Fintech Tingkatkan Pembayaran Digital, BI Pastikan Digitalisasi Kondusif Melalui 5 Visi SPI 2025
Belakangan kehadiran layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) seperti OVO, Dana atau Go-Pay semakin diminati.
Penulis: rida | Editor: bandot
Ketiga, menjaminin terlink antara Fin-tech dengan perbankan untuk menghindari risiko shadow banking melalui pengaturan teknologi digital (seperti Application Programming Interface-API), kerjasama bisnis, maupun kepemilikan perusahaan.
Keempat, menjamin keseimbangan antara inovasi dengan consumers protection, integritas dan stabilitas serta persaingan usaha yang sehat melalui penerapan Know Your Customer (KYC) & Anti-Money Laundering / Combating the Financing of Terrorism (AML/CFT), kewajiban keterbukaan untuk data/informasi/bisnis publik, dan penerapan reg-tech & sup-tech dalam kewajiban pelaporan, regulasi dan pengawasan.
Kelima, menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi-keuangan digital antar negara melalui kewajiban pemrosesan semua transaksi domestik di dalam negeri dan kerjasama penyelenggara asing dengan domestik, dengan memperhatikan prinsip resiprokalitas.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Batanghari Pantun Bukit mengatakan terjadinya peningkatan pembayaran non tunai atau digital berkat kehadiran fintech perlu didukung.
Menurutnya, bagaimanapun pembayaran non memiliki keunggulan dibanding pembayaran tunai atau menggunakan uang kartal.
Kehadiran fintech seperti OVO, Go-Pay dan DANA menurutnya telah berhasil memasyarakatkan pembayaran non tunai.
Namun perlu diperhatikan sisi keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.
Baik operator maupun BI sebagai regulator harus memastikan kondisi tersebut.
Pantun mengatakan konteks pertama dan utama dalam sebuah transaksi adalah keamanan.
"Sistem harus dibangun dengan baik. Pemerintah harus membangun sistem yang kuat jangan sampai ditembus. Saya khawatir kalau itu tidak dibangun, bisa merugikan masyarakat," ungkapnya.
Baca: Tsamara Amany dan Ruhut Sindir Soal Ucapan Besi dari Tiongkok, Begini Jawaban Anies Baswedan
Baca: Ternyata Telur Dinosaurus Berusia 65 Juta Tahun, Bocah Ini Tak Sengaja Temukan 11 Telur Saat Bermain
Baca: Siapa Sebenarnya Istri Wagub Jawa Timur, Saingi Luna Maya Mirip Suzanna Saat Kenakan Kebaya Hitam
Setelah keamanan, yang tidak kalah penting adalah kenyamanan.
Dalam transaksi non tunai yang terpenting adalah kondisi jaringan jangan sampai terjadi masalah saat melakukan transaksi yang berakibat merugikan masyarakat.
Misalnya tiba-tiba saldo berkurang akibat dari jaringan yang bermasalah.
Oleh sebab itu, baik operator maupun regulator harus memastikan ketersediaan jaringan yang representatif sehingga masyarakat tidak hanya merasa aman tapi juga aman dalam melakukan transaksi pembayaran non tunai.
Hal senada juga diungkapkan Yohannes Vyn Amzar, ekonom asal Universitas Jambi. Pembayaran non tunai melalui fintech telah menjadi tren tersendiri.