Editorial

PDAM dan Lecutan di Musim Kemarau

Imbasnya, pengelolaan air bersih tidak bisa beroperasi seperti biasanya, hingga aliran ke pelanggan tersendat.

Editor: Deddy Rachmawan
tribunjambi/darwin
Aset PDAM Tirta Pengabuan, di Parit II Jalan Ki Hajar Dewantara, Keluarahan Patunas Kecamatan Tungkal Ilir 

PERSEDIAAN air bersih kembali menjadi satu di antara masalah saat puncak musim kemarau tiba.

Air memang hal utama kehidupan manusia dan itu tidak bisa ditawar.

Kabar terbaru, perusahaan daerah penyedia air minum sudah mengeluhkan ketersediaan bahan baku yang akan diolah untuk pelanggan.

Di Kabupaten Tanjab Barat misalnya, kemarau tahun ini mengakibatkan sumber air baku PDAM Tirta Pengabuan mengalami penyusutan.

Imbasnya, pengelolaan air bersih tidak bisa beroperasi seperti biasanya, hingga aliran ke pelanggan tersendat.

Ribuan pelanggan di sana mengeluh karena distribusi terganggu.

Mereka terpaksa mencari jalan lain untuk memenuhi kebutuhan, semisal menyediakan air galon. Imbasnya, tentu tingkat kerepotan tambah tinggi, begitu juga perlu merogoh kocek lebih dalam dari hari-hari biasanya.

PDAM Tirta Pengabuhan telah memberikan informasi ke pelanggan tentang gangguan ini.

Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Merangin.

Tinggi muka air sungai yang menjadi sumber mulai turun sehingga mengganggu produksi.

Agar produksi dan distribusi tidak terganggu, PDAM Tirta Merangin akan menurunkan pipa di sungai sumber air baku dan membentuk tim pengefesiensi penyaluran air.

Memang, bahan baku air berasal dari alam dan dipengaruhi kondisi musim dan berlangsung tiap tahun.

baca juga

Baca: Ratu Sosialita Berfoya-foya Bermodalkan Uang Rp2,1 Miliar Hasil Penipuan

Baca: TRIBUNWIKI - Zumi Zola dan 23 Tokoh yang Terima Gelar Adat Lembaga Adat Melayu Jambi

Baca: BREAKING NEWS, Mati Total, 5 Ribu Pelanggan PDAM Tirta Pengabuan, Tanjab Barat, Tidak Teraliri Air

 

Namun tentu kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan terjadi terus menerus ke depannya.

Seiring perkembangan perusahaan, jumlah pelanggan pasti juga bertambah.

Apabila tidak melakukan perbaikan, pelanggan yang terkena dampak pada musim kemarau berikutnya pun bertambah.

Perusahaan daerah ini perlu melakukan "usaha lebih" untuk mengatasi masalah yang ada terjadi bukan hanya di satu daerah saja. Langkah yang bisa dilakukan, misalnya membentuk tim khusus untuk riset daerah itu, untuk mencari sumber bahan baku baru atau persediaan bahan baku.

Langkah ini bukan seperti membalik telapak tangan, tidak bisa langsung berhasil, perlu waktu dan proses.

Musim kemarau tahun ini menjadi titik lompatan perusahaan daerah untuk melakukan terobosan baru, untuk perbaikan dari sisi produksi, distribusi dan pelayanan. Semoga sukses. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved