Serda Rikson Gugur

Serda Rikson Prajurit TNI yang Gugur di Papua Penugasan Dari Kodam II/ Sriwijaya Asal Jambi

Serda Rikson sendiri kabarnya berasal dari Jambi, orangtuanya tinggal di Tambaksari, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Editor: bandot
Instagram@Puspen TNI
Serda Rikson 

Serda Rikson TNI yang Gugur di Papua Dari Kodam II/Sriwijaya Asal Jambi

TRIBUNJAMBI.COM - Aksi unjuk rasa di Papua, mengakibatkan satu orang anggota TNI gugur, yakni Serda Rikson.

Unjuk rasa terjadi pasca Panglima TNI Marsekal Hadi Tjhajanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian pulang dari Papua.

Provinsi paling timur Indonesia itu kembali bergejolak, Rabu 28 Agustus 2019.

Di Kabupaten Deiyai, ratusan orang menggelar aksi demo di kantor bupati setempat.

Mereka menyerang aparat keamanan gabungan TNI dan Polri.

Satu anggota TNI tewas terkena panah dan 4 lainnya terluka.

Serda Rikson yang merupakan penugasan dari Kodam II Sriwijaya, gugur terkena panah.

Serda Rikson merupakan anggota dari satuan Yonka 5 /Serbu, Kodam II/ Sriwijaya.

Baca: Razia Mulai Hari Ini, Polres Tanjabbar Terjunkan 42 Personel Gelar Operasi Patuh 2019

Baca: Nikahi Janda Kaya Raya Asal Semarang, Delon Idol Beberkan Alasannya Nikahi Aida Chandra

Baca: Gagal Nikah, Artis Ini Depresi Padahal Sudah Sebar Undangan Pesan Katering, Begini Nasibnya Sekarang

Dia baru dua bulan tugas di Papua tergabung dalam Satgas Operasi Perbatasan Papua-Papuanugini.

Serda Rikson sendiri kabarnya berasal dari Jambi, orangtuanya tinggal di Tambaksari, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Orang tua Serda Rikson, Suardi mengaku tak menyangka mendapat kabar duka Serda Rikson menjadi korban saat menjalankan tugas di Papua.

Pasalnya dua hari sebelum dikabarkan gugur, Serda Rikson sempat menghubungi kedua orangtuanya di Jambi mengabarkan kondisinya baik-baik saja.

"Ketiko itu saya mengingatkan agar hati-hati di sana. Tugas di tempat orang itu harus hati-hati," kata Suardi.

Jenazah Serda Rikson Edi Chandra dari Yonkav 5 DPC Karang Endah Kodam II Sriwijaya yang gugur saat melakukan pengamanan di kantor Bupati Dinny Papua, direncanakan akan tiba di Palembang pukul 18.30, Kamis (29/8/2019).

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letkol Eko Daryanto membenarkan Gugurnya Serda Rikson saat menjalankan tugas di Papua.

“Nama anggota xang gugur Serda Rikson satuan dari Kodam II Sriwijaya,” kata Kapendam.

Menurutnya, saat ini jenazah Serda Rikson sedang di evakuasi menuju Nabire yang menempuh perjalanan darat sekitar 8 jam.

“Lagi upaya evakuasi menuju Nabire dari lokasi kejadian,” kata Kapendam.

Ada 5 anggota aparat keamanan gabungan TNI dan Polri terluka akibat dipanah warga saat aksi unjuk rasa berlangsung di Halaman Kantor Bupati Deiyai.

“Ada 5 yang terkena panah dan salah satunya meninggal. Hingga saat ini situasi mencekam,” ungkap dia.

Dari informasi, ratusan massa yang menggelar aksi unjuk rasa berupaya menyampaikan aspirasi tertulisnya kepada bupati.

Namun bupati belum berada ditempat sehingga massa mulai marah dan menyerang aparat.

Aksi unjuk rasa di Deiyai hari ini adalah yang kedua kalinya.

Sebelumnya aksi yang sama berlangsung 24 Agustus lalu diikuti ribuan massa.

Bahkan massa sempat mengibarkan bendera bintang kejora (symbol Papua Merdeka) ditengah lapangan.

Bahkan aksi unjuk rasa bersamaan seperti di Paniai pasa saat itu, massa menuntut Bupati Paniai menantangani persetujuan akan Refrendum Di Papua.

Laporan Mabes Polri

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengkonfirmasi adanya enam aparat keamanan menjadi korban dalam kontak senjata di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Dedi menyebut 1 anggota TNI Angkatan Darat gugur dalam kontak senjata tersebut.

Sementara lima anggota Polri terluka akibat panah.

Baca: Paranormal Tak Bisa Mengatasi, Istri lalu Kirim Pembunuh Bayaran untuk Habisi Suami dan Anak

Baca: Video, 6 Makanan Ini Terbukti Ampuh Kurangi Kecanduan dan Hentikan Kebiasaan Merokok Secara Total!

Baca: Jadwal, Syarat Cara Pendaftaran, Dokumen Penting & Gaji Terbaru CPNS 2019, Pendaftaran Oktober 2019

"1 anggota TNI AD gugur, ada tambahan 5 anggota Polri terluka (akibat) panah," ujar Dedi, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (28/8/2019).

Ia menjelaskan awal mula kontak senjata terjadi akibat unjuk rasa yang dilakukan 150 orang dengan tuntutan meminta bupati setempat menandatangani persetujuan referendum.

Saat itulah, tiba-tiba massa berjumlah ribuan datang dengan membawa senjata tajam dan menyerang aparat keamanan.

Sementara itu, terkait adanya korban dari masyarakat sipil, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengaku berita tersebut belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.

"Jadi informasi tersebut masih terus akan dicek oleh Polda Papua," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya terus berupaya mengendalikan dan mengamankan aksi massa tersebut.

Bersama tokoh masyarakat dan pemerintah daerah pihaknya mengimbau warga untuk tak terprovokasi sehingga tercipta suasana kondusif.

"Saat ini diupayakan semaksimal mungkin supaya situasi kondusif di wilayah tersebut," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved