Prabowo Diprovokasi Korbankan Ulama Agar Negara Rusuh, Mantan Danjen Kopassus Bikin Strategi Begini
Prabowo Subianto diprovokasi kelompok tertentu agar mengorbankan ulama dan ibu-ibu, dengan tujuan membuat negara ini rusuh
"Itu di luar dugaan banyak orang, itu namanya penumpang gelap gigit jari," kata Dasco.
Baca: VIDEO: Jutaan Jemaah Haji Bersiap Melakukan Ibadah Wukuf di Padang Arafah
Baca: Penjaga Pasar Malam Terlalu Melotot Saat Melihat, Kakak Adik Tusuk Korban Pakai Pisau dan Clurit
Baca: Polda Jambi Berhasil Amankan Tiga Perampok Asal Riau, Ini Kronologinya
Prabowo, lanjut Dasco, memang mengatakan kepada timnya akan mengambil tindakan yang tak diprediksi kelompok itu.
"Saya akan ambil tindakan yang bikin orang-orang itu enggak menduga," kata Dasco mengutip kembali pernyataan Prabowo.
Langkah selanjutnya ialah Prabowo Subianto membuka jalan rekonsiliasi dengan pesaing di Pilpres 2019.
Prabowo bertemu dengan presiden terpilih Joko Widodo.
Keputusan bertemu dengan Jokowi, ucapnya, tak diduga kelompok tersebut.
Ia menyebut Prabowo Subianto mengambil langkah itu karena masih ada sekelompok orang yang berusaha menghasut Prabowo.
Dasco menyebut kelompok tersebut ingin Prabowo mengorbankan para ulama dan emak-emak.
"Sesudah MK masih ada tuh, ada yang ngomong sama Prabowo, 'Pak, kalau mau rakyat marah, ulama dan emak-emak disuruh ke depan biar jadi korban, rakyat marah.' Prabowo pikir, 'Emang gue bodoh? Kan kasihan emak-emak, ulama mau dikorbankan,'" ujar Dasco.
Untuk mengantisipasi kekisruhan yang diinginkan penumpang gelap itu, kata Dasco, maka Prabowo merancang pertemuan dengan Jokowi.
Tujuannya, rekonsiliasi pascapilpres. "Untuk keutuhan NKRI, bukan mau minta menteri," terangnya.
Dirancanglah pertemuan rekonsiliasi secara diam-diam, senyap, dan bahkan tiba-tiba.
"Untuk persatuan bangsa, ketemu lah dua tokoh itu di MRT," pungkasnya.
Hingga akhir ceritanya, Dasco tidak bersedia mengungkap siapa di balik penumpang gelap itu.
Yang jelas, kata dia, Prabowo kesal terhadap kelompok ini.