Ini Dia Profil Pistol HS-9 Senpi Organik Polri, Senjata yang Dipakai Menembak Mati Bripka Rachmat

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di Depok. Brigadir Rangga Tianto tembak mati

Editor: ridwan
Ilustrasi --Pistol 

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di Depok. Brigadir Rangga Tianto tembak mati rekannya, Bripka Rachmat Efendy, menggunakan senapan genggam tipe HS-9.

Bripka Rachmat yang merupakan senior Brigadir Rangga ditembak sampai tujuh kali hingga tewas di tempat kejadian. 

Rangga diduga tersulut emosi karena Rahmat menolak membebaskan FZ.

"Pelaku atas nama Brigadir Rangga ini merupakan paman dari saudara Fahrul yang diamankan oleh Bripka Rahmat tersebut," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Asep Adi Saputra di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (26/7/2019).

Akibatnya, Bripka Rahmat tewas di tempat. Peristiwa itu terjadi di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/7/2019) pukul 20.50 WIB.

Rangga menembak rekannya itu dengan menggunakan senjata organik milik Polri pistol jenis HS-9.

 

Baca: Terungkap Hubungan Brigpol Rangga Mau Bekingi Pelaku Tawuran, Tembak Mati Bripka Rachmat

Baca: SEDANG BERLANGSUNG Streaming Persib vs Bali United Siaran Langsung Indosiar Live Streaming Vidio.com

 

Bripka Rachmat Effendy (kiri) dan Brigadir Rangga Tianto
Bripka Rachmat Effendy (kiri) dan Brigadir Rangga Tianto (Istimewa)

Lalu bagaimana profil senjata organik milik polri yang juga menjadi senjata andalan milik FBI.

Mengutip laman resminya, HS 9 merupakan senjata genggam semi otomatis buatan HS Produkt, Kroasia. Pistol ini selain dipakai oleh Korps Brimob di Indonesia juga digunakan oleh biro penyelidik federal Amerika (FBI), polisi AS, juga kesatuan elit dunia.

HS Produkt didirikan pada tahun 1991, dimotori oleh dua insinyur mekanik Ivan Zabcic dan Marko Vukovic.

Mereka berdua berbagi peran, Vukovic sebagai perancang utama di balik sebagian besar produk senjata sedangkan Zabcic sebagai ahli senjata karena merupakan veteran perang Kroasia.

Menyusul keberhasilan pistol HS 2000 di pasar dunia, perusahaan ini lantas mengubah namanya menjadi HS Produkt.

Baca: Bak Kerasukan Setan, Brigadir RT Tembak Bripka RE hingga Tewas di Tempat: Lepaskan 7 Peluru

Pada pertengahan 2001, HS Produkt menjalin kontrak jangka panjang dengan perusahaan Amerika, Springfield Inc. yang merupakan pemasok senjata utama bagi polisi AS, militer, FBI dengan berbagai produknya termasuk pistol HS.

Sejak awal kerjasama tersebut, HS Produkt telah mencatat pertumbuhan penjualan senjata tertinggi di dunia. HS Produkt mengekspor 95% produknya ke pasar AS dan menjadi senjata pistol favorit di AS pada tahun 2003, 2006, 2009 dan 2013.

Karena kualitas dan kehandalannya, pistol ini juga menjadi favorit para penegak hukum di berbagai negara termasuk di Indonesia.

Baca: Gaya Fashion Millennials di Jambi, Harus Pintar Mix and Match

 

Di Indonesia HS 9 juga HS 2000 dipakai jajaran Korps Brimob Polri untuk memperkuat unit khusus seperti tim anti teror CRT (crisis response team), unit GAG (Gerilya anti Gerilya) dan misi Polri di PBB di Sudan.

Technical Data HS-9

 Length of barrel:Barrel rifling:Magazine weight.Trigger pull:Line of sight:Safeties:Special features:

 
140 mm/4″ & 5″     120 mm/3″
 
705g ( 4”/ cal. 9x19mm), 760g ( 4”/ cal. .40 S&W), 750g ( 4”/ cal. .45ACP),
735g ( 4” / cal. .357 SIG), 667g( 3”cal.9x19mm), 750g ( 5”cal.9x19mm)
 
16 rds.(cal. 9x19mm), 12 rds. (cal. .40, cal. .357 SIG), 13 rds. (cal. .45ACP)
 
“first knee” 10mm / total 13mm
 
Loaded chamber indicator
Firing pin status indicator
 
Front blade, dove tail, dot rear square notch, two dot, drift adjustable & replaceable
 
1. Grooved user friendly non-slip grip with thumb rests & combat style trigger guard
2. Rail system for laser and tactical light in front of the frame
3. Ambidextrous magazine release
4. Chrome plated drop free magazine
5. Fires under water up to 3m deep
6. Light weight ultra high impact polymer frame

Kronologi Penembakan

Tak lama kemudian, masih berdasarkan laporan itu, orang tua Fahrul Zachrie, Zulkarnaen (46), datang ke Polsek Cimanggis.

Baca: Pak Harto Tak Terima Bisnis Anak-anaknya Disentil: Benny Moerdani Dicopot dari Panglima ABRI

Baca: Komentari Viral Alumni UI Tolak Gaji Rp 8 Juta, Berapa Gaji Pertamanya Dian Sastro Setelah Lulus

 

Tak sendiri, Zulkarnaen turut mengajak Brigadir Rangga Tianto, yang juga berpakaian nondinas, untuk menemani.

Zulkarnaen dan Brigadir Rangga Tianto tertulis sama-sama warga Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Depok.

Setelah sama-sama bertemu di Polsek Cimanggis, Brigadir Rangga Tianto meminta agar Fahrul Zachrie jangan ditahan, melainkan dibina saja oleh orang tuanya.

Akan tetapi, permintaan Brigadir Rangga Tianto dibalas Bripka Rachmat Effendy dengan nada bicara tinggi.

"Proses sedang berjalan dan saya sebagai pelapornya," jawab Bripka Rachmat Effendy, dengan suara tinggi kepada Brigadir Rangga Tianto, seperti tersebut dalam laporan.

Suara tinggi Bripka Rachmat Effendy rupanya membuat Brigadir Rangga Tianto naik pitam.

Baca: Komentari Viral Alumni UI Tolak Gaji Rp 8 Juta, Berapa Gaji Pertamanya Dian Sastro Setelah Lulus

Baca: Raditya Dika yang Juga Lulusan UI Angkat Bicara, Soal Pernyataan Tolak Gaji Rp 8 Juta saat Interview

Dalam kondisi emosi, Brigadir Rangga Tianto langsung menghampiri Bripka Rachmat Effendy di ruangan SPK.

Ia lalu mengeluarkan pistol, lalu menembakkannya ke arah Bripka Rachmat Effendy sebanyak tujuh kali.

Peluru tersebut bersarang di bagian dada, leher, paha, dan perut Bripka Rachmat Effendy, hingga korban tewas seketika.

Disebutkan pula senjata api yang digunakan Brigadir Rangga Tianto menghabisi nyawa Bripka Rachmat Effendy adalah HS-9, pistol genggam semi otomatis kaliber 9 milimeter yang merupakan senjata standar anggota Polri.

Baca: Inilah Pelaku Curanmor yang Beraksi 21 Kali di Medan, Diringkus Polrestabes Medan dari Warnet

Baca: Kasus Novel Baswedan Sampai ke Kongres AS, Dilaporkan sebagai Pelanggaran HAM di Indonesia

Hasil Uji Balistik

Sementara itu, sebanyak dua dari tujuh peluru di tubuh Bripka Rachmat Effendi diuji balistik. Menurut Kaopsnal Yandokpol Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Edy Purnomo, Bripka Rachmat Effendi tewas ditembak 7 kali dari jarak dekat, oleh Brigadir Rangga Tianto.

"Hasil pemeriksaan sesuai dengan laporannya, ada 7 luka tembak. Kami temukan di paha bokong, perut, dada dan leher. Tapi yang di leher mengenai dagu," ucapnya Edy di RS Polri Kramat Jati, Jumat (26/7/2019).

Baca: Teguran Benny Moerdani Bikin Soeharto Menyesal Telah Mengabaikannya: Terbukti 14 Tahun Kemudian

Baca: Meski Dirayu Bergabung Koalisi Jokowi-Maruf, PKS Tetap Kekeuh Menjadi Oposisi Pemerintahan

Baca: Garuda Indonesia Bukukan Laba Bersih USD 19,7 Juta Pada Q1-2019

 

Ia menambahkan 7 peluru yang ditembakkan pelaku anggota Baharkam Polri, Brigadir Rangga Tianto, tak sampai menembus tubuh Bripka Rachmat lantaran mengenai bagian tulang.

Beberapa peluru dari senjata api berjenis HS 9, sambung Edy, diberikan kepada anggota kepolisian untuk dilakukan uji balistik.

"Dari 7 luka tembak itu 2 bersarang dan anak pelurunya sudah diberikan ke polisi dengan untuk penyesuaian pemeriksaan balistik," jelasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Profil Pistol HS-9 Senpi Organik Polri, Senjata yang Dipakai Menghabisi Nyawa Bripka Rachmat

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved