Presiden Joko Widodo Sebut Situasi di Tanah Papua Sudah Normal
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku terus mengikuti perkembangan situasi di Papua dan Papua Barat.
TRIBUNJAMBI.COM- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku terus mengikuti perkembangan situasi di Papua dan Papua Barat.
"Saya terus mengikuti perkembangan yang ada di tanah Papua dan Alhamdulilah situasi sudah berjalan normal kembali," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (20/8/2019).
Jokowi juga melihat kepala daerah yang terkait dengan timbulnya gejolak di Bumi Cendrawasih, telah menujukkan contoh yang baik bagi masyarakat.
"Permintaan maaf sudah dilakukan dan ini menujukkan kebesaran hati kita bersama untuk saling menghormati, untuk saling menghargai sebagai saudara dan setanah air," papar Jokowi.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut ada dua kelompok yang tidak senang dengan upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun Papua dan Papua Barat menjadi sejahtera.
Ia menjelaskan, dalam lima tahun kepemimpinan Jokowi, Papua dan Papua Barat telah dibangun berbagai macam infrastruktur agar kesejahteraan masyarakatnya meningkat dengan baik.
"Itu dinikmati oleh masyarakat Papua, tapi ternyata ada kelompok-kelompok tertentu, baik itu pergerakan poros bersenjata maupun pergerakan poros politik. Itu justru merasa terganggu dan ada kecemasan yang nyata," ujar Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
Baca: Ternyata Masalah Sepele Ini yang Bikin Pria Surabaya Ini Tega Injak Kepala Ibunya yang Sakit Jantung
Baca: Istana Negara Sebut 8 Mobil yang Ditumpangi Presiden Jokowi Kerap Eror
Baca: VIDEO: Salah Kaprah Pemahaman Prada DP Mengenai Hukuman Seumur Hidup, Sempat Senang Berubah Menangis
"Kenapa demikian, karena kalau Papua maju mereka tidak punya alasan lagi sebagai bahan jualan ke luar negeri. Ini yang kita amati," sambung Moeldoko.
Ia mencontohkan, ketika pembangunan infrastruktur dijalankan dan kesejahteraan masyarakat meningkat, maka tingkat kepengaruhan kelompok bersenjata terhadap masyarakat menjadi berkurang.
"Juga demikian terhadap kelompok poros politik, begitu melihat Papua maju, maka dia enggak ada alasan lagi untuk jualan bahwa masyarakat Papua termarjinal," papar Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu pun melihat gejolak yang terjadi di Papua dan Papua Barat pada saat ini, turut dimanfaatkan oleh dua kelompok tersebut untuk memanfaatkan situasi
"Ada kelompok-kelompok yang memanfaatkan situasi itu. Jelas itu siapamereka. Dia bermain di situasi yang terjadi tapi Alhamdulillah dengan penuh kesadaran masyarakat ternyata tidak masuk dalam skenario mereka," pungkas Moeldoko.
Menkopolhukam bertemu sejumlah tokoh
Menteri Koordinator Politik, Hukum, Kemananan, (Menkopolhukam) Wiranto didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian melaksanakan kunjungan kerja di Manokwari, PapuaBarat, Kamis (22/8/2019).
Menkopolhukam, Kapolri, dan Panglima TNI menemui tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda Kabupaten Manokwari, di Swiss-Belhotel Manokwari.
Pertemuan dilakukan pasca-kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat.
Wiranto juga didampingi Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan.
Dalam kesempatan tersebut Wiranto menyampikan kedatangannya bersama petinggi TNI-Polri bukan untuk mengawasi terkait kerusuhan, melainkan menyalami dan bersilaturahmi.
"Kita gembira bisa langsung menemui teman-teman semua di Sorong dan Manokwari. Tujuan kami datang ke sini bukan untuk mengawasi atau memata-matai, tapi menyalami saudara kita terutama setelah insiden yang kita sesalkan bersama," tutur Wiranto.
Wiranto mengatakan, sebelum bertolak ke Papua Barat, ia bersama Panglima TNI dan Kapolri telah menemui Presiden Joko Widodo terlebih dahulu.
Baca: Hadir di Jamtos, Mitsubishi Motors Pamerkan Jajaran Produk Terbaru
Baca: Pengakuan Rayya, Pemeran Pria Video Vina Garut yang Kini Terjangkit HIV, Ngaku ke Polisi Biseksual
Baca: APBD-P Disetujui Dewan, Bupati Safrial Minta Setiap OPD Segera Realisasikan Kegiatan
"Beliau berpesan, pertama sampaikan salam persaudaraan dari kepala negara kepada seluruh kepala daerah dan rakyat Papua dan Papua Barat," kata dia.
Lanjut Wiranto, insiden yang terjadi sebelumnya dan menyebabkan kerusuhan di beberapa daerah di Papua murni ulah oknum tertentu.
"Kita yakin insiden ini dipicu bukan karena kita tak menghormati saudara warga Papua, atau karena kita melecehkan. Pelecehan dan penghinaa disusul aksi demonstrasi yang sampai membakar, itu semua tak ada kesengajaan tapi ada oknum yang tak bisa menahan diri sampai terjadi begitu," kata dia.
"Ini perbuatan oknum yang memang hobinya begitu. Bertahun-tahun kami hadapi orang usil di medsos, karena memang medsos kita sudah terlalu bebas sekali," sambungnya.
Baca: Cara Mengembalikan File Penting yang Terhapus dari HP Android
Baca: VIDEO: Salah Kaprah Pemahaman Prada DP Mengenai Hukuman Seumur Hidup, Sempat Senang Berubah Menangis
Menurutnya, modal dalam menghadapi hasutan dan hinaan serta adu domba adalah sabar, berfikir positif, dan saling memafaatkan.
"Saya gembira kejadian penyulut emosi berlangsung cepat dan segera berakhir, karena kesadaran kita semua, bahwa itu tak perlu dilanjutkan," imbuhnya.
Lanjut Wiranto, perusakan fasilitas yang dilakukan di sejumlah daerah sangat disesalkan, karena infrastruktur itu dibangun dari keringat dan uang rakyat.
"Ini dibangun untuk kesejahteraan, butuh lama membangun tapi dirusak bisa satu jam saja. Ini pelajaran bagi kita. Kalau ada emosi karena oknum, kita selesaikan secara musyawarah mufakat, tidak perlu terpancing," harapnya.
"Dengan peristiwa kemarin itu, merupakan pelajaran berharga untuk kita sadari bahwa merawat kebersamaan dan persatuan itu sebuah keniscayaan. Mau tak mau harus dilaksanakan," pungkasnya. (tribun-timur.com)