SNIPER Legendaris Kopassus di Timor Timur, Siapkan 50 Peluru, 49 Untuk Musuh, 1 Untuk Diri Sendiri
TRIBUNJAMBI.COM - Seorang penembak jitu atau sniper sudah terlatih untuk bisa berjam-jam menunggu
Melalui doktrin latihan sniper, Tatang ditekankan lebih baik seorang sniper mati bunuh diri daripada tertangkap musuh.
Baca: BUKA-Bukaan, 30 Menit Berduaan Bersama Pria: Ini yang Dilakukan Vanessa Angel Sebelum Digerebek
Prinsip menyediakan satu peluru untuk menembak dirinya sendiri, itu sebenarnya tidak asing di kalangan pasukan khusus.
I Nengah Tamat
Sniper andalan TNI AD lainnya adalah I Nengah Tamat.
Mengutip dari militermeter.com, awalnya, dia tak pernah menyadari bahwa ia memiliki bakat menjadi seorang penembak runduk (sniper).
Berpuluh-puluh tahun kemudian, kapten infanteri yang berdinas Kopassus ini dikenal sebagai satu di antara sniper terbaik di Angkatan Darat.
Baca: BUKA-Bukaan, 30 Menit Berduaan Bersama Pria: Ini yang Dilakukan Vanessa Angel Sebelum Digerebek
Pria yang biasa dipanggil Kapten Tamat itu merupakan pemegang rekor Museum Rekor Indonesia. Dia menembak dengan susunan sasaran tembak terjauh yang pernah ada.
Kapten Tamat berhasil menembak tepat 11 target dalam jarak 600 meter dengan sebuah peluru.
Perjuangan memperoleh kemampuan ini tak mudah.
Sejak bergabung Kopassus pada 1996, I Nengah Tamat sudah digembleng menjadi penembak runduk.
Dia lolos dalam seleksi tes keahlian sebagai penembak runduk. Pelajaran demi pelajaran pun dia peroleh. Tes demi tes juga sudah dilewati.
Baca: Buaya Sinyulong Sepanjang 2 Meter di Sungai Geluntung Gegerkan Warga Desa Lubuk Jering
Ada seleksi dan pelatihan untuk menghasilkan seorang sniper, karena tugasnya berat.
Penembak runduk vs penembak jitu
Beberapa doktrin membedakan antara penembak runduk (sniper) dengan penembak jitu (marksman, sharpshooter, atau designated marksman).
Sniper terlatih sebagai ahli stealth dan kamuflase, sedangkan penembak jitu tidak.