Tari Seblang, Ritual Mistis di Banyuwangi yang Dikait-kaitkan Dengan Cerita Horor KKN di Desa Penari

Spekulasi pun bermunculan ada yang menyebut tarian tersebut merupakan Tari Seblang yang berasal dari daerah Banyuwangi di Jawa Timur

Editor: bandot
Surya/Sri Wahyunik
Tari Seblang Banyuwangi 

Tari Seblang, Ritual Bernuansa Mistis di Banyuwangi yang Dikait-kaitkan Dengan Cerita Horor KKN di Desa Penari

TRIBUNJAMBI.COM - Viral di media sosial cerita horor KKN di Desa Penari yang jadi perbincangan hangat netizen di dunia maya.

Cerita yang dibagikan oleh akun Twitter @SimpleM81378523 tersebut mengisahkan tentang para mahasiswa yang sedang menjalankan tugas akhir kuliah mereka, yakni Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa yang ada di Jawa Timur.

KKN di Desa Penari menceritakan tentang pengalaman 6 orang mahasiswa yang sedang mengerjakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa terpencil di daerah Jawa Timur di akhir tahun 2009.

Mahasiswa tersebut diantaranya yakni Widya, Nur, Ayu, Wahyu, Bima, dan Anton.

KKN dilaksanakan di sebuah desa yang berada di daerah paling timur di Pulau Jawa.

Baca: Fakta Cerita Horor KKN di Desa Penari yang Viral di Media Sosial! Dimana Lokasinya Jadi Perdebatan

Baca: Cerita Ganjil KKN di Desa Penari Viral di Medsos, Kisah 6 Mahasiswa Mahasiswi hingga Meninggal

Baca: Kisah Mistis Beredar Driver Taksi Online Terima Order Misterius, Alami Kejanggalan hingga Kesurupan

Pengalaman KKN yang semestinya berkesan tersebut berubah menjadi horor menakutkan ketika ada pantangan-pantangan dan norma-norma yang dilanggar oleh para mahasiswa KKN.

Ada dua cerita KKN di Desa Penari yang kini viral di media sosial, versi Widya dan versi Nur. 

Versi Widya

Versi Nur

Lokasi tempat KKN horor tersebut hingga saat ini juga jadi perdebatan penulis, ada yang menyebut daerah Bondowoso ada juga yang menyebutkan daerah Banyuwangi.

Penulis tak menyebutkan secara detail lokasi dengan alasan untuk menjaga privasi dan nama baik para pelaku dalam cerita kampus dan desa tempat KKN itu berlangsung.

Meski tak menyebut secara gamblang dimana lokasinya namun penulis menyebutkan inisial dari daerah-daerah yang disebut sebagai desa penari.

Dalam cerita yang dibagikan oleh sang penulis, disebutkan beberapa kali Widya dan Nur melihat sosok wanita sedang menari diiringi oleh alunan gending Jawa.

Spekulasi pun bermunculan ada yang menyebut tarian tersebut merupakan Tari Seblang yang berasal dari daerah Banyuwangi di Jawa Timur.

Seperti apa Tari Seblang?

Melansir dari Surya, Seblang merupakan ritual adat di desa setempat, merupakan tradisi sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan desa.

Acara yang digelar oleh warga Using Olehsari itu biasanya dimulai setiap hari ketujuh perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Namun pastinya, pagelaran ritual adat itu menunggu petunjuk dari leluhur yang disampaikan melalui sesepuh adat setempat.

Acara juga baru bisa berlangsung saat penari Seblang mengalami 'trance'. Sebab penari Seblang Olehsari menari dalam kondisi 'trance'.

Baca: Pengakuan DJ Bebby Fey yang Kirim Video Tak Pantas ke Youtuber Ternama dan Berbuat Dosa Lalu Ditipu

Baca: Nasib Mujur Petugas Kebersihan yang Kaget Diajak Nikah Bule Cantik Austria, Berawal dari Hal Ini

Baca: Menguak Kekayaan Pupung Sadili hingga Aulia Kesuma Sang Istri Muda Tega Membunuhnya, Punya Utang 7 M

Penari akan menari selama tujuh hari berturut-turut yang dimulai pukul 14.00 wib hingga menjelang maghrib.

Penari Seblang Olehsari bukanlah penari biasa. Hanya mereka yang memiliki keturunan darah Seblang dari penari-penari sebelumnya yang bisa menjadi Seblang.

Etnis Using di Banyuwangi memiliki dua ritual Using, yakni Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan.

Seblang Olehsari dirayakan setiap bulan Syawal dan ditarikan oleh gadis muda yang belum akil baligh (menstruasi).

Penari seblang olehsari tahun 2016(Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi)
Penari seblang olehsari tahun 2016(Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi) (Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi)

Sementara, Seblang Bakungan dirayakan setiap bulan Dzulhijjah (Idul Adha) dan ditarikan oleh perempuan tua yang sudah menopause.

Menurut Plt Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda, ritual yang bertujuan untuk memohon keselamatan itu berlangsung sakral dan magis.

Ritual itu diawali oleh seorang pawang membawa penari ke panggung pertunjukan untuk memasang mahkota.

Supani, penari Seblang dari Banyuwangi saat menari dalam kondisi trans atau hilang kesadaran diri.
Tari Seblang Bakungan dari Banyuwangi saat menari dalam kondisi trans atau hilang kesadaran diri. (surabaya.tribunnews.com/haorrahman)

Mahkota yang disebut 'omprok' itu terdiri dari janur kuning dan beberapa macam bunga segar di atasnya. Setelah itu para pawang membacakan mantra untuk memasukkan roh leluhur ke dalam tubuh sang penari.

Untuk menarikan Seblang, seorang penari harus kerasukan roh dari leluhur. Proses masuknya roh ini diiringi 28 lantunan gending, yang diawali Gending Lukinto.

Gending ini dipercaya oleh masyarakat Olehsari sebagai pemanggil arwah atau sebuah kekuatan halus untuk datang ke ritual seblang.

Untuk membuktikan roh sudah masuk dalam tubuh penari, pawang cukup menggoyangkan tubuh penari ke kanan dan kekiri, apabila 'nyiru' kosong yang sejak tadi di pegang penari jatuh dan badan penarinya terjungkal ke belakang menandakan bahwa penari sudah kerasukan.

Selanjutnya, pertunjukan diteruskan dengan lantunan gending-gending Using lainnya seperti gending Liliro Kantun, Cengkir Gadhing, Padha Nonton Pupuse, Padha Nonton Pundak Sempal, Kembang Menur, Kembang Gadung, Kembang Pepe, dan Kembang Dermo.

Pada saat gending Kembang Dermo ini dibawakan, penari Seblang membawa tampah yang berisi bunga yang bernama Bunga Dermo.

Pada hari ke-7 nanti, Seblang akan diarak keliling desa yang disebut ider bumi. Dia akan berjalan beriringan bersama pawang, sinden, dan seluruh perangkat menuju empat penjuru.

Penjuru tersebut adalah Situs Mbah Ketut yang dianggap awal berdirinya desa Olehsari, lahan Petahunan, Sumber Tengah dan berakhir di Balai Desa. Prosesi itu mengakhiri ritual Seblang Olehsari.

"Ritual ini untuk keselamatan desa, juga sekaligus sebagai bentuk terimakasih kepada para leluhur. Acara Seblang Olehsari ini masuk ke dalam kalender wisata tahunan di Banyuwangi, sekaligus Banyuwangi Festival tahun ini," ujar Bramuda.

Setiap tahun, ritual Seblang Olehsari itu selalu menarik magnet wisatawan. Sudah pasti, warga di desa setempat tumplek blek mendatangi lokasi Seblang.

Warga di luar Olehsari, bahkan dari sejumlah kecamatan di Banyuwangi juga antusias melihat pagelaran itu. Beberapa wisatawan asing juga melihat pagelaran tahunan. 

Penonton yang Kena Lemparan Selendang Harus Menari

Mengutip dari wikipedia Tari Seblang merupakan sebuah upacara ritual di Banyuwangi khususnya bagi masyarakat Suku Osing yang merupakan masyarakat asli Banyuwangi.

Tari Seblang masih banyak ditemukan di wilayah kecamatan Glagah, Banyuwangi, yakni desa Bakungan dan Olehsari.

Para penari Seblang disebut-sebut kuat menari selama berhari-hari, pemilihan para penari juga tidak sembarangan.

Para penarinya dipilih secara supranatural oleh seseorang yang biasa disebut masyarakat sekitar dengan Gambuh atau juga dikenal sebagai pawang, dan biasanya penari harus dipilih dari keturunan penari seblang sebelumnya.

Di desa Olehsari, penarinya haruslah gadis yang belum akil baliq, sedangkan di Bakungan, penarinya haruslah wanita berusia 50 tahun ke atas yang telah habis masa haidnya (menopause).

Baca: Siapa Sosok Youtuber Ternama yang Sempat Hubungan Intim Dengan Bebby Fey di Hotel?

Baca: Dody Sudrajat Sudah Jijik dan Muak, Vanessa Angel Malah Makin Jor-joran Unggah Foto Seksi Berbikini

Baca: Mantan Pacar Menolak Balikan, Pria Ini Kalap Hingga Todongkan Pisau ke Leher Tapi Endingnya Miris!

Tari Seblang biasa ditarikan setelah hari besar Islam, ada dua versi yakni di desa Olehsari diselenggarakan satu minggu setelah Idul Fitri, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan, diselenggarakan seminggu setelah Idul Adha.

Ritual Tari Seblang ini dilaksanakan untuk keperluan bersih desa dan tolak bala, agar desa tetap dalam keadaan aman dan tentram.

Ritual ini mirip seperti ritual Sintren di wilayah Cirebon, Sanghyang dedari di Pulau Bali.

Tari Seblang Banyuwangi
Tari Seblang Banyuwangi (Surya/Sri Wahyunik)

Tari Seblang ini dimulai dengan upacara yang dibuka oleh sang Gambuh atau pawang.

Sang penari ditutup matanya oleh para ibu-ibu yang berada dibelakangnya, sambil memegang tempeh (nampan bambu).

Sang pawang mengasapi sang penari dengan asap dupa sambil membaca mantera.

Setelah sang penari kesurupan (tak sadarkan diri atau kejiman dalam istilah lokal), dengan tanda jatuhnya tampah tadi, maka pertunjukan pun dimulai.

Penari seblang yang sudah kejiman tadi menari dengan gerakan monoton, mata terpejam dan mengikuti arah sang pawang serta irama gendhing yang dimainkan.

Kadang juga berkeliling desa sambil menari.

Setelah beberapa lama menari, kemudian si seblang melempar selendang yang digulung ke arah penonton, penonton yang terkena selendang tersebut harus mau menari bersama si Seblang.

Jika tidak, maka dia akan dikejar-kejar oleh Seblang sampai mau menari.

Musik pengiring Seblang hanya terdiri dari satu buah kendang, satu buah kempul atau gong dan dua buah saron.

Sedangkan di Olehsari ditambah dengan biola sebagai penambah efek musikal.

Dari segi busana, penari Seblang di Olehsari dan Bakungan mempunyai sedikit perbedaan, khususnya pada bagian omprog atau mahkota,baju,dan selendang.

Pada penari Seblang di desa Olehsari, omprog biasanya terbuat dari pelepah pisang yang disuwir-suwir hingga menutupi sebagian wajah penari, sedangkan bagian atasnya diberi bunga-bunga segar yang biasanya diambil dari kebun atau area sekitar pemakaman, dan ditambah dengan sebuah kaca kecil yang ditaruh di bagian tengah omprog.

Baju berwarna dominan hijau sampai kuning. Dan selendangnya diselipkan kepinggang.

Pada penari seblang wilayah Bakungan, omprog yang dipakai terbuat dari kain kaffan yang disuwir - suwir hingga menutup sebagian wajah penari,atasnya dari bunga kuburan. Baju berwarna dominan kuning kemerah - merahan.

Disamping unsur mistik, ritual Seblang ini juga memberikan hiburan bagi para pengunjung maupun warga setempat, dimana banyak adegan-adegan lucu yang ditampilkan oleh sang penari seblang ini.

Melansir dari situs banyuwangibagus.com Tari Seblang merupakan bentuk budaya tradisional ciri khas Banyuwangi.

Konon asal kata Seblang sendiri yakni merupakan singkatan dari Sebele Ilang atau Sialnya Hilang.

Warga mempercayai jika tidak melakukan tari seblang ini bakal mendapatkan musibah.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved