Putra Mantan Presiden Ini Bakal Jadi Menteri Jokowi Dari Partai Golkar, Bersaing dengan 11 Nama Lain
Beberapa waktu lalu, Gerindra memiliki daftar nama tokoh yang berpotensi menjadi calon menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Lahir di Kudus 45 tahun lalu, Nusron dikenal aktif membela Jokowi sepanjang Pilpres 2014 dan 2019.
Berbagai serangan terhadap Jokowi di Pilpres kerap ditangkis Nusron dengan data dan keilmuan yang dimilikinya.
Dia juga dipercaya menjabat Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
Sebelumnya, Nusron pernah menjabat anggota DPR RI periode 2009-2014 dari fraksi Golkar mewakili Jawa Tengah.
Kariernya mulai melejit saat dipercaya sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor - Nahdlatul Ulama.
8. Robert J Kardinal

Jabatan Robert sekarang adalah Bendahara Umum Partai Golkar.
Sebelumnya dia dipercaya sebagai Ketua Fraksi Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Joppy lahir di pulau Doom. Masa kanak-kanak hingga SMA dia habiskan di kota ini.
Setelah itu Joppy merantau dan bekerja di Jakarta.
Sebelum di Golkar, Robert aktif di Pemuda Pancasila, KNPI dan AMP.
Dia terpilih jadi Anggota DPR RI periode 2004-2009 Fraksi Golongan Karya (Golkar) Daerah Pemilihan Irian Jaya Barat, yang kini merupakan Papua Barat.
9. Rizal Mallarangeng

Rizal Mallarangeng dulunya seorang pengamat politik dan penulis.
Kemudian dia bergabung dengan Partai Golkar.
Saat ini menjabat Wakil Koordinator Bidang Penggalangan Khusus DPP Golkar dan Plt Ketua DPD Golkar DKI Jakarta.
Saat Pemilu 2019 ini, Rizal aktif mendampingi Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto kampanye ke daerah.
Sebelum dipercaya Airlangga, Rizal pernah jadi staf khusus Aburizal Bakrie yang menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di 2004 dan kemudian Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat pada tahun 2005.
Pendiri Freedom Institute ini merupakan saudara dari mantan Menpora Andi Mallarangeng.
10. TB Ace Hasan Sadzily

Ace saat ini menjabat Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar.
Saat Pilpres 2019, dia dipercaya menjadi salah satu juru bicara Capres Jokowi yang paling aktif.
Saat ini dia juga seorang anggota DPR RI dari Banten.
Pada Pemilu 2019 dia kembali terpilih menjadi anggota DPR.
Ace Hasan adalah seorang intelektual dan mantan aktivis.
Selain jadi dosen di UIN Jakarta, Ace Hasan aktivis pemuda Islam.
Dengan pendidikan terakhir S3 Ilmu Politik di Universitas Padjajaran. Bandung.
11. Zainudin Amali

Zainudin Amali saat ini masih menjabat anggota DPR RI dari Golkar.
Karirnya di politik terbilang cemerlang.
Pernah jadi sekjen Golkar, ketua Komisi II DPR RI, Wakil Ketua Komisi VII, dan sejumlah jabatan di parlemen lainnya.
Untuk jabatan organisasi, Amali pernah jadi Ketua Umum DPP Gema Kosgoro, Wasekjen DPP REI, dan Ketua DPP AMPI.
Pendapat Ketua Dewan Pakar Partai Golkar tentang Jatah Menteri dari Golkar
Pada Mei lalu, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, partainya layak jika mendapat 4 atau 5 kursi menteri dalam periode pemerintahan berikutnya.
Dilansir Kompas.com, Agung menyebut enam nama kader Golkar yang dinilai cocok menduduki kursi kabinet, jika Joko Widodo terpilih kembali sebagai presiden.
"Bahwa Partai Golkar tidak pernah kekeringan atau kekurangan kader yang mumpuni, yang cakap dan bisa bertanggung jawab dalam tugas-tugas ke depan, baik di eksekutif atau legislatif," ujar Agung di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (27/5/2019).
Dua nama yang disebut Agung yakni, Airlangga Hartarto dan Agus Gumiwang Kartasasmita.
Kedunya telah menjabat sebagai anggota Kabinet Kerja dan dinilai layak untuk melanjutkan kepemimpinan sebagai menteri.
Selain itu, Agung juga menyebut empat nama lainnya.
Masing-masing yakni, Ilham Habibie yang merupakan anak Presiden ke-3 RI BJ Habibie.
Kemudian, Ponco Sutowo, Ganjar Razuni dan Indra Bambang Utoyo.
Menurut Agung, nama-nama tersebut tidak diusulkan secara langsung oleh Dewan Pakar.
Namun, nama-nama tersebut beredar di kalangan internal DPP Partai Golkar, sebagai tokoh yang cocok mengisi posisi menteri.
"Tentu tidak bisa semua karena terbatas. Tetapi wajar lah, Golkar sebagai pemenang pemilu kedua mendapat 5 kursi," kata Agung.