Aroma Kabut Asap Menyengat di Jambi, Dampak Bagi Kesehatan, Kanker Paru-paru Sampai Sakit Jantung

Padahal kabut asap dalam jangka panjang cukup berbahaya dampak bagi kesehatan mulai dari kanker paru-paru hingga sakit jantung.

Editor:
TRIBUN PEKANBARU
Kabut asap tipis menyelimuti kawasan Jalan Sudirman, Pekanbaru, Jumat (15/3/2019). KABUT ASAP Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Sebabkan Penerbangan di Bandara Pinang Kampai Dibatalkan (Tribun Pekanbaru/Theo Rizky) 

TRIBUJAMBI.COM - Aroma kabut asap mulai menyengat hidung masyarakat Jambi terutama malam hingga pagi hari.

Aroma menyengat kabut asap ini dirasakan masyarakat yang tinggal di kota Jambi dalam beberapa minggu terakhir.

Windi seorang kariawan perusahaan swasta menyebut jika kabut asap dirasakan sepanjang jalan kota Jambi pada malam hari.

Bahkan aroma kabut asap sampai masuk ke dalam ruangan rumah hingga perkantoran.

Padahal kabut asap dalam jangka panjang cukup berbahaya dampak bagi kesehatan mulai dari kanker paru-paru hingga sakit jantung.

Berikut adalah efek jangka pendek akibat tinggal di lingkungan dengan kualitas udara yang buruk, seperti kabut asap, seperti dilansir Tribunjambi.com dari Alodokter.com

Baca: Usai Heboh dengan Video Pamit Ria Ricis Mendadak ke Kantor Polisi Laporkan Netizen

Baca: Kapan Listik Mati akan Menyala, Cek Selengkapnya di Situs Pelita PLN

Baca: Tak Kuat Tahan Air Mata, Irfan Sujud Syukur, Terpilih Jadi Pemenang Tribun Barber Day Out 2019

Susah bernapas dan kerusakan paru-paru

Tingginya konsentrasi asap di udara akan membuat kita sulit bernapas dan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Hal ini terutama menimpa mereka yang banyak beraktivitas di ruangan terbuka. Penelitian menunjukkan bahwa menghirup kabut asap ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit paru-paru seperti infeksi paru-paru terutama pada anak-anak, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan kanker paru-paru.

Batuk dan iritasi tenggorokan

Saat terkena paparan asap, seseorang dapat mengalami batuk dan iritasi tenggorokan. Umumnya keluhan ini berlangsung selama beberapa jam. Namun, efeknya bagi sistem pernapasan manusia bisa berlangsung lama walau gejala sudah menghilang.

Memperburuk gejala penyakit paru-paru

Penyakit asma dan PPOK berisiko menjadi semakin parah jika menghirup kabut asap. Penelitian di Thailand menunjukkan bahwa pada musim kabut asap, jumlah kunjungan di unit gawat darurat terkait kambuhnya gejala penyakit asma dan PPOK turut meningkat. Hal ini dikarenakan zat yang terkandung dalam kabut asap bersifat iritatif dan dapat membuat paru-paru meradang.

Berdampak kepada fungsi jantung

Partikel-partikel yang ada dalam kabut asap berisiko menginfiltrasi aliran darah manusia sehingga dapat berakibat buruk bagi jantung. Hal ini terjadi karena partikel dalam kabut asap biasanya sangat kecil, yaitu kurang dari 10 mikrometer. Makin kecil ukuran partikel, maka makin besar risiko yang bisa ditimbulkan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan kabut asap dalam jangka panjang berkaitan erat dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan plak pada pembuluh darah. Hal ini diduga berkaitan dengan proses peradangan yang muncul karena paparan partikel di dalam kabut asap.

Baca: Prajurit Kopassus Kunyah Ular Kobra Hidup-hidup, Lalu Darahnya Diteguk: Menhan AS Terbelalak

Baca: Tugas KPPS Pilkada Tak Seberat Pemilu Serentak, KPU Tak Khawatirkan Kejadian Serupa Terulang

Baca: Ikut Pilkada di Kabupaten Tanjab Barat, Anwar Sadat Siap Lepaskan Kursi di DPRD Provinsi Jambi

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved