Mahasiswa Solo baru Sadar Jadi Korban Skimming, Uang di ATM Rp 7 Juta Tinggal Rp 2.000
Keesokan harinya, Reza langsung mengurus ke bank BTN di Solo dan disebutkan oleh petugas bahwa saldo di ATM-nya hanya bersisa Rp 52.000.
"Ada ATM pun jauh banget harus ke kota," tulis Reza.
Keesokan harinya, Reza langsung mengurus ke bank BTN di Solo dan disebutkan oleh petugas bahwa saldo di ATM-nya hanya bersisa Rp 52.000.
Kemudian, pihak BTN cabang UNS menghubungi BTN Pusat dan disebutkan bahwa ATM milik Reza kemungkinan ada indikasi skimming.
Sebab, penarikan diketahui berasal dari Medan dan Batam.
Petugas BTN mengungkapkan bahwa pelaku tindakan skimming biasanya memasang alat di mesin-mesin ATM yang kurang pengawasan, seperti di pom bensin, supermarket, atau tempat lainnya.
Alhasil, Reza pun memblokir ATM-nya dan membuat surat pengaduan nasabah agar dikoreksi dan berharap bank bisa mengembalikan uangnya.
"Saya sudah mengajukan pengaduan nasabah ke BTN. Ini masih menunggu 14 hari dari tanggal lapor kemarin," ujar Reza, sebagaimana dikutip dari Kompas.com pada Selasa (30/7/2019).
"Kemungkinan awal Agustus sekitar tanggal 5, saya ke Solo. Dari BTN bilang kurang lebih prosesnya 14 hari kerja, jadi bisa lebih dari 14 hari," kata dia.
Sementara, hari terakhir pembayaran UKT pada Jumat (9/8/2019).
Selain itu, Reza mengungkapkan bahwa ia belum menghubungi pihak administrasi UNS, karena UNS sudah ada alur penundaan UKT.
Utas Reza ini mendapat sejumlah tanggapan dari netizen.
Salah satunya dari Banatul Murtafi'ah yang menggunakan akun @banatul_.
Menurut @banatul_, ia pernah mengalami kejadian serupa, juga di BTN.
"Saya pernah kehilangan hampir 20jt nder di akhir tahun 2018 ini tepatnya pas libur akhir tahun, insyaAllah uangnya kembali, krn kita banknya sama."
"Saya sempat kontak tmn2 yg kerja di BI dan yg jd pengacara, ini bbrp langkah jika kena skimming berdasar saran tmn2 saya," tulis @banatul_