HEBOH - Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Ridwan Saidi Diprotes Sejarawan Hingga Gubernur Sumsel!
Pernyataan budayawan asal Betawi, Ridwan Saidi, yang menyebut Kerajaan Sriwjaya hanyalah fiktif menuai protes dari berbagai kalangan
TRIBUNJAMBI.COM - Pernyataan budayawan asal Betawi, Ridwan Saidi, yang menyebut Kerajaan Sriwjaya hanyalah fiktif, menuai protes dan menjadi viral di media sosial.
Sementara itu, sejumlah sejarawan hingga Gubernur Sumsel membantah pernyataan Ridwan Saidi yang diunggah di akun Youtube Macan Idealis itu.
Satu di antaranya adalah seorang ahli dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Retno Purwati. Dirinya menyebut pernyataan Ridwan Saidi tersebut tak memiliki dasar yang jelas.
Baca: Tak Bisa Tahan Nafsunya, Pria Pedagang Ayam Ini Setubuhi Pacarnya yang Masih Belia, Begini Nasibnya
Baca: Sinopsis Film No Escape Tayang Malam Ini Rabu (28/8) di Bioskop Trans TV!
Baca: SEDANG TAYANG Persija Jakarta vs PSM Makassar Live Streaming Indosiar, Cara Nonton Bola di HP
Baca: MotoGP Silverstone, Alex Rins Beri Kejutan di Garis Finish, Rebut Poin Tertinggi
Baca fakta lengkapnya:
1. Pernyataan Saidi viral di media sosial
Pada Jumat (23/8/2019), sebuah video di kanal YouTube Macan Idealis menampilkan Ridwan Saidi secara tegas menyebutkan jika kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan fiktif.
Saidi juga mengatakan, tidak ada tentara Portugis dan benteng Portugis, mereka hanya datang berdagang ke Nusantara.
Kontan video tersebut segera menuai komentar dan reaksi keras dari warganet.
Sejumlah ahli di Sumatera Selatan pun segera memberikan bantahan dan menegaskan bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah nyata.
Menurut Retno, pendapat Saidi di dalam video tersebut tidak memiliki dasar kuat.
Menurutnya, banyak bukti sejarah yang telah menunjukkan keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
"Buktinya apa (menyebut kerajaan Sriwijaya fiktif) coba tunjukan," kata Retno, Senin (26/8/2019).
Selain itu, Retno menjelaskan, buku dari peneliti seluruh negeri banyak membahas soal kerajaan Sriwijaya.
Selain itu, prasasti kerajaan Sriwijaya juga ditemukan.
"Pada zaman Belanda juga sudah disebutkan mengenai kerajaan Sriwijaya. Bahkan sampai sekarang masih jadi perebutan soal kota Sriwijaya, kalau fiktif kenapa harus diperebutkan," ujarnya.