Siapa Sebenarnya Widya? Mahasiswi dalam Thread Twitter Cerita Horor KKN di Desa Penari

Mahasiswa dalam cerita KKN di Desa Penari itu ditulis nama samaran itu, di antaranya Widya, Nur, Ayu, Wahyu, Bima dan Anton.

Editor: Duanto AS
Twitter/SimpleM81378523
Cerita berseri KKN di Desa Penari di Twitter. 

Dalam cerita horor KKN di Desa Penari, penulis menceritakan enam orang mahasiswa.

Namun di akhir cerita, dia mengungkapkan sebenarnya tak cuma 6 mahasiswa, melainkan 14 orang yang mengikuti KKN.

d

"untuk peserta KKN nya pun sebenarnya bukan 6 orang, tapi 14 orang, gw perpendek untuk mempersingkat cerita beliau yang saling berkaitan satu sama lain
untuk kesalahan, pengetikan, dan bikin kentangnya, gw mohon maaf sebesar-besarnya," tulis akun SimpleMan.

Dia juga menjelaskan alasannya hanya menuliskan 6 mahasiswa dan bukannya 14 mahasiswa.

Pesan Penulis

Di akhir cerita versi Widya, sang penulis menyematkan pesan kepada pembaca agar setiap orang selalu memegang teguh tata krama, saling menghormati dan saling menjaga dimanapun dia berada.

"Memang benar, manusia itu merasa besar, padahal sesungguhnya ada kebesaran lain yang membuat manusia gak ada apa-apanya di balik kalimat kecil, dimanapun kalian berada, junjung tata krama-
saling menghormati, saling menjaga satu sama lain, dan senantiasa bersikap layaknya manusia yang beradab," tulisnya.

"ini bukan tentang, hal yang sepele, siapapun kamu, dimanapun kamu berada, sekali lagi, jaga sikap dan prilaku karena sesungguhnya sebagai tamu, selayaknya tetap bersiteguh pada warisan pendahulu kita yang mengutamakan sopan santun terhadap tuan rumah," Tulis akun twitter @SimpleM81378523.

Berikut ini penggalan cerita yang diposting di akun Twitter @SimpleM81378523 :

Bagian awal cerita:

"tahun 2009 akhir,

semua anak angkatan 2005/06 sudah hampir merampungkan persyaratan untuk mengikuti KKN yang di lakukan dibeberapa desa sebagai syarat lanjutan untuk tugas skripsi.

dari semua wajah antusias itu di kampus, terlihat satu orang tampak menyendiri.

Widya, begitu anak-anak lain memanggilnya

ia tampak begitu gugup, menyepi, menyendiri, sampai panggilan telepon itu membuyarkan lamunanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved