Mengenal Ni Luh Djelantik, Calon Kuat Menteri dari Bali, "Akan Ditelpon Jokowi"

Lewat akun Facebooknya, ia menyebut ada seorang perempuan Bali yang akan ditelepon oleh Presiden Jokowi dalam waktu dekat.

Editor: Nani Rachmaini
Ni Luh Djelantik 

Sementara nama-nama lain di luar kader PDIP yang masuk bursa menteri di antaranya anggota DPD Dapil Bali, Gede Pasek Suardika, Gusti Putu Artha, Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) I Dewa Palguna, Staf Khusus Presiden AA Ari Dwipayana, Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, dan lainnya.

Saat ini Bali memiliki satu wakil di Kabinet Kerja I yakni AA Gede Ngurah Puspayoga yang menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM).

Hanya Puspayoga yang merupakan kader PDIP, kemungkinan tidak lagi menduduki kursi menteri karena faktor kondisi kesehatan.

Sebelumnya, Jokowi memastikan jatah menteri untuk Bali di kabinetnya mendatang.

Hal ini disampaikannya usai menghadiri pembukaan Kongres V PDIP di Inna Grand Bali Beach Sanur beberapa waktu lalu.

"Yang jelas dari Bali pasti ada," katanya.

Namun saat disinggung lebih dalam mengenai siapa yang akan berpeluang menduduki kursi itu, Jokowi memilih tersenyum.

Sosok Ni Luh Djelantik

Dikutip dari wikipedia, Niluh Putu Ary Pertami Djelantik atau yang lebih dikenal dengan nama Niluh Djelantik wanita kelahiran 15 Juni 1975.

Di usia 44 tahun, dia dikenal perancang mode atau desainer asal Bali.

Ni Luh dikenal melalui karya-karyanya berupa desain sepatu yang sudah dipatenkan pada tahun 2008 dan banyak digunakan oleh pesohor dunia antara lain Uma Thurman, Gisele Bundchen, Tara Reid, Julia Roberts, Robyn Gibson, dan Paris Hilton.

Ni Luh adalah pemilik merk dagang sepatu Niluh Djelantik. Sebelum serius menekuni di bidang rancang sepatu, Niluh Djelantik meraih penghargaan Best Fashion Brand & Designer The Yak Awards 2010.

Kecintaannya pada sepatu menuntunnya menekuni bisnis sepatu yang kini telah dikenal dunia.

Tak hanya memenangi penghargaan, label ini juga telah menembus Globus Switzerland, salah satu retailer terkemuka di Eropa, pada 2011.

Pencapaian tersebut berlanjut di tahun 2012, di mana dia kemudian berkesempatan menjalin kerja sama dengan retailer dari Rusia.

Masa kecil yang keras menempa Niluh Djelantik menjadi sosok yang kuat. Berasal dari keluarga yang sederhana, kedua orangtuanya bercerai sejak ia berusia satu tahun.

Berawal dari pasar

Dibesarkan seorang diri oleh sang ibu, dia kerap menemani ibunya berdagang di pasar.

Meski begitu, memberikan pendidikan terbaik seolah menjadi tekad ibunda tercinta. Sayangnya, karena kekurangan biaya, Niluh kecil hampir tak pernah mendapatkan sepatu baru.

Dilansir dari Wikipedia, sepatu yang dimilikinya selalu terlalu besar dan tak pernah muat di kakinya.

Sepatu tersebut baru terasa pas saat kondisinya sudah rusak dan berlubang. Sejak itulah alas kaki selalu menjadi perhatian Niluh.

Niluh kemudian menempuh pendidikan di Universitas Gunadarma Jakarta sambil bekerja. Dari gaji pertamanya dibelikan sepatu seharga 15.000.

Meski terlihat pas di kaki, sayangnya sepatu tersebut masih tak nyaman dipakai.

Alhasil, ia pun kembali bersemangat dan bertekad untuk mendapatkan alas kaki yang lebih baik.

Selesai kuliah, Niluh kembali ke Bali dan bekerja di perusahaan busana milik Paul Ropp, seorang berkebangsaan Amerika Serikat.

Dipercaya menduduki posisi direktur marketing pada tahun 2012, penjualan perusahaan tersebut naik hingga 330% dan membuka 10 butik baru di beberapa lokasi.

Keberhasilan tersebut membawanya terbang New York. Sayangnya, ia jatuh sakit yang membuatnya tak dapat bepergian selama enam bulan. Akhirnya Niluh pun memutuskan pulang ke Bali.

Tekadnya membuat sepatu yang nyaman masih tetap membara. Alhasil, meski berada di Indonesia, Niluh mencoba peruntungan dengan menjalin kerja sama bersama Cedric Cador, pria yang kemudian menjadi suaminya.

Cedric sendiri bukan pemain baru. Ia kerap menjual barang-barang Indonesia di Eropa.

Dari kerja sama ini, lahirlah label Nilou, di mana proses pengerjaan sepatu di bawah label ini benar-benar mendapatkan pengawasan ketat dari Niluh.

Untuk menjaga kualitas sekaligus memastikan agar sepatu yang dihasilkan nyaman untuk dipakai, semua proses pengerjaan dilakukan secara konvensional menggunakan tangan.

Koleksinya mendunia

Koleksi pertama Nilou akhirnya dikenal di Perancis dan dunia.

Pesanan pun datang hingga 4.000 pasang. Sejumlah pesohor Hollywood papan atas seperti Uma Thurman, supermodel Gisele Bundchen dan Tara Reid, juga Robyn Gibson merupakan penggemar fanatik sepatu Nilou.

Di tengah kesuksesan yang dialaminya, badai cobaan kembali hadir.

Ujian itu bermula kala di pertengahan 2007, Niluh mendapatkan tawaran dari agen Australia dan Prancis untuk melebarkan sayap dengan memproduksi secara massal sepatu-sepatu dibawah labelnya. Rencananya, produksi tersebut akan dilakukan di Tiongkok.

Tak ingin cinta yang terlanjur melekat pada workshop sepatu buatan tangan tergantikan oleh mesin, secara tegas, Niluh pun menolak.

Ternyata keputusan yang ia ambil ini justru menjadi bumerang.

Tanpa sepengatahuannya, para penawar tersebut telah mematenkan Nilou dan tetap memproduksi secara massal di Tiongkok.

Dan imbas dari hilangnya kesempatan itu melahirkan karya baru dengan Niluh Djelantik yang dipatenkan pada tahun 2008.

VIDEO: Siswa yang Gagal jadi Paskibra Akhirnya Ditepon Menpora, Ini isi Perbincangannya

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:

Sumber: Tribun Bali dan Wikipedia 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Ni Luh Djelantik, Pengusaha Muda Asal Bali yang Disebut-sebut Calon Menteri Jokowi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved