dan saling menjaga dimanapun dia berada.

"Memang benar, manusia itu merasa besar, padahal sesungguhnya ada kebesaran lain yang membuat manusia gak ada apa-apanya di balik kalimat kecil, dimanapun kalian berada, junjung tata krama-
saling menghormati, saling menjaga satu sama lain, dan senantiasa bersikap layaknya manusia yang beradab," tulisnya.

"ini bukan tentang, hal yang sepele, siapapun kamu, dimanapun kamu berada, sekali lagi, jaga sikap dan prilaku karena sesungguhnya sebagai tamu, selayaknya tetap bersiteguh pada warisan pendahulu kita yang mengutamakan sopan santun terhadap tuan rumah," Tulis akun twitter @SimpleM81378523.

Berikut ini penggalan cerita yang diposting di akun Twitter @SimpleM81378523 :

Bagian awal cerita:

"tahun 2009 akhir,

semua anak angkatan 2005/06 sudah hampir merampungkan persyaratan untuk mengikuti KKN yang di lakukan dibeberapa desa sebagai syarat lanjutan untuk tugas skripsi.

dari semua wajah antusias itu di kampus, terlihat satu orang tampak menyendiri.

Widya, begitu anak-anak lain memanggilnya

ia tampak begitu gugup, menyepi, menyendiri, sampai panggilan telepon itu membuyarkan lamunanya.

"aku wes oleh nggon KKN 'e" (aku sudah dapat tempat untuk KKN) kata di ujung telpon.

wajah muram itu, berubah menjadi senyuman penuh harap
"nang ndi?" (dimana?)

"nang kota B, gok deso kabupaten K***li** , akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN" (di kota B, disebuah desa di kabupaten K*******, banyak proker untuk di kerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita)"

Bagian tengah cerita:

""Nur" panggil Widya, tapi sosok Nur seperti tidak mendengarkanya, ia masih berlenggak lenggok, sorot matanya beberapa kali melirik Widya, ngeri, tiba-tiba bulukuduk terasa berdiri ketika memandangnya.

dari jauh, sayup sayup, kendang terdengar lagi, Widya semakin di buat takut,
tabuhan gamelan sahut menyahut, campur aduk dengan tarian Nur yang seperti mengikuti alunan itu.

kaki seperti ingin lari dan melangkah masuk rumah, tapi Nur semakin menggila, ia masih menari dengan senyuman ganjil di bibirnya.
sampai akhirnya Widya memaksa Nur menghentikan tarianya, ia berteriak meminta temanya agar berhenti bersikap aneh, dan saat itulah, wajah Nur berubah menjadi wajah yang sangat menakutkan.

sorot matanya tajam, dengan mata nyaris hitam semua. Widya menjerit sejadi-jadinya.
kali berikutnya, seseorang memegang Widya kuat sekali, menggoyangkanya sembari memanggil namanya."

Bagian akhir cerita:

"Badarawuhi, iku salah sijine sing jogo wilayah iki, tugas Badarawuhi iku nari, dadi bangsa lelembut iku yo seneng ndelok Badarawuhi iki nari, nah, sak iki, Ayu kudu nanggung tugas Badarawuhi nari"
(Badarawuhi itu salah satunya yang jaga di wilayah ini, tugasnya ya menari, jadi bangsa lelembut suka melihat tarian dari Badarawuhi, sekarang, Ayu harus menggantikanya)

"Bima, kudu ngawini Badarawuhi, anak'e iku wujud'e ulo, sekali ngelahirno, isok lahir ewonan ulo"
(Bima harus mengawini Badarawuhi, anaknya itu berwujud ular, sekali melahirkan, bisa lahir ribuan ular)

"salah kancamu, wes ngelakoni hal gendeng nang kunu, dadi kudu nanggung akibate" (salah temanmu sendiri, jadi sekarang mereka harus tanggung jawab)
"Badarawuhi iku ngunu ratune ulo, bangsa lelembut sing titisan aji sapto, balak'e ra isok di tolak opo maneh di mendalno, mene isuk, tak coba'e ngomong apik-apik'an, wedihku, koncomu ra isok balek orep2"
(Badarawuhi itu ratunya ular, bangsa lelembut yang sudah tak terbendung, kutukanya, gak bisa di tolak apalagi sampai di buang, besok pagi, biar tak coba ngomong baik-baik, takutnya, temanmu tidak bisa kembali hidup2)
mbah buyut pergi, Nur, Wahyu dan Anton melihat Widya sendirian di pawon, duduk, sembari termenung.

"Goblok!! Bima karo Ayu asu!! kakean ngent*t!!" (bodoh!! Bima sama Ayu itu Anj*ng!! kebanyakan ngent*t)"

"Bima??

bagaimana?? meninggal juga, Malam sebelum dia meninggal, Bima teriak minta tolong, tapi ketika ditanya, kenapa dan minta tolong apa?

Bima berteriak ular, ular, ular, ia meninggal lebih dulu dari Ayu, tubuhnya di kebumikan, orang tuanya awalnya masih mau memperpanjang-
masalah ini sama pihak kampus, tapi akhirnya di cabut, dengan catatan, KKN tidak lagi di adakan di timur jawa lagi, sejak saat itu, kampus ini, hanya memperbolehkan KKN ke arah barat, tidak lagi timur, apalagi Desa yang jauh."

Untuk membaca cerita selengkapnya KKN di Desa Penari, buka LINK INI

Wawancara Raditya Dika

 Konsumsi Narkoba di Kamar Kos, RN & DN 2 Stand Up Comedy Ditangkap

 Demo Sejak Kamis (29/8), Seribuan Pengunjuk Rasa Dievakuasi dari Kantor Gubernur Papua Sabtu (31/8)

 Siapa Sebenarnya Wika Salim? Ukuran Tubuh Sebenarnya Pedangdut Cantik yang Terlihat Mungil di TV

 Mengapa Bima dan Ayu Meninggal Misterius? Keganjilan di Cerita Horor KKN di Desa Penari yang Viral

 Cerita Ganjil KKN di Desa Penari Viral di Medsos, Kisah 6 Mahasiswa Mahasiswi hingga Meninggal

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved