Atasi Karhutla, Danrem Meminta Pemprov Jambi Ajukan Rekayasa Cuaca
Berbagai upaya dilakukan tim Satgas karhutla di Jambi agar terhindar dari ancaman kekeringan, beberapa kali melaksanakan salat meminta hujan.
Penulis: Zulkipli | Editor: Teguh Suprayitno
Atasi Karhutla, Danrem Meminta Pemprov Jambi Ajukan Rekayasa Cuaca
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Dibandingkan tahun lalu, kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Provinsi Jambi pada tahun 2019 ini mengalami penurunan titik hotspot. Hal ini disampaikan oleh Dansatgas Karhutla sekaligus Danrem 042/Garuda Putih Kol Arh Elphis Rudy.
Dia mengatakan, titik kerentanan tetap ada namun tahun ini menurun. "Bukan peningkatan tetapi sudah penurunan. Mudah-mudahan kedepan dapat dipertahankan tidak ada hotspot," ujarnya kepada awak media, Selasa (13/8/2019).
Elphis mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan tim Satgas karhutla di Jambi, diantaranya beberapa kali telah melaksanakan salat untuk meminta hujan, agar ancaman kekeringan ini segera teratasi.
Disamping itu, pihaknya juga telah membuat surat permintaan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi untuk mengajukan rekayasa cuaca.
"Setidaknya dengan rekayasa cuaca bisa mengisi embung-embung air dan kanal yang sudah mulai kering. Apabila terjadi kebakaran, kita masih memiliki sumber air," tuturnya.
Baca: Dilanda Kabut Asap, Aktivitas Sekolah di Muarojambi Tetap Berjalan Seperti Biasa
Baca: Lima Jemaah Calon Haji Jambi Meninggal di Mekkah, Tiga Orang Meninggal Saat Wukuf di Arafah
Baca: Kurangi Dampak Karhutla, Maulana Imbau Warga Kota Jambi Kurangi Aktivitas di Luar Rumah
Baca: Hilang Kendali, Motor Dokter Puskesmas di Sarolangun Masuk Selokan, Nasibnya Tragis
Baca: Dilanda Kemarau Panjang, Wakil Wali Kota Jambi Ajak Warga Salat Istisqa
Elphis menyebut, sebanyak 1.512 personel tim satgas Karhutla di wilayah Provinsi Jambi terus disiagakan terutama di titik hotspot yang masih tersebar. "Untuk hari ini tidak ada api sekalipun, ada titik hotspot itu sudah dilakukan pendinginan," ungkapnya.
Sejauh ini terhitung dari Januari hingga Agustus 2019, Elphis mengatakan jumlah lahan yang terbakar itu sebanyak 350 hektare. Titik terbanyak masih terdapat di Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi akan tetapi sudah pendinginan.
"Masih Muaro Jambi sekitar 40 hektar, tapi sudah bisa dipadamkan sekarang upaya pendinginan oleh tim satgas," terangnya.
Elphis menyampaikan, ribuan personel serta tim gabungan Karhutla dalam melakukan pemadaman itu juga terus melakukan patroli dan upaya sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan terlebih disaat musim kemarau ini.
"Sekarang sudah ada 3 orang tersangka, untuk itu masyarakat jangan membakar hutan, masyarakat harus merubah mindset, karena bisa ditindak secara hukum," tandasnya.