Di Ruang CCTV Batu Besar Dilempar hingga Tembus ke Kaca, Senin Sore Mencekam di Bandara Sorong

Beberapa yang terpaksa harus keluar dari bandara meminta pengawalan dari anggota TNI Marinir.

Kepala Seksi Keamanan penerbangan Bandar Udara Domine Eduard Osok Ardi Istamar Rasyid mengatakan, aksi tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIT dan berlangsung selama lebih kurang 25 menit.

Massa yang berjumlah puluhan orang merengsek masuk ke area bandara melewati pos polisi yang ada di gerbang.

Ada yang bahkan masuk ke konter check in.

Saat kerusuhan sedang terjadi di bandara, pesawat Lion Air dari Jayapura yang hendak mendarat memutuskan untuk batal mendarat.

Beberapa penerbangan berikut termasuk dari Ambon diizinkan mendarat setelah massa meningggalkan bandara.

Melihat kondisi semacam itu, operasional di bandara itu pada Selasa kemungkinan ditutup jika aksi kembali terjadi.

Demi keamanan pula, pesawat yang menginap di bandara itu diminta bergeser.

Dalam satu hari, terdapat 40 penerbangan dari dan menuju bandara tersebut. Jumlah penumpang yang per hari antara 2.000-3.000 orang.

Bandar Udara Domine Eduard Osok merupakan gerbang masuk Papua dan Papua Barat.

258 napi kabur

Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Ade Kusmanto menjelaskan, sebanyak 258 narapidana Lapas Sorong melarikan diri karena dipicu provokasi massa demonstrasi yang menggelar aksi di luar lapas pada Senin (19/8/2019).

"Rangkaian kejadian situasi keamanan di Papua Barat berimbas pada Lapas Sorong. Karena provokasi para pendemo dari luar lapas," kata Ade saat dikonfirmasi, Selasa (20/8/2019).

"Mereka melempari gedung lapas sehingga memicu emosi para narapidana," ujarnya.

Menurut Ade, sekitar pukul 13.00 WIT terdengar teriakan di dalam Lapas Sorong.

Saat itu petugas Lapas mampu meredam emosi para narapidana.