Haji 2019
Anggota DPRD Merangin yang ke Makkah Naik Motor Bawa Misi untuk Ibunya dan Para Ibu
Lilik Gunawan seorang anggota DPRD Merangin bertolak ke tanah suci, Makkah. Ia sudah bertolak dari kediamannya di Hitam Ulu, Kabupaten Merangin
Mengambil momentum ibadah haji tahun ini, Lilik Gunawan seorang anggota DPRD Merangin bertolak ke tanah suci. Ia sudah bertolak dari kediamannya di Hitam Ulu, Kabupaten Merangin sejak 8 Mei 2019 lalu. Lilik berangkat jauh-jauh hari sebelum masuk musim haji karena ia ke Makkah dengan mengendarai sepeda motor.
Sejak memulai perjalanannya sekitar dua bulan lalu, Lilik kini berada di Kuala Lumpur, Malaysia. Saat dihubungi kemarin (14/7), ia akan menuju ke Thailand lewat perbatasan atau border Bukit Kayu Hitam.
Lilik tak sendiri.
Ia mengajak serta anaknya balda yang berusia 4 tahun.
"Saya dan Balda dalam konidisi baik dan prima, begitu juga dengan kendaraan yang kami gunakan dalam kondisi baik," kata Lilik yang bertualang dengan Yamaha N Max warna merah marun miliknya.
Lilik dan Balda sudah melintasi Malaysia dan Brunei Darusalam. Negara selanjutnya adalah Thailand Myanmar, India, Pakistan, UEA lalu Arab Saudi.
Mengenai keikutsertaan anaknya, Lilik mengatakan ia memiliki alasan mengajak Balda anak bungsunya tersebut.
“Banyak orang yang bertanya, kenapa harus Balda yang diajak? Pertama karena dia punya ibu dan ibunya (Istri saya) mengizinkan walupun dengan berat hati. Kedua karena Balda baru berumur 4 tahun jadi belum sekolah. Ketiga karena Balda memiliki fisik yang lebih kuat dibanding kakak-kakaknya Diza dan Difa,” papar Lilik, Minggu.
Bahkan, fisik Balda juga sudah tertempa di alam. Beberapa waktu lalu Balda sudah menginjakkan kaki di puncak Gunung Agung.
Gunung yang berada di Bali itu memiliki ketinggian 3.114 mdpl. Dan keempat, sambungnya, karena Balda satu-satunya anak laki-laki.
Berhaji dengan mengendarai sepeda motor melintasi banyak negara tentu memiliki pengalaman berbeda dengan berhaji seperti jamaknya Jemaah tanah air.
Menurut politisi PKS ini dengan bersepeda motor, dirinya bisa dapat bertemu dengan banyak orang dari Bergama suku dan etnis.
Lilik juga membawa serta misi khusus dalam perjalanannya ini. Ride For Moms, begitu slogan yang dibawa pria kelahiran Solo ini.
Ia menargetkan untuk mengumumpulkan 1.000 pesan cinta untuk ibu yang berisi pandangan setiap orang akan arti seorang ibu.
Itu sekaligus pesan agar kita selalu menjaga dan mencintai sosok seorang ibu.
"Sekarang sampai di KL (Kuala lumpur) dan sudah 573 pesan cinta kami kumpulkan. Dan akan kami selesaikan di sisa perjalan ke Saudi dan kembali ke tanah air," kata Lilik.
Katanya, misi ini juga sebagai bentuk kampanye internasional anti kekerasan terhadap ibu di berbagai negara yang dilewati.
Lilik masuk ke Malaysia melalui Sambas. Sebelumnya ia menyeberang dari Surabaya ke Banjarmasin dan lanjut Palangkaraya sampai Pontianak.
Ia masuk ke Brunei lewat border Sungai Tujuh dan Kuala Belait.
baca juga
Baca: Jemaah Haji Indonesia Tiba di Mekkah Senin, Ini Tips Tak Rebutan Bus Saat Hendak ke Masjidil Haram
Baca: Askar Tampak Mengusir Jemaah Haji yang Sibuk Selfie atau Merekam Video
Baca: Bikin Sedih, Padahal Sudah 3 Kali Ikut Manasik, Ina Mengurung Diri karena Malu Batal Berangkat Haji
"Masuk ke Kota Kinabalu Sabah tanggal 7 Juli 2019, dan terbang ke Semananjung Malaysia tanggal 10 Juli," kata Lilik kemarin.
Biker Yamaha N Max ini kerap mengunggah aktivitas tualangnya di akun Facebook Jejak Palmar Jambi.
Pantauan Tribun di FB tersebut terkadang dia bertemu dengan klub sepeda motor, baik dari Indonesia maupun di luar negeri.
Lilik juga mengatakan, misinya juga untuk menemui beberapa tokoh yang bisa memberi garansi haji furudo bgai ibundanya.
Haji furudo adalah haji nonkuota namun legal. Kata dia, ada beberapa tokoh yang bisa memberikan undangan haji furoda.
"Saya juga sudah sampai di Brunei namun juga gagal bertemu Sultan Brunei karena padatnya acara beliau menjelang hari jadi Sultan ke-73. Sekarang tinggal Raja Salman," tutur anggota DPRD Kabupaten Merangin ini.
Perjalanan jauh ke tanah suci dengan motor adalah pengalaman pertama bagi Lilik dan Balda. Tanpa pendamping maupun tour guide, GPS pun tetap jadi panduan.
Perjalanan panjang ini hampir satu tahun ia persiapkan. Mulai dari riset tentang haji furoda, riset jalur, riset koneksi riders dan administrasi, perlengkapan sampai finansial.
Lilik bercerita, selama diperjalanan dia selalu dijaga oleh Allah dan tak menemukan kendala begitu berarti.
Sampai saat ini, kendala yang dihadapi hanya cuaca yang tak menentu, kadang hujan, kadang panas, kemudian jalur tanpa sinyal internet.
"Oh ya hal berat lainnya adalah rindu keluarga rindu rumah dan rindu tanah air," sambungnya.
Lilik menyebut hal yang menarik dalam perjalanan ini adalah rasa persaudaraan sesame bikers yang luar biasa.
Mereka (bikers), kata dia, sangat antusias. Bahkan urusan makan, penginapan sampai bahan bakar kerap dipersiapkan bikers.
"Bahkan beberapa kali saya temukan uang di saku celana dan rompi Balda. Saya nggak tahu itu dari siapa. Di Kinabalu malah terselip amplop di saku Balda berisi 500 ringgit Malaysia. Kalau dirupiahkan sekitar Rp 1,8 juta. Niat baik akan mendatangkan orang-orang baik.Amiin," katanya. (muzakkir)