Berita Jambi
The Power of Silaturahmi, Ini Hubungannya dengan Karhutla, Menurut Pakar Komunikasi Aqua Dwipayana
The Power of Silaturahmi, Ini Hubungannya dengan Karhutla, Menurut Pakar Komunikasi Aqua Dwipayana
Penulis: Nurlailis | Editor: Deni Satria Budi
The Power of Silaturahmi, Pentingnya Pendekatan Komunikasi dalam Pencegahan Kebakaran Hutan
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - BNPB menegaskan bahwa 99 persen kebakaran gambut merupakan faktor kesengajaan.
Ironisnya kejadian ini muncul setiap tahun. Untuk itu, yang dilakukan adalah pencegahan bukan mengatasi.
Dengan salah satu programnya menempatkan Satgas 1512 di rumah-rumah penduduk dan bersama-sama penduduk terdiri dari TNI, Polri, BPBD yang terbukti sukses dilaksanakan di program Citarum Harum.
Baca: Jambi Mulai Dilanda Kemarau dan Hujan Tak Kunjung Turun, Korem 042/Gapu Gelar Salat Istisqa
Baca: Presiden Ancam Copot Pangdam Hingga Kapolda, Ada 8 Polda yang Jadi Fokus Karhutla
Baca: Tim Kopassus Kena Cemooh Media Thailand, Hanya Serangan Kilat 3 Menit, Dunia Langsung Tercengang!
Jadi ada warga yang terbiasa membuang sampah di sungai diminta menghentikan kegiatan negatif tersebut. Ini juga yang dilakukan di enam provinsi, setiap hari melakukan satgas tinggal dirumah penduduk.
Pakar komunikasi, Aqua Dwipayana dalam acara pembekalan kesiapan menghadapi kebakaran hutan dan lahan Provinsi Jambi 2019 menyampaikan, tata cara pendekatan kepada masyarakat dengan judul The Power of Silaturahmi.
Baca: VIDEO: Viral, Ambulas Penumpang 5 Orang Menabrak Pembatas dan Terbalik, 2 Tewas di Tempat
Baca: Pakai Topeng Silikon & Kaos Pink, Bos Geng Narkoba Nyamar Remaja Putri Kelabui Petugas Penjara
Baca: VIRAL Sejumlah Pelajar Kembalikan Dompet Wanita Isi 900 Ribu yang Terjatuh, Netizen Beri Komentar
“Ketika datang ke penduduk yang pertama dilakukan adalah kesetaraan, kesejahteraan, dan keadilan. Hukum adalah pilihan terakhir. Pendekatan hati dan hati-hati jauh lebih efektif dan berkesinambungan,” ungkapnya, Rabu (7/8/2019) di BW Luxury Jambi.
Menurut staf ahli ketua Umum Koni pusat bidang komunikasi publik ini yang paling penting dilakukan untuk komunikasi pencegahan, pemadaman kebakaran hutan dan lahan adalah melakukan REACH baik di internal maupun dengan penduduk.
REACH merupakan singkatan dari respect, empaty, audible, clarity dan humble.
“Pertama adalah respect atau peduli. Apapun jabatan kita kita harus respect dengan orang lain, penduduk. Harus sopan dan memperhatikan tutur kata. Terutama terhadap orantua, kita harus menyimak karena menyimak adalah tingkat tertinggi dalam mendengar,” jelasnya.
Selanjutnya adalah empaty atau perhatian. Kita bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain dan jangan ragu-ragu untuk menyatu dengan penduduk.
Ketika mereka sudah merasa dekat, apapun yang kita minta, kita sarankan, akan dia jalankan. Termasuk menghentikan kebiasaan mereka membakar hutan.
Baca: Bacaan Niat dan Keutamaan Puasa di Bulan Dzulhijjah, Lengkap dengan Tanggal Pelaksanaan
Baca: Kebakaran Lahan di Tanjab Timur Merembet ke Kawasan Tahura, Damkar Masih Berjibaku Padamkan Api
Baca: Kabut Asap Belum Berbahaya? Jangan Meremehkan Kebakaran Lahan dan Hutan
"Gunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami. Lebih bagus lagi kita bisa menggunakan bahasa daerah setempat. Itu akan lebih mengakrabkan. Berbicara dengan masyarakat gunakanlah psikologi komunikasi dan komunikasi lintas budaya,” paparnya.
Lebih lanjut lagi ia memaparkan tentang tiga konsep dalam menanggulangi karhutla yaitu komitmen, konsisten dan kredibilitas.
“Kita harus menunjukan bahwa kita bisa dipercaya, lalu bagaimana kita memegang komitmen. Sehingga keberadaan kita bukan sebagai beban," ujarnya.
"Selanjutnya adalah konsisten. Ada banyak orang yang tidak konsisten karena faktor duniawi. Padahal kita sebagai makhluk beragama sudah ada rezekinya masing-masing,” tuturnya, menambahkan.
The Power of Silaturahmi, Ini Hubungannya dengan Karhutla, Menurut Pakar Komunikasi Aqua Dwipayana (Nurlailis/Tribun Jambi)